17. Mantan

1.8K 61 5
                                    

"Hmm.. jadi gitu." Ucap Dhevan dengan suara lembutnya.

Vania menceritakan semua kisah pertemuan dan terakhir kali dia melihat Fery. Sebelumnya, ia menatap lekat Dhevan. Ia percaya jika ia bercerita pada Dhevan, ia akan lebih tenang.

Sekarang gantian Dhevan menatap lekat vania. Terlihat tetes demi tetes air mata jatuh dari kelopak matanya. Ia mengerti sekali perasaan Vania.

"Heyy.. semua bakalan baik baik aja.. jangan nangis." Ucap Dhevan.

"Jujur. Gue juga pernah ngerasain kayak gitu." Vania menatap Dhevan.

"Gue punya mantan, gue sayang banget sama dia. Waktu itu, dia ninggalin gue tanpa pamit atau bilang sepatah kata sama gue. Dan.." Dhevan menghentikan ucapannya.

"Dia ninggalin gue buat pergi ke london. Bahkan kita belum sempet putus."

Dhevan sedikit menundukan kepalanya. Lalu ia melanjutkan ucapannya. "Sebelum itu.. Gue sama dia sempet berantem karna masalah sepele. Dia mutusin gue pas di telpon."

"Jujur.. Gue masih sayang sama dia."

Vania terdiam. "But.. I'm okay. Gue udah berhasil move on dari dia. Dan gue saranin.. Lo buat move on dari cowok brengsek kayak gitu. Gue tau lu bakalan bisa pindah ke lain hati. Gue percaya itu." Dhevan mengusap ujung kepala vania untuk meyakinkan.

Vania tersenyum, lalu mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Ia merasa lebih tenang sekarang.

***

"Mau es krim." ucap vania dengan nada sedikit manja saat melihat sebuah kedai yang menjual es krim sundae.

"Boleh. Tapi lu traktir gue yak."

"Loh.. Kok gue?"

"Kan tadi lu kalah main basket. Katanya yang kalah traktir coklat sama es krim. Kan lu kalah." ucap Dhevan dengan nada sedikit menggoda.

"Beliin es krim dulu.. ntar pulangnya lu beliin gue coklat."

Terlihat wajah Vania mulai jengkel dengan Dhevan.

"Iya.. Iya.. Nih pegang." vania memberikan boneka besar itu pada Dhevan.

"ehh.. Gak mau. Lu aja yang pegang. Mana duitnya, gue aja yang beli. Lu tunggu sini aja." Dhevan mengembalikan bonekanya pada vania.

"Nih.. Es krim sundae yang stroberi. Dengan topping kacang." vania menyodorkan selembar uang kertas berwarna biru.

"Duit lu banyak juga. Kembaliaanya buat gue yak. Biasaa, ongkos jalan." ucap Dhevan menggoda vania lagi.

"Dihh.. Malak. Yodah cepetan sono beli." vania mendorong dada Dhevan.

Dhevan membalikkan badan sambil mengumpat. "Awas lu. Gue isengin.. Ntar gue pakein bubuk cabe di es krim lu. Hehehe." Dhevan terkekeh.

"DHEVAN GUE DENGER YANG LO OMONGIN. AWAS LO NGISENGIN GUE. SEPEDA LO YANG JADI KORBANNYA!" ucap vania setengah berteriak.

"Iya.. Iyaa.. Denger aja sih lo." lalu berjalan menuju kedai penjual es krim.

***

"yess.. Three point." ucap fery setelah memasukan basket kedalam ring.

Gagal moveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang