Happy reading :)
Jaman sekarang janji hanya untuk obat penenang. Menepati? Menjadi urusan belakangan.
-----------------------------------------------------------------
Setelah mengantar ku ke tenda, dan mengobrol sebentar dengan Dira dan Laras, Arya pamit untuk ke bawah. Katanya takut mengganggu istirahat kita.
"Eh, Ra, Ras. Kan kita lagi istirahar, jalan-jalan yu. Mau gak?" ajakku ke Dira Dan Laras yang sedang tiduran.
"Ayo deh, bt gue." kata Dira yang langsung bangkit berdiri disusul Laras.
Kami pun langsung keluar tenda dan memakai sepatu.
"Ayo!"
----
"Eh, tau gak sih waktu lo ngasih aqua ke Riri? Muka Riri kocak banget sumpah!" Ucap Dira sambil tertawa.
Sekarang kita sedang berjalan-jalan. Di tambah udara yang segar. Kenapa aku ajak jalan-jalan? Karena kalau sudah di Jakarta, gak akan lagi merasakan udara segar dan sejuk seperti ini.
"Haha. Lo kepikiran dari mana sih, Na?" tanya Laras.
"Dari iklan," kataku.
Mereka langsung tertawa kembali.
"Kok kalian ketawa sih!?" kataku kesal.
Aku langsung mendahului mereka.
Tiba-tiba Dira berhenti tertawa,
"Na, sini deh!" kata Dira memanggilku.
"Apa? Gamau, Kalau kalian cuma mengejekku."
"Sini dulu! Emergency!"
Aku pun mengahmpiri Dira, dan Dira langsung menunjuk ke arah dua orang yang sedang membelakangi dan duduk sambil tertawa bahagia.
"Itu kayak kak Nata," tanya Laras.
"Iya, Itu sama siapa sih cewe?" tanya Dira.
Aku coba ingat-ingat lagi, aku terus memperhatikan mereka.
AH! KAK DEWI.
"Itu kak Dewi," kata ku.
"Lo kenal?" tanya Laras.
Aku menggeleng, setelahnya aku mengangguk.
"Gajelas lo, Na." ujar Dira.
"Ngapain disini?" Tanya seseorang di belakang ku.
Aku berbalik,
"Loh, kok kak Nata ada disini?" tanya ku kebingungan.
Bukan nya dia sedang berada di sana ya? Bersama kak Dewi? Kok ada di sini? Apa kak Nata punya kekuatan seperti Kai? Teleportasi? Ah tidak mungkin.
"Gue emang di sini, menurut lo?" Katanya, sambil memasukan tangan ke saku jaket nya.
"Bukan nya kakak, disana ya?" tunjuk Dira ke arah dua orang itu.
Lalu, kak Nata mengalihkan pandangannya kepada dua orang tersebut.
"Oh, itu Arya." katanya yang langsung mengalihkan pandangannya lagi, menghadapku."Arya?" ucap kita bertiga kaget.
Sejak kapan Arya dekat dengan kak Dewi?
"Iya, Arya. Kenapa?" tanya kak Nata.
"Kok bisa sih kak? Sejak kapan Arya dekat sama kak Dewi?" tanya ku.
"Sejak kapan ya? Ah lo kepo, mending lo ikut gue. Sebelum nanti sore pulang." ucapnya sambil menarik tangan ku. Dia membawaku tanpa pamit pada teman-teman ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
aNata
أدب المراهقين#20 in Teen Fiction Kadang, kita harus merasakan sakit terlebih dahulu ketika ingin merasakan bahagia. ... Ini cerita tentang aku dan dia. Cerita ini mungkin berbeda dengan yang lain. Insyaallah. Terimakasih untuk author yang sudah ikhlas mengetik...