Gagal moveon

5. Laras

Yang namanya sahabat. Akan tetap jadi sahabat, selama apapun kita meninggalkan dia. Dia tetaplah sahabat..

Krringgg ~

Bel tanda masuk berbunyi. Sebenarnya hari ini adalah hari rolling untuk tempat duduk.

Hmmm.... Pasti anak cewek bakalan ada yang duduk sama cowok deh. Karena cowoknya ganjil, ceweknya ganjil. Lagi pula bangkunya gak cukup buat sendiri sendiri. Fikir vania.

Bulan kemarin yang duduk dengan lawan jenis adalah putri dengan Aldy.

Gadis itu masuk dengan langkah santai seolah olah ia tidak punya masalah. Ya. Memang ia jarang punya masalah. Hanya satu masalahnya hari ini. Hari ini ada ulangan matematika di jam pertama disusul pr ipa fisika 30 nomer yang harus dikumpulkan hari ini. vania belum belajar sama sekali. Ia takut nilai ulangannya dibawah kkm.

Saat sampai dikelas. Kelas sedang rusuh memikirkan ulangan matematika dan pr ipa fisika. Mereka terlihat ramai. Ada yang mengerjakan pr fisika nyontek temennya, ada yang coret coret meja buat bikin contekan mtk, dan ada juga yang lagi naber (nahan boker) di pojokan. Vania hanya tertawa melihat mereka semua.

Vania terlihat biasa saja karena ia memang pandai matematika.

"Ehh van... Nanti kalo gw kodein peka yak.." sahut Bagus.

"Enak aja lu... Main kode kodean ama gw.." balas Vania.

"Ettt... Plisss van.. Nanti gw traktir bakso dikantin dah.. Trus nanti kalo hasilnya bagus, lu gw beliin chattime. Pliisss van!!"

"Okey.. Tapi kalo gw gak peka berarti bu Arny lagi liatin gw."

"Iya dah.."

Vania langsung duduk di tempatnya. Fery datang dengan tatapan dingin dan datar. Sepertinya dia terlihat biasa saja menghadapi ulangan matematika.

Masuklah bu Arni kedalam kelas. Langsung meminta ketua kelas memimpin doa. Setelah selesai bu Arny langsung membagikan soal matematika tanpa bicara sepatah kata pun.

Bu Arny memang termasuk guru matematika paling killer. Jika sudah ditatap bu Arni. Maka semua murid akan berlari memutar lapangan futsal 15 putaran.

Setelah selesai ulangan mtk. Semua murid terlihat syok dengan ulangan mtk. Kepala mereka seperti mendidih karna soal itu.

Bu mela masuk selalu guru fisika. Sebelum memulai pelajaran ia merolling tempat duduk anak muridnya terlebih dahulu.

"Yak anak anak... Hari ini yang duduk dengan pasangan lawan jenis adalah..." suara bu Mela terdengar menggelegar di telingan para muridnya.

"Vania.... Dengan...... Fery."

Vania kaget namanya disebut bersama namanya fery. Jantungnya berasa mau lepas secara perlahan.

Setelah di rolling. Mereka melanjutkan pelajaran hingga jam istirahat.

Kriingggg ~

Bel istirahat berbunyi. Para siswa berlarian ke kantin. Fery keluar lebih dulu dari vania. Karena vania sibuk ngbrol dengan putri.

Kemudian vania menyusul keluar karena ingin ke toilet. Didepan pintu ia sempat berhenti. Ia melihat sahabatnya Laras sedang berbincang dengan fery. Mereka terlihat hangat. Seketika mata vania Pedih, dadanya mulai sesak, dan hatinya mulai panas.

Ia mengurungkan niatnya untuk ke toilet dan duduk di tempat duduknya. Timbul pertanyaan, mereka kok deket ya?

Sepanjang mereka duduk bersama. Hanya ada hening, kecuali suara guru yang menggelegar seisi kelas. Fery dan vania tidak membuka pembicaraan. Mereka terlihat tenang memperhatikan guru didepannya.

***

Sepulang sekolah, vania melihat laras. Vania ingin bertanya soal fery tentang hubungan mereka.

"Hai rass.. Lu mau balik?"

"Iya, emang kenapa?"

"Gw mau nanya ke lu soal-"

Vania memberhentikan kata katanya. Ia terlihat ragu untuk bertanya.

"Soal fery."

"Ohhh.. Fery.. Gak kok.. Gw sama dia cuman tetanggaan. Tapi van..."

Laras memberhentikan kata katanya.

"Tapi gw suka sama fery."

Vania sempat kaget dan ingin menangis.

"Sejak kapan?" tanya vania. Ia menahan tangisnya dan terlihat biasa saja.

"Belum lama sih.. Baru 3 hari tapi gw lupa mau curhat sama lu."

"Ohh yaudah gw balik duluan ya.. Bye"

Seketika wajah vania terlihat muram. Ia pulang dan langsung melampiaskan kesedihannya di kamarnya.

Haiiii.... I'm comeback....
Vote,vote,and,vote.

Thank you udh mau baca..
Love you all ❤