Taukah kamu.. Apa alasan ku mencintaimu? Namun kita hanyalah seorang patahan hati yang tak mungkin jadi satu.
Saat dikelas, vania hanya diam dan melamun. Sesekali ia melihat kedepan pintu. Apakah fery sudah datang. Vania merindukan fery.
Masuklah cowok yang putih dan tampan. Senyum vania mulai mengembang saat tau siapa yang datang. Itu fery.
Kemudian bel berbunyi.
Kringgg ~
Fery duduk disebelah vania. Mata fery tertuju pada gadis disebelahnya itu. Vania yang merasa diperhatikan, langsung mengarahkan pandangannya ke fery. Mata mereka bertemu kembali.
Selang beberapa menit, guru matematika datang. Dan mengatakan hasil ulanganya dibagikan.
Nama mereka disebut satu satu dan diberikan sebuah lembaran hasil ulangan. Vania kaget saat melihat dirinya mendapat 96. Ia melihat fery yang berbinar karna mendapat nilai yang memuaskan bagi dirinya.
"Dapet berapa fer?"
"Kepo dah lu.."
"Ihh.. Gw nanya baik baik juga."
"Haha.. Bercanda.. Dapet 95. Lu berapa?"
"Ahh.. payah lu.. Gw dong 96."
"Gaya banget lu.. Selisih satu angka doang juga.. Awas lu.. Ntar gw bakalan balap lu."
"Iyaa.. Jadiin."
Kemudian mereka terkekeh.
Krinngg~
Bel pulang berbunyi. Banyak anak keluar berhamburan. Laras datang menemui vania. Laras mengajak vania untuk kerumahnya.
"Van main kerumah gw yuk.. Lu kan udah lama gak kerumah gw."
"Mmm.. Okey.. Tapi gw telpon supir gw dulu ya."
Tanpa basa basi laras langsung menarik tangan vania menuju mobil laras. Didalam mobil hanya ada pak supir yang sudah duduk menunggu laras. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah laras.
Sesampai dirumah, laras mengajak vania ke kamarnya.
"Ortu lu mana ras?"
"Ayah gw lagi ke medan. Ibu gw lagi ke yogya.. Ada mitting dadakan katanya. Trus abang gw lagi kuliah."
"Jadi lu tinggal sendiri?"
"Iya.. Gw tinggal ganti baju dulu yak." laras menuju kamar mandi.
Vania hanya mengangguk.Vania menuju balkon kamar laras. Ia melihat betapa sejuknya udara dan pemandangan. Mata vania tertuju pada rumah minimalis. Ia melihat fery sedang menyapu halaman.
Datanglah laras, ia berdiri disamping sahabatnya itu. Vania tersentak kaget saat melihat laras sudah berganti pakaian dan berada di sebelahnya.
"Lu ngeliatin fery ya?"
"Mmm... Nggak kok.. Gw cuman liat ada rumah minimalis tapi keren."
"Ohh.. Itu rumah fery. Ayahnya seorang arsitek dan ibunya disainer."
"Mmm... Ras.. Alasan lu suka sama fery kenapa?"
Laras menarik napas dengan susah. Kemudian ia duduk di kursi santai yang ada di balkon. Vania ikut duduk disebelah laras.
"Sebenernya.. Alasan gw suka sama dia.. Dia ganteng, baik, sopan, ramah, mandiri, dan dia gak pernah melawan orang tuanya. Disuruh jaga adiknya, bakalan dilakuin meskipun dia lagi asik main game. Dia itu perfect lah buat segalanya."
Seketika hati vania berdesir. Ia juga merasakan bahwa fery memang baik dan tidak pernah macam macam.
Hari sudah sore. Vania harus pulang. Vania pulang diantar oleh supir laras. Ia langsung menuju kamarnya. Ia langsung membanting tubuhnya di atas kasur yang empuk.
Ia merasa sakit, saat sahabatnya menyukai orang yang ia sukai. Seketika ia berfikir bahwa sebentar lagi ujian nasional. Pastinya fery dan vania akan berpisah. Dan mungkin akan menjadi orang yang tak pernah mengenal.
Haii.. I'm back..
Vote vote and comment
See you..
❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Gagal moveon
Fiksi Remaja[Rank] #5 in moveon [15 Mei 2018] kenapa kamu dateng lagi? Kamu gak ngerasain sakitnya hati aku saat kamu datang lagi. Aku gak bisa pindah ke lain hati disaat sayapku telah patah karenamu. Aku juga ingin bahagia. Tapi kenapa kamu dateng lagi. Aku be...