Happy reading :)
Memilih di antara dua orang memang sulit. Dan pastikan sebelum memilih, kamu yakinkan terlebih dahulu. Agar tidak kecewa pada akhirnya.
-----------------------------------------------------------------
"Dia care banget sama lo, Na." Kata Laras yang menghadap ke arah ku.
"Ah engga, biasa aja." kataku yang meminum aqua pemberian kak Nata tadi.
Sebenernya aku tidak mau meminumnya, tapi karena aku haus terpaksa aku minum. Hm
"Engga, kayaknya ke lo doang deh. Ke orang lain cuek." kata Dira.
"Ih biasa aja, udah ah jangan bahas itu, malas." kataku yang sebenernya malu untuk membahas lebih lanjut.
"Gak asik lo."
"Ayo semuanya! Kita kembali ke tenda!" kata seorang panitia yang berterian memerintahkan kita untuk kembali berjalan.
Akhirnya kita semua kembali berjalan santai. Entah aku merasa lebih semangat, tidak tau karena apa. :)
-----
Sesampainya di tempat tenda, kita diperintahkan mengganti baju. Setelah itu, kota dipersilahkan makan siang.
"Udah? Ayo cuci piringnya." kataku mengajak Dira dan Laras.
"Males, Na." kata Dira.
"Gue juga," Sahut Laras.
"Yaudah sini, aku cuciin. Kalian males banget jadi orang. Nanti lama dapet jodoh." kataku yang langsung keluar tenda berniat mencuci piring.
"ANA! JANGAN NAKUTIN DEH!" kudengar Dira berteriak didalam tenda.
"Ngantri banget,"
Tempat cuci piring nya ngantri, terpaksa aku juga ikut ngantri.
Tiba-tiba tangan ku ditarik oleh seseorang, kenapa akhir-akhir ini aku sering ditarik seseorang?
"Eh," kataku kaget dan langsung berbalik ke orang yang menarik.
"Kak Nata? Kenapa sih hobi banget narik tangan aku?" tanyaku pada kak Nata.
"Dari pada gue narik hati lo, emang lo mau?" tanya balik kak Nata.
Mau.
"Engga." ini jawaban yang keluar dari mulutku.
"Yaudah, ikut aja. Jangan bawel. Kalo lo bawel terus gue cium, mau?"
Mau.
"Eh! Enak aja! Mesum ya!" lagi-lagi aku berbohong. Lagi pula apa reaksi kak Nata ketika aku jawab mau?
Kulihat dia terkekeh sebentar, lalu memasang muka dingin lagi. Pelit banget buat senyum perasaan.
"Ini mau kemana? Jangan bilang mau ngajak aku ke tempat semalem? Aku gak mau!" cerocos ku yang tetap masih mengikutinya dari belakang.
"Engga." katanya singkat padat jelas.
Tambah ya, dia juga irit ngomong.
"Ngapain ke kamar mandi panitia? Nanti aku dimarahin kak."
Disini sekarang aku, dikamar mandi khusus panitia. Beda banget, bersih, harum. Tidak seperti punya murid lain.
Terus kak Nata mengahampiri tempat cuci piring.
"Siniin itu yang kotornya."
"Eh, mau ngapain?" ucapku bingung.
"Siniin aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
aNata
Teen Fiction#20 in Teen Fiction Kadang, kita harus merasakan sakit terlebih dahulu ketika ingin merasakan bahagia. ... Ini cerita tentang aku dan dia. Cerita ini mungkin berbeda dengan yang lain. Insyaallah. Terimakasih untuk author yang sudah ikhlas mengetik...