ANATA 29

2.2K 101 6
                                    


Happy reading, jangan lupa vote dan komentar nya :)

SELAMAT MEMBACA KISAH ANA DAN NATA

----------------------------------------------------------------

Ketika logika memilih pergi, tetapi hati memilih untuk bertahan. Mana yang akan kamu pilih?

----------------------------------------------------------------

Ana pov

19.30

Kakiku lemas, nafasku tak teratur. Sesampai nya dirumah aku langsung menuju kamar. Ini yang aku rasakan setelah Arya menceritakan semuanya.

Semuanya.

Bahwa, Kak Nata, Arya, dan kak Dewi bersahabat. Tetapi kak Dewi malah jatuh cinta pada kak Nata.

Dan malam ini kak Dewi akan mengungkapkan kembali cinta itu. Tau apa resikonya? Ya, jika dia ditolak, dia akan pindah ke London. Tapi kalau cinta nya diterima? Bagaimana denganku? Apakah akan berakhir secepat ini?

Sampai sekarang kak Nata belum mengabariku, aku tidak tau harus apa. Apakah harus aku yang mengabari duluan? Ah tidak.

"Ana! Makan dulu, nak." Teriakan bunda menyadarkan ku dari lamunan.

"Aku gak lapar, bun." jawabku parau.

Sebenarnya aku lapar, karena dirumah sakit aku hanya makan makanan ringan. Tapi jika bunda dan ayah melihat mata sembab ku ini, bisa gawat nanti. Dan lebih untungnya adalah kak Randi tidak ada disini. Kalau ada, bisa lebih gawat.

Lebih baik, aku mandi. Tidur dan lihat saja besok. Mempersiapkan diri untuk hal yang tidak terduga. Fighting, Na! :—)

---

Author pav (Dewi dan Nata di rumah sakit)

"Ke London? Ngapain?" tanya Nata kaget.

"Aku mau berobat disana, mungkin juga bakal menetap." jawab Dewi, sekarang dia sudah mulai meredakan emosinya.

Inilah Dewi, yang lemah lembut di depan Nata, yang selalu menuruti apa kata Nata.

"Serius? Kapan? " tanya Nata sekali lagi untuk memastikan Dewi.

Dewi mengangguk pelan. Berat sebenarnya, tapi Dewi tidak mau terus begini. Dia ingin melupakannya, melupakan rasa cinta nya yang sudah diluar batas ini.

"Besok pagi."

"Wi.." Nata melembut, menatap Dewi hangat.

Tatapan mereka bertemu, tetapi Dewi langsung memalingkan tatapannya.

"Udah, Ta. Aku gak mau terus di sini. Toh, kamu juga nolak aku, lagi! Aku gak mau sakit terus liat kamu sama Ana."

Nata diam, dia juga tidak mau seperti ini.

"Yaudah. Kalo itu mau lo gue gak bisa larang."

Nata tidak mau jauh dengan Dewi, Nata juga tidak mau kehilangan Ana. Ini adalah pilihan tersulit bagi Nata.

Dewi diam setelah mendengar jawaban Nata. Dewi kira, Nata akan menahannya dan menerima cintanya, sehingga dia tidak perlu pergi ke London.

aNataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang