Happy reading, jangan lupa vote dan komentar nya :)SELAMAT MEMBACA KISAH ANA DAN NATA
-----------------------------------------------------------------
Senyum kamu jangan terlalu manis. Nanti aku diabetes.
-----------------------------------------------------------------
"Apaan sih kak." aku melepaskan tangan kak Nata.
Kalian tau kan aku belum pernah berpacaran? Aku masih terkejut karena kak Nata tiba-tiba berkata seperti itu.
"Kenapa? Lo gak mau?" tanya kak Nata.
"Bukan gitu. Kakak tau kan, aku belum pernah pacaran--"
"Gue tau. Gue juga belum pernah. Lo orang pertama yang bisa nyuri hati gue. Lo orang pertama yang gue sayang setelah nyokap gue." Katanya yang masih menatap ku.
"Tapi," aku masih memikirkan apa yang harus aku jawab.
"Gue bakal nunggu lo sampe lo siap. Gue mau ngejalanin hubungan serius sama lo. Lo pikirin baik-baik." kak Nata memegang tangan ku dan tersenyum kepadaku.
Senyumanmu, favoritku sekarang.
Aku pun tersenyum kepadanya. Biarlah, biar ku pikirkan lagi jawaban apa yang harus aku beri. Toh, jika memang dia benar serius dia akan menungguku.
"Yaudah, lo ke kelas duluan aja. Biar gak ketahuan sama yang lain." Ucap nya melepaskan tangan nya.
Aku mengangguk dan langsung membuka pintu, sebelum nya aku berbalik dan melihat kembali kak Nata, dia tersenyum.
Apakah dia Jodoh yang Allah kasih kepadaku? Apakah dia yang terbaik?
"Aku duluan kak."
Kak Nata mengangguk dan lagi-lagi tersenyum.
"Ana, pulang bareng ya." katanya sebelum aku keluar.
Malu-malu aku mengangguk.
Dia tersenyum lagi.
Senyum nya seperti mengandung zat adiktif yang membuat orang kecanduan untuk menikmatinya.
Lalu, aku keluar mobil dan melihat sekitar, sudah mulai sepi. Apakah aku terlambat?
Aku berlari kecil ketika hendak ke kelas.
"Ana!" teriak seseorang.
Aku berbalik, "Arya?"
"Kok baru datang? Biasanya kan datang pagi?" tanya Arya.
"Gapapa kok, tadi susah tidur. Makanya telat. Hehe." jawab ku yang menunduk malu, ketika mengingat kejadian di mobil tadi.
"Oh gitu, yaudah gue ke kelas duluan ya, Na." kata Arya. Setelah itu ia berlari.
"Oke!" kata ku yang juga ikut berlari.
---
"Mau jajan apa?" tanya Laras.
Kita sudah ada di kantin. Untung saja tadi aku tidak telat ke kelas. Karena kalau telat masuk ketika pelajaran Pak Ahmad, sudah pasti aku tidak akan di perbolehkan masuk kelas.
"Apa aja." jawab ku.
"Gue juga deh, apa aja." Ucap Dira.
"Yaudah, gue sama Lulu aja yang belinya. Kalian tunggu ya." Laras dan Lulu pergi untuk beli makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
aNata
Teen Fiction#20 in Teen Fiction Kadang, kita harus merasakan sakit terlebih dahulu ketika ingin merasakan bahagia. ... Ini cerita tentang aku dan dia. Cerita ini mungkin berbeda dengan yang lain. Insyaallah. Terimakasih untuk author yang sudah ikhlas mengetik...