Ayo vommentnya dong guys :'))))))
"Yujin, mama udah cantik belum?" tanya mama yang lagi asyik ngaca di cermin sambil ngerapiin dress hitam yang dikenakannya. Yap, Wonho dan Seola akan melangsungkan pernikahan mereka di pagi yang cerah ini.
Nggak seperti pernikahan Yujin dengan Doyoung yang pakai upacara pernikahan tradisional Korea, harus pake hanbok segala, pernikahan Wonho sama Seola nggak seperti itu.
"Udah kok ma. Cantik banget malahan," jawab Yujin ngacungin dua jempol tangannya.
"Makasih yang lebih cantik," Mama menjawil dagu putrinya. "Siap-siap gih, Seola pasti udah siap." Di pernikahan abangnya, Yujin ditunjuk jadi bridesmaid Seola. Suatu pekerjaan yang pertama kali dia lakuin dan dia lumayan deg-degan buat ngelakuin hal itu.
Tapi tenang aja, gue kan udah latihan di rumah, pikirnya.
"Oke deh. Dah, mama!"
"Hati-hati ya sayang!"
Yujin masuk ke ruangan rias Seola. Dia ngeliat Seola lagi berdiri di depan cermin dengan gaun putih pengantin yang simple but perfect itu.
"Ya ampun kakak cantik bangett!!" katanya antusias.
"Hehehe, makasih calon adik ipar," kata Seola malu-malu. "Kamu juga cantik kok."
Yujin cuman nyengir. Dia pengen meluk Seola, tapi mengingat Seola udah dandan rapi dan nggak mau dandanannya hancur cuman gara-gara pelukannya, Yujin mengurungkan niatnya itu. "Udah siap kak?"
Seola ngangguk. "Tapi aku deg-degan."
"Sama kak, aku juga deg-degan. Tapi kakak santai aja. Kakak pasti bisa. Fighting!"
Seorang pria setengah baya dengan rambut sedikit berubah menghampiri mereka. Pria itu adalah ayahnya Seola. "Kalian sudah siap?"
"Sudah," jawab Seola dan Yujin barengan, kemudian mereka ketawa. Mereka pun menaiki mobil yang udah disiapin.
Mobil pernikahan itu atas pilihan Wonho yang tergila-gila dengan mobil VW. Sedangkan yang memberi ide untuk dekorasi bunganya adalah kakak perempuan Seola.
Seola duduk di belakang bersama sang ayah, sedangkan Yujin duduk di depan sebelah supir.
Beruntunglah pagi itu jalanan di Seoul cukup sepi, jadi mereka nggak kena macet.
Dua puluh menit kemudian, mereka udah sampai di depan gereja Choonghyun.
Baik Seola maupun Yujin, keduanya deg-degan. Yujin liat semua jemaat yang ada di dalam gereja itu berdiri dan melihat ke pintu luar. Yujin membantu Seola membetulkan gaun pengantinnya.
Kelihatan sekali Seola tegang. Sebelum dia masuk, dia menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan.
"Siap?" tanya ayah Seola.
Seola ngangguk sambil tersenyum. Nggak lupa dia juga tersenyum pada Yujin. "Siap, Pa."
Pengantin itu melangkah memasuki altar ditemani sang ayah sambil tersenyum menatap calon suaminya. Lagu pernikahan yang dinyanyikan oleh paduan suara menggema di dalam gereja.
Yujin memegang buket bunga yang dipegangnya dengan kedua tangannya. Jantungnya naik turun, mencoba untuk tenang.
Sambil berjalan, dia bisa melihat wajah Soobin dan Myungeun di deretan tengah. Dia juga bisa melihat wajah orang tuanya yang terharu.
Kini semua pasang mata menatap sang pengantin dan dirinya. Begitu sampai di depan altar, ayah Seola menyerahkan putrinya kepada sang pria. Kakaknya Yujin tak kalah tampan di hari khususnya itu.
Seorang pastor yang ditunjuk untuk menikahkan mereka pun menatap calon suami istri itu sambil berseru. "Pada siang hari yang berbahagia ini, kita semua, saudara dan saudariku, berkumpul di rumah Tuhan untuk..."
Sesaat kemudian, Yujin menghela napas lega. Ia melakukannya dengan sangat baik. Ia tetap berdiri di samping Seola, sedangkan di sebelah Wonho ada seorang laki-laki berdiri, yang tak lain adalah Doyoung.
Yujin bahkan nggak tau kalau Doyoung juga diberi tugas yang sama kayak dia, sama-sama menjadi pendamping pengantin. Cowok itu keliatan serius dengerin pidato sang pastor. Dan pemberkatan pun selesai dengan lancar.
Setelah nganterin Seola dan Wonho ke luar gereja dan mereka udah pergi karena siap-siap resepsi pernikahan di hotel, Yujin langsung nyamperin dua sahabatnya itu.
"Lu cantik banget loh, Jin! Gila, gue sampe pangling ngeliat lu!" kata Soobin.
"Iya, Jin. Kamu cantik banget!" kata Myungeun setuju.
"Hehehe, makasih yang lebih cantik!" Yujin pun peluk mereka erat. "Eh btw kalian berdua nanti dateng kan nanti malem?"
"Kalo gue sih dateng ya soalnya makanannya kan gratis, jadi gue pasti dateng," kata Soobin mau dateng cuman karena makanannya doang. Dasar anak itu -_-
"Enak aja gratis. Bayar yaaa," Yujin gelitikin pinggang Soobin jail. "Kalo lu Myungeun? Lu dateng kan?"
"Ntar malem ya? Bisa sih tapi nggak ada yang nganterin. Pulangnya juga nggak ada yang jemput."
"Minta anter jemput sama Wonwoo aja," kata Yujin dan Soobin kompak. Nyadar kalau mereka ngomong bareng, keduanya pun ketawa.
Wajah Myungeun berubah jadi merah. "Tapi... Emangnya dia mau ya?"
"Gampang. Serahin sama gue. Nanti gue chat dia. Lu tenang aja," kata Yujin menenangkan.
"Ya udah deh, kita pulang dulu ya, Jin."
"Oke deh! Sampe ketemu di resepsi ntar malem yaa!"
Sesudah ngelambai-lambain tangan ke dua sahabatnya itu, Yujin pun langsung nyari Doyoung.
"Ke mana ya tuh anak?" tanya Yujin pada dirinya sendiri. Nggak lama kemudian dia pun langsung nyari cowok itu. Ngedenger ada suara tawa yang kedengeran familiar itu, Yujin pun segera ke sumber suara.
Bener, itu tadi suaranya Doyoung. Tapi dia nggak sendiri. Dia lagi ketawa sama satu cewek yang belum pernah Yujin liat sebelumnya. Dari wajahnya sih cewek itu keliatan lebih muda.
Ngeliat Doyoung sama cewek itu ketawa lepas, keliatannya sih mereka udah akrab gitu.
Kok rada cekit-cekit ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN ➖ Doyoung & Yujin🐇[COMPLETED]✔️
أدب الهواة"Gue dijodohin sama orang yang nggak gue suka!" -kdy & cyj