27. Rindu

1.2K 52 9
                                    

'Kumohon, tetaplah disini. Aku masih ingin memelukmu, rindu ini membuatku egois hingga tak memperbolehkanmu pergi jauh dariku.'

"Akhh, sakit..." ucap Dhevan sambil memegang ujung bibirnya.

"Sakit ya? Sorry sorry, tahan dikit." ucap Vania.

Setelah mengantar Dhevan pulang, Vania langsung membersihkan luka di wajah Dhevan. Dhevan sangat memperhatikan wanita dihadapannya itu, sesekali ia tersenyum menatap wanita dihadapannya.

"Masih sakit ya?" ucap Vania usai meletakan kotak P3K.

"Ya, lumayan sih.. Tapi kalo ada kamu disini udah ga berasa sakit." ucap Dhevan merayu.

"Ahh, gombal mulu.. Makan tuh gombal.." sambil menyiapkan bubur ayam yang dibeli Dhevan.

"Gapapa, biar kenyang." Dhevan memperhatikan Vania.

"Oiya.. Om kamu kemana, dirumah kamu doang ya?" tanya Vania.

"Aku ga cuman dirumah kok, aku di hati kamu."

"Ihh serius.. Gombalan kamu receh tau."

"Hehehe.. Om aku lagi ke surabaya. Sebenernya ada bi tuti dirumah, tapu dia lagi cuti pulang kampung. Katanya sih tiga hari lagi baru balik."

"Oh." sambil menyendok bubur ayam dan menyodorkan ke depan mulut Dhevan.

Dengan cepat Dhevan langsung melahap suapan bubur ayam dari Vania.

"Jadi kamu sendiri dong dirumah.. Trus kamu sakit ga ada yang ngurus?"

"Ga ada lah.. Makanya aku beli bubur ayam sendiri, terus aku liat kamu sama Fery lagi berantem." sambil menguyah bubur ayam.

"Pantesan.." sambil menyodorkan kembali sesuap bubur ayam hingga habis.

Selesai makan, mereka berdua duduk di sofa ruang tamu sambil menonton televisi. Dhevan duduk sambil merangkul wanitanya, sedangkan Vania bersender di bahu Dhevan.

Tiba tiba notifikasi muncul di handphone Vania dari Fery. Dari pesan singkat, hingga telpon, namun Vania acuhkan.

Sebal, Vania mensilent handphonenya lalu memasukan kedalam tasnya agar Dhevan tidak merasa terganggu.

"Dhev.. Kamu masih sakit? Tapi jujur ya jangan gombal." tanya Vania.

"Engga kok, aku udah gapapa.. Besok udah masuk sekolah lagi kok, emang kenapa? kamu khawatir ya?" ucap Dhevan yang berakhir dengan menggoda.

"Ihh, pake nanya lagi.. Ya jelas aku khawatir lah.. Mana ada, cewek yang cowonya sakit ga khawatir." Timpal Vania.

"Iya iya.." Dhevan mengelus rambut Vania. sesekali ia mencium rambut wanitanya itu.

"Tapi besok kamu masuk sekolah lagi kan?"

"Iya, besok aku sekolah.. Kenapa? Kamu kangen ya?"

Vania mengangguk, lalu ia memeluk Dhevan. "Iya.. Aku kangen banget sama kamu, aku khawatir kamu sakit terus kamu luka kayak gini.."

Dhevan tersenyum. "Iya.. Aku juga kangen banget sama kamu, aku janji ga bakal bikin kamu khawatir deh.."

"Janji ya?"

"iya janji.."

Vania melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukan hampir jam setengah lima. Dengan cepat ia berdiri dari duduknya.

Gagal moveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang