12 🐇 kasus

6.2K 811 8
                                    

Baik Pak Hoseok, Yujin dan Doyoung pun langsung ngacir ke loteng.

Yujin paling cepet ke atas-padahal dia baru aja kekunci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yujin paling cepet ke atas-padahal dia baru aja kekunci. Dan dia mendapati seorang cewek yang udah tengah berdiri di ujung lantai balkon. Mungkin kalo udah maju dikit aja, udah jatuh ke jalanan.





"Myungeun!!!" teriak Yujin yang bikin Myungeun noleh. Yujin segera mendekati cewek itu.








Wajah Myungeun penuh dengan air mata bercampur lebam. Nggak hanya wajahnya, tangannya juga ikutan biru.

"Yujin!" Doyoung teriak segera menyusul Yujin.

"Lu ngapain ngelakuin ini? Perbuatan lu kekanak-kanakkan tau nggak?" kata Yujin baik-baik. Tapi Myungeun tetep diem. Dia cuman bisa nangis dan nangis sambil liat ke bawah.

Yujin memberanikan diri liat ke bawah. Tingginya beratus-ratus kaki buat ke bawah.

Dan di bawah, tepatnya di lapangan, banyak banget guru-guru dan murid yang liat.

Ada yang bujuk buat Myungeun nggak jadi bunuh diri, ada yang masukin ke snapgram, macem-macem lah.

"Myungeun, gue minta tolong banget ke lu. Tolong. Jangan. Lakuin. Ini," kata Yujin penuh penekanan di setiap kata-katanya.

"Aku... aku udah nggak tahan lagi...," kata Myungeun ngusap wajahnya dengan tangan. "Aku udah muak sama ini semua. Yerin... Jennie... Joy... Mereka semua benci sama aku..."

"Myungeun, kalau kamu pengen mengakhiri kehidupan kamu, kamu salah besar. Kamu merasa kalau kamu sendirian, kesepian, nggak punya temen. Aku pengen jadi kamu," kata Yujin mulai berbicara.

"Aku seneng banget kamu akhirnya denger saran aku kalau kamu ikut beasiswa dan kamu diterima di Eropa. Aku tau kamu pinter. Kamu pinter dan rajin. Kamu pantas sekolah di sini."

"Masih banyak yang sayang sama kamu, Myungeun. Papa mama kamu, saudara-saudara kamu, keluarga kamu, pihak universitas di Eropa juga pasti butuh kamu, bahkan temen-temen sekelas kamu, aku, Soobin, Doyoung, Ten, semuanya... Mereka perhatiin kamu. Mereka ucapin selamat ke kamu kemarin. Kamu pasti seneng kan, kehadiranmu dihargain?"

"Ingatlah sama keluarga kamu, Myungeun. Mama kamu yang udah besarin kamu dari kecil. Dia mendidik kamu, mulai kamu ada di perut kamu sampai sekarang. Bahkan pas kamu dewasa nanti. Dia yang ngajarin kamu merangkak, berjalan, belajar ngomong... Lalu papa kamu yang selalu menggendong kamu pas bayi. Capenya jadi hilang waktu dia ngeliat kamu tertawa. Bayangin, Myungeun..."

Suara Yujin jadi tercekat. Dia berusaha buat nahan tangisnya. Selagi dia ngomong tentang orang tua, dia jadi mikirin orang tuanya. Yujin sengaja nggak pake 'lu-gue' ke Myungeun. Myungeun terus sesenggukkan.

"Dan pas kamu diterima di salah satu universitas terbaik di Eropa, pastinya kamu harus berpisah dengan keluargamu, terutama orang tuamu. Orang tuamu pasti senang sekaligus sedih. Jarak beratus-ratus mil memisahkan kalian. Begitu juga dengan kamu. Kamu pasti nggak mau bikin mereka kecewa, kan?"

Myungeun sesenggukkan sambil menggeleng.






















Yujin sendiri nggak bisa nahan emosinya.
























"Lu... Lu nggak usah khawatir, Myungeun. Ada gue..."




















"Gue pengen jadi temen lu. Pengen banget," kata Yujin yang akhirnya air matanya pun keluar.






















"Soal siapa yang nyakitin lu... Gue bakal cari pelakunya siapa..."




















Myungeun menoleh dan menghampiri Yujin yang tengah menangis juga. Myungeun pun memeluk Yujin erat, Yujin juga membalas pelukan Myungeun.

Terdengar sorakkan gaduh dari bawah.

Kedua cewek itu menangis bersama.

Doyoung yang melihat keduanya itu tersenyum.





















Lu hebat, Jin. Gue salut sama lu.
























Anjir kayaknya makin gaje deh wkwkkw

Author Minta maaf karena akhir2 ini otaknya rada belok karena banyaknya tugas dan kegiatan kuliah :'(((((

DIJODOHIN ➖ Doyoung & Yujin🐇[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang