Gue udah siap dengan setelah baju kerja baru. Gue natap pandangan gue di cermin. Aduh, cantik banget deh.
Baju, check.
Heels, check.
Make up, check.
Hair do, check.Oke, ini udah lumayan perfect lah ya buat ngelamar kerja. Gue ambil tas dan map CV terus langsung pergi ke lokasi.
Alexander Enterprise.
Sebuah perasaan besar yang bergerak di berbagai bidang. Property, perjalanan, advertising, dan lain-lain. Cabangnya ada beberapa di luar negeri tapi pusatnya di Kanada.
Gue liat dengan jelas tulisan "Interview Day" di depan pintu masuk. Gue senyumin satpam dan nunjukkin map gue. Dia ngerti lalu izinin gue masuk. Gue nyamperin resepsionis.
"Excuse me. May I help you?" tanya dia sopan. "Yes. I come for the interview."
"Okay. Take the lift up to second floor. Turn right and you will find the Interview place."
Gue senyum dan bilang terima kasih lalu nurutin apa yang dia bilang tadi. Gue cengo.
Ternyata yang interview itu banyak dan ngantri banget. Gue liat ada sekitar 10 orang di sini. Tambah gue jadi 11, belom lagi ntar yang datang belakangan.
Gue ngambil nomor antrian gitu kan ya. Anjir, serasa sembako kan. Dan gue dapet nomor 43.
Edan sekali. Ternyata banyak banget yang udah interview sebelum gue. Pada rajin banget mereka datang nyubuh ke sini.
Ternyata, yang di panggil itu sekali sesi 3 orang. Gue bisa bernafas lega karena ga harus nunggu lebih lama. Gue lihat beberapa ekspresi orang yang keluar dari ruangan.
Semuanya datar kayak gak punya perasaan.
Bahkan ada beberapa yang keliatan kacau.
Anjir! Di dalem itu sebenernya di apain? Kok gue ngerasa kayak sapi potong sih!
Perempuan yang duduk di sebelah gue tiba-tiba berbisik, "I'm pretty sure that they feel like they're fail."
Gue natap dia, "Why?"
"It's really hard to get a job here. This company is one of the most wanted places to work. Besides the big salary, this place has a really strict system and.. Outstanding image out there."
Sepertinya perempuan di sebelah gue ini suka gosip.
Ah, dia sejenis ama gue. Semoga kita bisa berteman akrab ya wahai bule Kanada. Kan seru gitu bisa rumpi bareng.
Gue ngangguk-ngangguk ngerti. "I see. Well, let's hope for the best we could get."
"Sure. You know, big money, big responsibility."
"Sure,"
"Btw, I don't think you're from here. Your accent explains a lot. You're from England?"
"No. I'm from Indonesia. My father is a British but my mom's Indonesian. So.. Yeah, I'm half british. I got the accent from him. What about you?"
"I see.. Well, basically I was born and grew up here in Canada. But, I'm a quarter spanish."
"That's cool. Hope we could be friends."
"Yes. But first, we need to get the job here, lol."
"Ahaha, yeah. Certainly. I'm nervous."
"So do I. I forgot to ask lol. What's your name?"
"Drewston. Vania Drewston. You?"
"Esmeralda. Amilia Esmeralda."
Kita ngobrol-ngobrol dikit gitu. Gue ngerasa surprise banget dia friendly. Biasanya kalau bule itu nggak seramah orang Indonesia yang pintar ngemix.

KAMU SEDANG MEMBACA
DA BOSS
Novela Juvenil"Because life is unexpected."- VLMD Ps. Gak berpedoman pada EYD :")