'Mencintai seseorang, bukan berarti harus selalu mempermasalahkan masa lalunya.'
Flashback on~
"Van.. Ikut gue yuk." ucap Dhevan seusai menonton acara musik band disebuah kafe.
"Kemana? Udah sore Dhev."
"Udah.. Ikut aja dulu.." Dhevan mengambil motornya yang terpakir tidak jauh dari kafe.
Mereka pergi ke sebuah tempat yang tidak asing bagi Vania. Tempat yang pernah ia kunjungi saat bersama Fery.
Sebuah taman yang terdapat kerlap kerlip lampu kecil warna warni. Terdapat juga dua buah ayunan.
"Wow.. Dhev.. Ini semua kamu yang nyiapin?"
"Hooh.." Dhevan mengangguk sambil menatap kuku jari tangannya.
Vania mengangguk angguk. Ia sangat terkesan dengan taman ini. Awalnya, saat ia pergi ke taman ini bersama Fery, taman ini hanya sebuah taman biasa dengan bunga bunga dan beberapa pohon yang tumbuh.
'Fer.. Aku rindu.. Aku rindu kenangan kita yang lama.' Batin Vania. Hatinya merasa bergejolak. Matanya pun tampak berkaca kaca.
"Van.. Kamu kenapa.. Kamu nangis?"
"Ohh nggak kok.. Aku gapapa.. Ini kejutan, atau apa?"
"Ahh.. Ini belom kejutannya Van.."
"Hah? Maksud kamu?" Vania bingung.
"Kamu duduk deh diayunan."
Vania bingung. Tapi ia tetap mengikuti perintah Dhevan.
"Trus?" ucap Vania.
Dhevan menghembuskan napasnya. Ia berjalan ke belakang ayunan dan mendorong Vania Secara perlahan. Vania hanya diam, tak ada raut wajah bahagia timbul dari wajah manis Vania.
Tiba tiba hujan turun. Perlahan kemudian menjadi deras.
"Dhev.. Ujan. Pulang yuk.. Udah malem juga.."
"Biarin aja Van.. kamu belom pernah kan naik ayunan pas ujan ujanan.."
"Tapi dingin Dhev.."
Dhevan menghentikan ayunannya. Kemudian memeluk Vania dari belakang.
"Biarpun aku kena hujan ataupun bahkan salju.. Aku bakal ngerasa hangat saat aku bersama kamu.."
"Dihh.. Apaan sih.. Alay tau gak." Vania menahan tawanya dan hendak melepaskan diri dari pelukan Dhevan.
"Jangan pergi Van.. Biar aku sembuhin sayap cinta kamu yang udah patah karna Fery.. Walaupun kamu ga bisa pindah ke hati aku.. Tapi aku yang akan jemput kamu dan bawa kamu ke hati aku."
"Dhev.. Gausah alay deh.. kamu ngomong apa sih?"
"AKU SERIUS VAN!" tegas Dhevan.
Vania diam. Ia berusaha mencerna perkataan Dhevan.
Kemudian Dhevan menghentikan pelukannya. Ia berjalan di hadapan Vania lalu ia berlutut. Menyingkirkan rambut basah Vania yang terkena air hujan dan menutupi keningnya, Dhevan menatap Vania dalam dalam.
"Van.."
Vania menatap Dhevan tanpa kata kata.
"Will you be mine?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gagal moveon
Teen Fiction[Rank] #5 in moveon [15 Mei 2018] kenapa kamu dateng lagi? Kamu gak ngerasain sakitnya hati aku saat kamu datang lagi. Aku gak bisa pindah ke lain hati disaat sayapku telah patah karenamu. Aku juga ingin bahagia. Tapi kenapa kamu dateng lagi. Aku be...