BAB 2 - Perpustakaan

5.4K 222 9
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH SI CEWEK FROZEN

Kau datang tanpa ku undang
Tanpa ku mengerti mengapa kau
datang tanpa sebuah alasan
yang tepat -

🍁「Arzetta Nafa Raditya」🍁

***

Nafa bergegas keluar kamar dengan penampilan yang tidak terlalu mencolok. Rambutnya di kucir ekor kuda menyisihkan helaian rambut disisi telinga kanan dan kiri membuat Nafa terlihat cantik natural.

Ketika, hendak berjalan menuju pintu utama suara bi Inah menghentikan langkah Nafa

"Non Nafa mau kemana?" tanya bi Inah menghampiri Nafa.

"Kerumah temen bi."

"Apa mau biar bibi panggil pak Sigit buat antar non Nafa?"

"Gak perlu bi, Nafa bisa sendiri." singkat jawaban Nafa membuat bi Inah terdiam sejenak.

"Tap..i," belum sempat bi Inah bicara Nafa sudah pergi.

Saat menuju di depan pintu, Nafa memutar kepalanya ke belakang, dia teringat jika perempuan itu sangat mengkhawatirkan nya.

"Gapapa bi, gak usah khawatir. Nafa pulang gak sampai malam." ucap Nafa tersenyum tipis kepada bi Inah.

Senyum tipis hingga membuat orang yang melihat tidak tau kalau orang yang terkenal diam dan dingin ini tersenyum. Kecuali dengan wanita paruh baya barusan sedang dia ajak bicara ini, pembantu yang sudah dia anggap sebagai ibunya -bi Inah.

Pembantu rumah tangga keluarga Nafa sejak Nafa masih balita ini sangat perhatian dengannya. Bahkan orangtuanya saja tidak akan sepeduli ini, mereka hanya ... sudahlah jangan di teruskan semua ini hanya akan membuat hati Nafa teriris jika kembali mengingat kejadian beberapa tahun silam atau bahkan akhir-akhir ini. Bertemu saja sungguh membuat Nafa muak.

Dirumah bak istana ini sangat sunyi, orang yang tinggal hanya ada dia, Safa-kakak perempuan Nafa, bi Inah, pak Sigit, dan satpam rumahnya. Nafa tidak terlalu dekat dengan Safa. Oleh sebab itu, Nafa seperti hanya tinggal bersama pekerja rumah saja tanpa keluarga ataupun sanak saudara. Sebenarnya, Nafa mempunyai satu kakak laki-laki, dia Dafa. Nafa hanya dekat dengannya berhubung Dafa sedang kuliah di luar negeri tidak memungkiri kalau Nafa benar-benar kesepian.

"Hati-hati Non."

Nafa melajukan mobil keluar dari pekarangan rumah menuju ke rumah Bella.

Perlahan-lahan bayangan itu kembali memutari kepala Nafa, tanpa dia sadari sebulir cairan bening lolos keluar dari mata yang jernih itu hingga membasahi kedua pipi mulus nya, dadanya sesak seperti tengah tertimbun baja. Walaupun tidak terdengar suara isakan dari bibir merah, Nafa nampak sangat rapuh.

Cairan bening itu membuat pandangan Nafa buram seketika, kepalanya sungguh pening hingga membuat Nafa meminggirkan mobilnya di tepi jalan, demi menghindari kejadian yang tidak di inginkan

Dengan sekuat tenaga Nafa menarik nafas lalu menghembuskan secara perlahan, mengusap kasar cairan bening yang telah membasahi pipinya, kemudian menunduk di atas pengemudi. Mencengkeram kuat stir mobil. Pikirannya sungguh kacau, bahunya naik turun menahan sesak teramat dalam.

CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang