Happy reading, jangan lupa vote dan komentar nya :)
SELAMAT MEMBACA KISAH ANA DAN NATA
-----------------------------------------------------------------
Jangan terfokus hanya pada satu orang, siapa tau diluar sana ada seseorang dan mungkin lebih care sama lo.
-----------------------------------------------------------------
"Mau kemana?" tanya ku yang masih dibawa oleh kak Nata.
Kak Nata tidak menjawab.
Kita sudah sampai di rooftop sekolah, kak Nata membawaku ke kursi yang mungkin sudah lama ada. Lalu, dia menyuruh ku duduk dengan lembut. Dia juga membawa kursi dan duduk di depan ku.
Setelah kejadian tadi, aku tersadar kalau lelaki di depanku ini memang benar-benar mencintaiku.
"Kamu gapapa?" tanya kak Nata.
"Suka deh," jawabku.
"Suka apa?"
"Kak Nata ngomong nya pake 'aku,kamu' hehe"
Kak Nata menghembuskan nafas nya pelan, lalu menunduk.
"Gue gak suka ada orang yang nge hina lo."
"Aku gapapa, riri emang gitu. Aku udah kebal." jawab ku menenangkannya."Tetep aja gue gak suka ada orang yang nyakitin pacar gue." kak Nata masih menandangku dengan tatapan yang sama, khawatir.
"Kalo ada apa-apa cepet kabarin gue, Na. Gue khawatir." lanjutnya.
Gue tersenyum, lalu mengangguk.
"Gue pengen peluk lo, boleh?" katanya ragu-ragu.
"Kok minta izin?" tanyaku.
"Gue kan pernah bilang, kalo gue gak akan ngelakuin tanpa izin dari lo."
Ah, iya juga ya.
Aku mengangguk pelan.
Kak Nata langsung membawaku ke pelukannya. Entah, aku sangat suka berada di pelukannya seperti ini.
"Jangan bikin gue cemas, lo gak tau seberapa besar gue sayang sama lo. Dan lo juga gak tau, gue gak pernah sekhawatir ini sama orang, kecuali nyokap gue."
Gue tersenyum.
Kak Nata melepaskan pelukannya, lalu melihat jam di tangannya.
"Udah jam istirahat ya?" tanya ku.
Kak Nata mengangguk.
"Ah! Aku lupa!" aku baru ingat, kan tadi pagi aku memasak untuknya.
"Kenapa?"
"Aku bawa bekal buat kakak." jawab ku pelan.
"Serius? Yaudah ayo." kak Nata menarik tangan ku kembali.
---
"Enak?" tanyaku.
Sekarang kita semua termasuk teman-temanku dan kak Aldo sedang berada di kantin. Tentunya sebelum ke kantin aku ke kelas dahulu untuk membawa bekal yang sudah aku siapkan.
Kak nata hanya mengangguk sambil tersenyum, lalu memasukkan kembali nasi goreng yang ku buat.
Masakan handalan ku memang nasi goreng, hehehe.
"Enak ya Nat, sekarang ada yang masakin. Gue kapan?" kak Aldo melihat nasi gorengnya.
Sepertinya dia mau, jadi aku ambil sedikit di sendok dan mau menyuapi kak Aldo, kak Aldo pun senang. Lalu kak Aldo membuka mulutnya. Tapi,
KAMU SEDANG MEMBACA
aNata
Teen Fiction#20 in Teen Fiction Kadang, kita harus merasakan sakit terlebih dahulu ketika ingin merasakan bahagia. ... Ini cerita tentang aku dan dia. Cerita ini mungkin berbeda dengan yang lain. Insyaallah. Terimakasih untuk author yang sudah ikhlas mengetik...