"Lepasin tangannya," pinta Doyoung yang membuat seorang Daniel tidak berkutik. Dia langsung lepasin tangan Yujin.
Yujin tetep berdiri cengo."Kok... Kok lu telat datang?"
"Sibuk ngurusin paspor dan lain-lain," jawab cowok itu suram. "Yuk pulang."
Cewek itu ngangguk.
Biasanya Doyoung pake motor, tapi kali ini dia ngejemput Yujin pake mobil. Nggak tau mobil siapa. Tapi kayanya mobilnya Gongmyung, sang kakak.
"Nih pake," Doyoung nyerahin kemeja flanelnya ke arah Yujin.
"Nggak dingin kok," tolaknya. Sebenernya lebih ke gengsi sih.
"Ya udah," jawab cowok itu acuh tak acuh.
Di dalam mobil, mereka sama sekali nggak ngomong satu kata pun. Cuman tape radio yang Doyoung setel buat nggak sepi-sepi amat.
Doyoung nganterin sampai ke apartemen mereka, bukan ke rumahnya. Udah lumayan lama Yujin nggak menginjakkkan kakinya ke tempat ini. Hampir tiga bulan lebih lah kira-kira. Rapi, kayaknya baru Doyoung bersihin.
"Gue mau ganti baju bentar," kata Yujin akhirnya bersuara.
Doyoung ngangguk. "Gue tunggu di balkon ya."
"Mm."
Setelah ganti baju, Yujin pun nyamperin cowok itu yang lagi berdiri membelakanginya sambil memandang suasana Kota Seoul malam itu.
Doyoung noleh ngeliat Yujin keluar pake celana pendek dan tank top. Kebiasaan berpakaian yang tidak berubah.
"Demen banget sih pake tank top. Udah tau ini malem, masih aja pake pakaian tipis." Doyoung pun lepasin kemeja flanel yang sempet ia tawari di dalam mobil tadi.
Yujin menggeleng. "Nggak, gue nggak kedinginan kok." Gengsinya mulai muncul lagi.
"Pake aja kenapa? Gue nggak tanggung jawab kalo lu kena flu, apalagi ini mulai musim semi."
Mau nggak mau Yujin nerima kemeja flanel milik Doyoung. "Makasih," ucapnya masih sedikit gengsi.
Kemudian mereka pun sama-sama menatap citylights malam itu cukup lama. Dinginnya angin malam mulai terasa.
"Gue bakalan kangen banget sama kota ini," ucap Doyoung kemudian setelah mereka nggak bersuara.
Yujin noleh. "Lu udah ngepack semua barang-barang lu?"
"Udah, habis pulang acara kelulusan, gue sama kakak gue ngepack barang-barang gue."
"Oh..." Yujin hanya ber-oh ria. Sebenernya dia nggak mau ditinggalin sama cowok itu sekalipun. "Terus lu berangkat kapan?"
"Besok pagi jam lima."
Yujin buru-buru noleh. "Kok...?"
Doyoung tersenyum. "Kenapa? Gue ngasitau mendadak lagi, ya?"
"Iya. Gue bener-bener kesel sama lu, Young. Bisa nggak sih ngasitaunya dari kemarin-kemarin?" tanyanya dengan suara melengking.
"Gue... Gue nggak mau bikin lu sedih, Yujin," jawab Doyoung lembut.
"Gue nggak sedih, gue cuman kesel aja sama lu," kata Yujin ngusap matanya yang berair.
Shit! Bisa-bisanya gue nangis di depan dia!
Nggak tega liat cewek di depannya ini nangis, Doyoung pun meluk dan ngusap kepala Yujin pelan.
"Kalo mau nangis, nangis aja. Kalo mau pukul gue, pukul aja, gue terima kok."
Maka Yujin pun nangis sejadi-jadinya. Dia nangis sambil mukulin dada bidang Doyoung berkali-kali.
"GUE KESEL SAMA LU, KIM DOYOUNG! KENAPA NGASITAUNYA BARU SEKARANG!? KENAPA KASITAUNYA DARI HARI-HARI KEMARIN AJA!? HUHUHUHU..."
"BISA NGGAK SIH YOUNG, LU NGGAK BIKIN GUE KHAWATIR!?"
"Gue... gue nggak mau ditinggal sama lu, Young."
Yujin menenggelamkan wajahnya di dada Doyoung. Nggak peduli make up-nya luntur gara-gara nangis. Doyoung juga biarinin Yujin nangis sepuasnya di kaosnya. Dia pengen setelah Yujin nangis, cewek itu lega dan merasa lebih baik.
"Gue sayang sama lu, Yujin."
🐇🐇🐇
Sebelum Doyoung pergi, dia memberikan jari kelingkingnya pada Yujin.
"Tungguin gue. Gue pasti balik lagi ke sini."
Dan Yujin membalas tautan kelingkingnya. "Iya, gue percaya sama lu."
Mereka pun berpelukan sekali lagi sebelum Doyoung benar-benar pergi.
Sambil memandang Yujin dari kejauhan, cowok itu membatin,
Gue janji, gue bakalan kembali ke pelukan lu setelah gue selesai kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN ➖ Doyoung & Yujin🐇[COMPLETED]✔️
Fanfic"Gue dijodohin sama orang yang nggak gue suka!" -kdy & cyj