9. Hujan

2K 83 0
                                    

Aku selalu merasa nyaman disaat aku bersamamu.

Sepulang sekolah, fery mengajak vania berjalan jalan di taman komplek yang agak jauh dari sekolah. Taman yang indah, namun sepi.

Terdapat dua ayunan, dan terdapat bunga bunga yang indah.

"Fer.. Kenapa kamu ngajak aku kesini?"

"Aku mau ajak kamu main, karena aku tau.. Aku gak bakalan bisa main lagi sama kamu setelah ujian nasional." "aku juga gak mungkin kayak gini lagi pas sma."

Vania merasa sedih. Kali ini kedua kalinya ia merasakan kesedihan yang teramat dalam setelah mantannya meninggalkan dia tanpa kabar dan pergi begitu saja meninggalkan vania.

Vania duduk di ayunan. Wajahnya amat sedih dan gelisah. Fery berjongkok didepan ayunan yang diduduki oleh vania. Fery mengelus hangat wajah vania. Sesekali ia menolehkan pandangan vania ke depan wajahnya.

"Jangan nangis. Ini bukan akhir kok.. Ini baru awal.. Aku janji bakalan hal hal itu gak bakalan terjadi. Kita bakalan tetep bersama." fery menarik kepala vania menuju tengkuk leher fery dan memeluk vania.

Vania terlelap dalam pelukan fery. Tanpa sengaja, jatuh setetes air mata dari wajah cantik vania.
Hanya ada nyaman.

"Sekarang kita bakalan lalui hari ini tanpa kesedihan.. Aku mau ini hari perpisahan sekolah yang bahagia." sambil melepaskan pelukan vania. Vania mengangguk.

Fery bangkit dari posisinya. Ia berjalan ke arah belakang vania. Ia memegang tali ayunan dan mendorong halus ayunan tersebut. Vania merasa nyaman kali itu.

"Fer.. Aku sayang kamu."

"Aku juga sayang kamu."

Tanpa disadari ada yang sedari tadi memperhatikan mereka. Laras diam diam memperhatikan mereka. Ia sengaja mengikuti arah perginya fery dan vania dari belakang.

Laras menangis. Ia merasa sakit hati saat melihat vania begitu mesra saat bersama fery. Ia pergi meninggalkan mereka dengan penuh air mata.

Setelah kepergian laras, tiba tiba hujan mengguyur dan membasahi fery dan vania. Mereka langsung pergi ke sebuah pos untuk berteduh sebentar.

"Yah.. Fer ujan lagi.."

"Gak.. Hari ini harus tetep lanjut."

fery menarik tangan vania ke taman dan mereka hujan hujanan. Mereka berlari kesana kemari. Sesekali mereka menari bersama di bawah hujan.

"Ke masjid yuk.. Ashar berjamaah." ajak fery.

"Mmm... Okey.."

"Dideket sini ada masjid, dan ada mukenanya." fery menarik tangan vania ke sebuah masjid yang cukup besar di dekat taman.

Mereka tidak begitu basah, karna hujan tak begitu deras. Mereka berpisah di tempat wudhu.

Setelah selesai, vania keluar lebih dulu dari fery. Ia mencari mukena untuk dipakai solat. Ia baru saja ingin memakai bagian atasan, namun terhenti karna melihat fery selesai wudhu.

Lelaki itu terlihat dua kali lipat lebih tampan saat terkena air wudhu. Vania menatap lelaki itu. Lalu mereka melangsungkan solat berjamaah.

Setelah selesai, fery mengajak vania menuju rumah fery untuk membilas tubuh dan berganti pakaian.


Setelah selesai, hujan masih tetap deras. Fery mengajak vania le sebuah coffee shop dekat perumahan fery. Mereka menikmati hot chocolate bersama.

Fer.. Kamu memang hangat, tapi apa bakalan tetap lanjut sampai nanti sma. Aku takut kamu berubah. Batin aluna sambil menyeruput hot chocolatenya.

Malam berlalu, fery mengantar vania pulang sambil menikmati indahnya kota bandung.

Haii.. Vote vote vote.. And comment.

Yeayy... Happy 100 reads 🎉🎊. Semoga bisa lebih.

Dan kalian tau..

MEREKA TIDAK PACARAN

Tapi fery kok sehangat itu ya??

Fery hangat ya sekarang.. Tapi apa bakalan berubah ya?? Tunggu chapter berikutnya.

Maaf kan wattpad gaje ku ini

See you..

Gagal moveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang