Happy reading :)
Cinta pertama gue itu lo, berarti mau gak mau lo juga harus cinta sama gue.
-Anata kharisma-
-----------------------------------------------------------------
20.00Setelah membeli semua peralatan yang aku butuhkan. Aku dan Bang Randi memutuskan untuk pulang.
"Bang?"
"Hm?"
"Pacaran itu gimana rasanya?"
Entah, tiba-tiba saja aku bertanya seperti itu. Padahal sejauh ini aku selalu tidak perduli dengan masalah percintaan.
"Kenapa nanya gitu?"
"Gak apa-apa jawab aja kali bang,"
"Kamu lagi suka sama seseorang ya, Na?"
"Engga kok, sotau deh."
"Gimana rasanya bang!?" lanjutku."Gimana ya? Susah diungkapin sama kata-kata. Intinya ketika kamu merasa bahagia kamu bakal ngerasa diatas awan. Tapi ketika kamu jatuh, kamu bakal ngerasain sakit yang bener-bener." jawab bang Randi tersenyum sambil menoleh ku, kalau saja aku orang lain dan bukan adiknya. Mungkin aku akan langsung jatuh cinta. Senyum nya bang Randi melelehkan kayak keju mojarela.
"Iya?"
"Iya. Tapi gak selamanya pacaran itu nyakitin, Na. Bakal ada masa-masa bahagia yang mungkin kamu gak bisa ungkapkan."
"Tapi Ana masih belum mau pacaran, bang. Soalnya dari yang Ana tau pacaran itu cuma bikin sakit. Contoh nya Dira, dia suka disakitin terus sama mantannya."
Iya. Memang aku saja hampir gila dengar curhatan nya Dira, setiap kali Dira dan pacarnya bertengkar dia tidak pernah absen curhat denganku. Tapi karena aku sahabat yang baik aku dengerin walaupun gak ngerti-ngerti amat.
"Itu gimana orangnya, Na. Gak semua laki-laki seperti itu."
"Menurut Ana, yang gak kayak gitu tuh abang sama ayah. Yang lain sama aja."
"Hahaha, terserah kamu aja deh. Yang jelas cari laki-laki yang memang benar-benar mencintai kamu."
"Oyoy kapten!"
Ah senang nya punya abang seperti bang Randi yang bisa diandalkan memberi solusi ketika ada masalah. Tidak hanya Mario Teguh, tapi sekarang ada Randi Samudera. Hehe
"Tadi siapa, Na?" tanya bang Randi sambil fokus menyetir.
"Siapa apanya Bang?"
"Itu yang di mall."
Yang di mall? Siapa? OH!
"Bukan siapa-siapa, bang." jawab ku.
"Tapi kok kamu keliatan kesel ya waktu liat dia gandengan?"
"Ih apaan sih, engga kok!" aku bersungut.
Kesa? Idih engga ya. Emang nya kak Nata siapa aku? Dekat saja tidak.
"Iya-iya engga. Udah ah jangan manyun gitu, abang jadi gak tega buat pergi lagi." ucap bang Randi.
"Abang mau pergi ke Bandung lagi? Kapan?"
"Besok kayaknya pagi, tapi abang mau nganter kamu dulu."
"Yang bener?" ucap ku kegirangang.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
aNata
Teen Fiction#20 in Teen Fiction Kadang, kita harus merasakan sakit terlebih dahulu ketika ingin merasakan bahagia. ... Ini cerita tentang aku dan dia. Cerita ini mungkin berbeda dengan yang lain. Insyaallah. Terimakasih untuk author yang sudah ikhlas mengetik...