Happy reading!----------------------------------------------------------------
Mendapatkan saja susah, apalagi mempertahankan.
----------------------------------------------------------------
Author Pov
Nata dan Ana bukan pergi untuk berolahraga, melainkan pergi ke bandara melihat Dewi yang terakhir kalinya sebelum Dewi pergi ke luar negri.
Nata tau kalau Dewi flight siang, jadi Nata memutuskan mengajak Ana ke bandara. Walaupun Dewi sudah melarangnya datang, tapi dia tidak bisa membiarkan begitu saja sahabatnya pergi.Hening. Di dalam mobil tidak ada yang berbicara, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Nata yang masih tidak rela sahabatnya pergi, dan Ana yang masih takut apabila Nata merubah keputusannya apabila bertemu lagi dengan Dewi.
Akhirnya mereka tiba di bandara dan turun dari mobil, jalanan hari ini cukup lenggang sehingga tidak perlu waktu lama untuk sampai.
"Ayo." Nata memegang tangan Ana.
Ana tersenyum melihatnya, padahal dia sudah sering dipegang oleh Nata, tapi tetap saja itu membuat jantung nya tidak karuan.
Di sisi lain, Dewi yang sedang duduk menunggu Mamah nya menyiapkan kebutuhannya melihat dua orang kekasih itu datang mengahampirinya.
Dewi berdiri.
"Ngapain kesini? Aku kan udah bilang jangan ke bandara." kata Dewi ketika Ana dan Nata sampai di hadapannya.
"Maksudnya?" Ana yang tidak tau apa-apa kebingungan dengan apa yang dikatakan Dewi.
Tidak boleh kesini? gumam Ana dalam hati.
Nata tidak menjawab, dia hanya tersenyum simpul.
Arya datang membawa 2 kopi dengan merk terkenal lalu mengahmpiri Dewi. Arya kaget, melihat ada Ana dan Nata. Setau Arya, Dewi sudah melarang Nata datang untuk melihatnya.
"Aku mau ngomong berdua sama Ana." ucap Dewi tiba-tiba.
"Yaudah, gue juga mau ngomong sama Nata." Arya memberi kopinya kepada Nata dan mengajaknya mengobrol di area berbeda.
"Hai." sapa Dewi ketika tinggal mereka berdua disitu.
Ana tersenyum, Dewi sangat cantik pikirnya, walaupun wajah nya sedikit pucat dari biasanya, tapi tidak mengurangi kecantikannya.
"Gue punya penyakit asma dari dulu, yang udah diobatin sana-sini tetep aja gak sembuh-sembuh hehe." Dewi memulai percakapan.
"Nata dan Arya adalah nama-nama orang yang selalu ada buat gue ya pastinya setelah nyokap,bokap gue. Mereka selalu jagain gue, yang selalu siap siaga kalo penyakit gue kambuh."
"Dan lo pasti heran kenapa gue larang Nata datang ke bandara, kan?" tanya Dewi, dan diberi anggukan oleh Ana.
"Gue.. Gue gak mau berubah pikiran cuma karena liat Nata lagi, gue gak mau sakit hati lagi liat dia."
Ana diam, Ana tau pembicaraan ini mengarah kemana.
"Gue udah lama suka sama Nata. Dari dulu. Tapi ya gitu, Nata cuma nganggap gue adik, haha." Dewi tertawa miris.
"Dan gue pergi bukan cuma berobat, tujuan gue sebenarnya adalah melupakan Nata walaupun gue tau gak akan bisa." Dewi menunduk.
"Nata, Arya, sama gue temenan udah lama. Dan bodohnya gue malah suka sama Nata. Padahal ada orang yang lebih sayang ke gue. Dan gue kira setelah gue kasih perhatian ke Nata, selalu ada buat Nata, bakal bikin Nata suka balik ke gue. Tau nya engga."

KAMU SEDANG MEMBACA
aNata
Fiksi Remaja#20 in Teen Fiction Kadang, kita harus merasakan sakit terlebih dahulu ketika ingin merasakan bahagia. ... Ini cerita tentang aku dan dia. Cerita ini mungkin berbeda dengan yang lain. Insyaallah. Terimakasih untuk author yang sudah ikhlas mengetik...