4. Bimbang

2.6K 102 4
                                    

Setelah sampai rumah, vania langsung membanting tubuhnya diatas kasur putih. Lelah. Itu yang menggambarkan wajah polos vania.

Namun, tiba tiba senyum mengembang indah di wajahnya. Ia memikirkan kejadian saat bersama fery. Saat fery mencubit pipi vania dan saat fery mengantar dan menjemput vania.

Vania menatap jendela kamarnya. Ia melihat hujan deras. "Dia udah sampe belum ya?" gumam vania.

Flashback on

Saat hujan menjadi sangat deras. Fery menghentikan laju sepedanya didepan sebuah warung bakso mang isman. Ia masuk bersama vania.

"Kita neduh disini dulu ya. Ujannya deres banget. Nanti kamu sakit lagi."

"Iya deh."

Kemudian fery dan vania duduk di bangku. Fery beranjak dari kursinya dan menghampiri mang isman selaku penjual bakso.

"Mang, baksonya dua sama teh angetnya dua ya."

"Iya den."

Kemudian fery mulai duduk di bangkunya bersama vania.

"Kamu kedinginan ya? Mau aku peluk?" ucap fery.

"Ihh.. Enak aja. Jangan macem macem. Malu ahh banyak orang." padahal batin vania ia sedang merasa kedinginan sehingga badannya bergetar karena kedinginan.

Tanpa pikir panjang fery langsung memeluk vania. Vania langsung skors jantung untuk beberapa kalinya hari ini.

"Fery... Udah.. Malu ah.. Banyak orang. Lepasin aku."

Fery melepaskan pelukannya dan langsung membetulkan posisi duduknya. Setelah itu, mang isman datang untuk mengantarkan pesanan mereka berdua.

"Silahkan di makan mas."

"Ohh.. Makasih ya mas."

Vania yang merupakan pecinta bakso langsung melahap semangkok bakso didepannya. Di tengah asik memakan bakso, ia tersedak saat makan. Fery langsung sigap mengambilkan teh hangat di dekatnya.

"Nih.. Minum minum.." sambil memberikan segelas teh hangat.
Vania langsung meneguk teh hangat pemberian fery.

"Makanya kalo makan pelan pelan. Gak sabaran sih kamu." dengan sedikit nada bercanda.

"Ihh.. Aku tuh suka banget makan bakso. Makanya suka gak pelan pelan kalo makan." sambil menyuap kembali baksonya.

"Ehh... Bentar." fery melihat ada sisa makanan tepat di samping bibir vania. Ia langsung mengambil tisu dan mengelap pinggir bibir vania menggunakan tisu.

"Ada sisa makanan dibibir kamu." sambil membuang tisu ke tong sampah.

Vania diam seribu bahasa. Entah karena malu makan belepetan. Atau ia sedang skors jantung lagi karena very.

Mereka langsung melanjutkan makan bakso hingga hujan mulai sedikit reda.

"Yuk. Udah kan makannya. Lanjut pulang keburu deres."

"Yok."

Mereka pergi meninggalkan warung bakso dengan sepeda fery. Fery melaju dengan kencang tapi tetap hati hati karena jalan licin.

Flashback off

Vania yang mengingat kejadian tadi senyum senyum sendiri.

"Fery - fery. Kenapa kamu hangat sama aku. Kenapa setiap saat kamu bikin aku baper karena kamu."

***

Fery langsung memikirkan sepedanya dalam garasi. Ia merasa hatinya berdebar sangat kencang. Terlintas dipikiran dia. Sosok perempuan yang amat sangat polos tapi gak bisa diem.

Ia langsung menuju kamarnya. Ia mengingat kejadian saat bersama vania.

Batinnya berkata. "Apa gw suka sama tuh cewek?"

Haii comeback again. Vote,vote vote, and comment.
See you.

Salam author gaje :v

Gagal moveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang