29. Pelakor?

1.2K 44 16
                                        

'Seberapa pun kamu menginginkan dia.. Tetap saja dia milik orang lain.'

"Jadi lo ngajak gue kesini mau ngapain?" ucap Fery.

"Yaa, gue.. Mm.. Mau ngapain yak?" ucap Vania gugup.

"Mau jadi pacar gue?"

"EHH, MANUSIA GILA! LO TUH UDAH PUNYA PACAR, MASIH AJA MODUSIN ANAK ORANG.. PACAR SATU EMANG NGGA CUKUP?! KALO KURANG, PACARIN AJA SEKALIAN EMAKNYA JESIKA!" Protes Vania.

"Iya bang iya, santuy napa.. Hehehe.." Fery terkekeh.

Vania melipat kedua tangannya. "Sekarang anterin gue balik!"

"Bah, gimana saya ngga modus.. Mbanya juga godain saya sih.. Dasar pelakor!" ucap Fery.

Kesal. Vania menginjak kaki kanan Fery dengan kuat dan langsung pergi meninggalkan Fery. "Makan tuh pelakor!"

Fery memegang kaki kananya sambil meringis kesakitan. "Aww, sakit njir.. Kampret noh anak! Untung gue demen."

Fery berlari mengambil motornya dan menyusul Vania. Vania berjalan dengan wajah cemberut.

"Yah, bebs.. Jangan ngambek napa, kan aku cuman bercanda.. Aku anterin yak, tapi jangan ngambek."

"Babs, bebs, babs, bebs.. Emangnya gue bebeps lu napa?" ucap Vania sinis.

"Iya, coming soon."

Vania terhenti, ia menatap Fery. Fery tersenyum menyengir, nampak deretan giginya yang rapih.

"Lo tuh maunya apa sih?!"

"Aku maunya kamu." jawab Fery santai.

"Udah ah Fer.. Aku tuh capek diginiin mulu!"

"Yaudah gampang.. Aku tinggal putusin jesika dan kamu putusin Dhevan.. Trus kamu jadi pacar aku deh, bahagia bareng aku.. Nikah sama aku, punya anak sama aku.. Menua bareng aku.. Simpel kan?" ucap Fery santai.

"Iya gampang.. Tapi ngga gampang ngelakuin itu segampang lo ngomong kek gitu ke gue.."

"Pliss Fer.. Gue mau lupain lo! Gue udah miliknya Dhevan Sekarang! Gue ngga mungkin mendua dari dia karna gue sayang sama dia.. Dan sekarang, gue harap lo sadar.. Lo jauhin gue oke? Kita udah masa lalu Fer sejak lo berubah.." lanjut Vania.

Setetes demi tetes air mata pun terjatuh. Vania menarik ingus dari hidungnya agar tidak keluar. Ia juga menyeka air matanya.

"Dan gue udah ngubur dalam dalam rasa gue buat lo karna gue sadar gue bukan tercipta buat lo! Gue harap lo juga begitu Fer.. Kita jalanin aja hidup kita masing masing, gue harap lo bahagia sama Jesika dan gue pun begitu sama Dhevan.. Gue sayang lo Fer, tapi itu dulu. Sebelum rasa gue berubah karna lo! Gue ngga mau satu diantara kita ada yang terluka fer, gue tau ini berat.. "

Fery hanya diam tertegun.

"Dan sekarang gue minta lo pergi! Tinggalin gue sendiri! PERGI DARI HIDUP GUE FER!!" Tegas Vania dengan wajah penuh uraian air mata.

Bukannya pergi, Fery langsung memeluk erat Vania. Menenggelamkan kepala Vania di tengkuk lehernya.

Vania memukul mukul dada bidang Fery. "Gue benci lo Fer! Gue benci! Lepasin gue!"

Gagal moveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang