DA BOSS

Twenty Four : Crazy

"Are you even crazy? Sanksi? Kau pikir ini permainan?!"Gue natap Shawn kesel banget emang.

"Buat apa ada peraturan kalau tidak ada sanksi bagi pelanggarnya, Babe?"

Gue memutar mata kesal. "Jangan panggil babe, aku merasa seperti babi."

Shawn pun terkekeh. Ngapain sih? Gue nggak ada niatan ngelawak juga.

"Okay, darling?"

"Tidak cocok. Kau seperti pedofil saat mengucapkannya."

"Honey?"

"Aku bukan madu dan anti di madu."

"Sweets?"

"Aku bukan manisan."

"Baby?"

"Aku bukan bayi,"

Shawn menggeram frustasi sambil mengacak rambutnya. "Tak bisa kah kita memulai ini semua layaknya pasangan normal?"

"Hubungan kita ini tidak normal, Shawn."

"Ya, sudah, aku panggil kau panda kalau begitu."

What the..?

"Kenapa dari sekian banyaknya panggilan sayang yang ada, kau memanggilku panda?! Namaku Vania!"

"Kau sendiri yang bilang kita tidak normal. Ya, sudah, aku panggil kau dengan nama tidak normal sekalian."

Gue memincingkan mata ke Shawn tajem. Belagu banget dah.

"Argh! Ya sudah, aku pilih dipanggil baby!"

"Tidak cocok. Kau garang seperti beruang grizzly. Nah! Itu, aku panggil kau Grizzle saja mulai sekarang."

Gue tercengo dan Shawn malah tertawa.

"Ya, ampun! Hahahaha, ekspresimu itu mirip sekali dengan gambar beruang yang aku lihat di internet!" Shawn tertawa keras dan gue cemberut.

"Sialan!"

"No, swearing, grizzle."

Gue memutar bola mata. Dasar titisan setan!

Otak gue pun memikirkan panggilan apa yang cocok dia dan kampretnya gue nggak dapet apapun.

Sialan emang.

Udah tinggi, badannya gede, jahat pula.

"You're so lame, Shawn... eh, hold up.. lame, lame, lame... Llama!"

"What?"

"Aku akan memanggilmu Llama mulai sekarang," gue pun tersenyum bangga.