15. Traveling

1.6K 71 0
                                    

Setelah sampai rumah, vania membanting tubuhnya diatas kasur tebal berselimut putih. Dengan wajah yang sedikit pucat dan mata yang sembab.

Selama15 menit ia tidak bergerak sedikit pun dari ranjangnya. Tetap pada posisinya yang telungkup diatas seprai tebal warna putih.

Setelah itu, ia bangun dan menutup pintu kamarnya. Tak lupa ia juga menguncinya. Namun ia tak kembali lagi untuk membanting dirinya dikasur.

Tapi ia beranjak pergi kekamar mandi. Berdiam diri dikamar mandi adalah caranya untuk menenangkan diri.

Melepaskan bajunya dan kembali mandi. Padahal belum 2 jam lamanya ia sudah mandi lagi. Bukan karna cuaca sedang panas, tapi ini merupakan caranya untuk menenangkan diri.

Setelah hampir 45 menit didalam kamar mandi. Ia keluar dengan celana pendek warna hitam dan kaos polos warna kuning. Dengan rambut hitam yang basah setelah keramas.

Ia duduk diatas ranjangnya. Mengambil plastik putih berisi sebuah novel yang tadi dia beli. Membaca bagian belakangnya sekali lagi.

Lalu membukanya. Membaca secara detail buku tersebut. Lalu ia menemukan sebuah kata.

"Bikin diri lo sibuk, sesibuk sibuknya sampe lo lupa sama masalah lo." Vania berdesis. Memikirkan kata demi kata dari kalimat itu.

"Okay.." vania beranjak pergi keluar. Ia menuju ruang tamu.

Ia melihat ayahnya yang sibuk membaca majalah bisnis sambil menikmanti secangkir teh hangat. Dan ibunya yang sedang sibuk menonton televisi. Saat itu, ibunya sedang menonton acara gosip terkini.

Dari atas ia memperhatikan keduanya yang sedang sibuk masing masing.

"Ya ampunn.. ternyata rina nose lepas jilbab." Ucap ibunya masih sambil menatap layar televisi. Sedangkan ayahnya tampak sedang risih, karna membacanya tidak fokus.

"Mama ini kenapa sih.. demen banget nonton berita gosip yang gak jelas. Ganggu papa tau gak."

Vania terkekeh melihat keduanya. "Biarin dong pah.. kalo keganggu bacanya dibelakang sana.."

Lalu vania turun dan duduk disebelah ibunya.

"Ciee.. lagi berantem." Vania terkekeh.

"Noh.. mama kamu.. acara gosip ditonton." Ayah vania menatap sinis ibunya vania

"Biarin dong.. lah daripada papah.. demen banget nonton mamah dedeh." Mama vania membela.

"Mendingan papa.. ngaji. Lah ini apa faedahnya nonton gosip."

"Udah dong.. ribut mulu sih." Sambil memakan kripik singkong.

Ayahnya menggeleng, lalu mengambil secangkir teh hangat didepannya, lalu meminumnya.

"Mmm.. mah pah.. traveling yuk."

"Mau kemana?" Kata ayahnya lalu meminum kembali tehnya.

"Kutai."

Seketika ayahnya keselek teh. Batuk batuk. Vania tertawa.

"Pelan pelan dong pah.. gak ada yang minta kok tehnya"

"Papa sih udah pelan pelan minumnya. Tapi vania noh ngagetin papa. Tumben kamu mau kesana. Biasanya ke mall terus tiap hari. Kemaren ke jogja aja, biar dapet nilai tambahan." Ucap ayahnya. Lalu menutup majalah bisnis miliknya.

"Ayo dong pah. Karna itu. Vania kan udah gede. Vania mau coba traveling ke luar kota. Bukan cuman jalan jalan sekolah aja.."

"Hmm.." ayahnya berdesis sambil mengangguk.

Gagal moveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang