28. Jadian

1.2K 39 11
                                    

'Aku gak cemburu kok, karna aku tau.. Kamu tak pernah ditakdirkan untuk aku.'

Keesokan paginya, Vania berangkat sekolah di antar Dhevan. Vania masuk kelas dan duduk dibangkunya. Ia hanya melamun.

"Nape lo, kesambet apaan lagi lo? Kemaren girang banget gara gara Fery.. Sekarang, tuh muka kusut lagi kek jemuran belom di gosok." Cerocos Putri.

Vania hanya menoleh. "Brisik lu!"

Kemudian ia menengok ke arah pintu, ia mendapati Fery sambil merangkul Jesika ke dalam kelas. Mereka tampak mesra.

"Sayang, nanti kamu anter aku pulang kan?" tanya jesika dengan suara keras agar satu kelas mendengarnya.

"Iya dong sayang.. Kamu kan pacar aku, nanti juga kalo pulang sekalian jalan juga gapapa." ucap Fery yang berusaha membuat Vania panas.

"Aww, kamu cweett dech.. Akyu makin sayang sama kamu." kata kata itu membuat Vania jijik.

Fery tersenyum, ia melirik ke arah Vania. Dengan cepat Fery kembali merangkul Jesika. Kemudian kelas menjadi ricuh.

"Aciie cie.. Jadian nih ye?"

"Aww, akyuh baper nih gaes.."

"WOII, PJ LAH PJ"

"Ati ati.. Ntar malah mojok lagi."

"Sweet couple banget kan ya?"

"Cocok deh kalian."

"Andaikan doi gue kayak Fery, tapi sayangnya gue ga punya doi."

Dan semua lontaran kata kata itu membuat Vania panas. Sedangkan Jesika tersenyum senang dan puas.

Vania pun memilih untuk keluar dari kelas. Putri yang sadar akan itu ikut membuntuti Vania keluar. Ia menatap Vania dari jauh.

Vania meneteskan air matanya. Berkali kali ia mengusapnya dengan lengan bajunya. Bahkan saat Putri mendekati dirinya, ia berusaha menjadi lebih tegar.

"Gausah ditutup tutupin.. Gue tau kok lo nangis, gue tau kan lu ga nyangka ama kejadian ini. Lo pasti cemburu kan? Gue udah tau.."

Vania memalingkan wajahnya. "Siapa yang cemburu, gue ga cemburu kok.. Gue udah milik Dhevan seorang.. Ngapain gue cemburuin.."

"Ya teros?"

"Ya gue ga cemburu.. Karna gue tau dia ditakdirkan buat orang lain, dia ga berhak buat gue milikin.."

"Kalo lo ga ditakdirin buat dia, kenapa sampe sekarang semesta berlaku ngga adil sama lo?"

Perkataan Putri membuat Vania teridiam.

"Semesta masih aja mempertemukan lo sama dia.. Dan itu namanya bukan sebuah kebetulan Van." lanjut Putri.

"Udah lah put.. Seharusnya lo dukung gue buat move on.. Bukan bikin gue makin labil.."

"Terserah lo dah Van." lalu putri meninggalkan Vania sendirian.

***

Gagal moveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang