BAB 27 - Terungkap Kejujuran

1.5K 67 6
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH SI CEWEK FROZEN

***

"Lo siapa?" Tanyanya dengan bingung. Pasalnya ketika dia ingin duduk di sebuah pendopo berukuran sedang langsung mendapati gadis se usianya duduk memeluk diri dan menunduk hingga wajahnya tidak terlihat karena tertutup rambut.

Ini sudah mau larut malam, tetapi rasa penasaran siapa gadis itu menjadikannya tidak takut. Padahal biarpun dia manusia atau bukan tetap saja merasa ada hal yang tidak baik dengan kondisi gadis itu yang terkesan berantakan.

"Lo manusia atau bukan?" Pertanyaan sopral keluar begitu saja. Bagaimana bisa dia mempertanyakan pertanyaan konyol itu. Jelas-jelas dia terlihat seperti manusia bukan hantu.

Ah, hantu aja juga bisa berubah menyerupai manusia bukan? Mungkin dia hantu jadi-jadian. Atau mungkin juga penunggu telaga warna ini.

Dia langsung bergidik ngeri membayangkan jika dia beneran siluman penunggu air telaga.

"Kalo lo manusia ngapain disini sendiri? Udah malem gak baik perempuan malam-malam keluar sendirian. Tapi-" dengan jeda sebentar gadis itu mulai bergerak sedikit. "Tapi, kalo lo hantu... ngapain juga disini sendiri, emang hantu gak punya temen ya? Perasaan 'temen-temen' gue sejenis hantu banyak temennya tuh." Sambungnya lirih dan sedikit berpikir ketika mengucapkan kalimat terakhir.

Ketika dia menoleh ingin melihat gadis itu lagi langsung dikagetkan dengan muka datar yang begitu pucat, lingkaran hitam dan membengkak mata jelas terlihat. Matanya sayu.

Dengan keberanian dia mulai mendekati gadis itu walau bulu kuduk sudah berdiri, terasa begitu merinding. Dia sering melihat hantu tetapi perasaan takut masih saja menghinggap. Wajar, karena tidak semua hantu baik. Sama seperti manusia. Ada yang baik dan tidak baik.

"Apa... lo... baik-baik a...ja?"

Bukannya menjawab gadis itu malah menangis, matanya tak lepas memandangi cowok berkacamata dengan skate dihimpit pada lengan kirinya.

"Please jangan nangis, gue bukan orang jahat."

Tidak berhenti menangis, yang terjadi malah membuat gadis berbola mata bening itu semakin terus berderai air mata.

Karena bingung harus berbuat apa, pikirannya juga sedang tidak jernih mengharuskan dia untuk pergi dari tempat ini sekarang juga. Namun, baru berbalik badan mendadak dia mematung ditempat, memikirkan beberapa kejadian buruk jika dia meninggalkan perempuan tak dikenalinya ini.

Biarpun dia tidak mengenalinya. Tetapi, perasaan kasian juga berasa dalam diri sebagai sesama.

Perlahan dia kemudian mulai lebih mendekati gadis murung dengan rasa penasaran.

Tanpa disadari, ternyata gadis tidak diketahui asalnya langsung memeluk erat dan menumpahkan rasa kesedihnya dalam pelukan cowok berkacamata. Belum ada tanda ingin memeluk balik karena saking kaget dengan perlakuannya.

Tetapi baju sudah basah terkena air mata, kedua tangannya terangkat dan memeluk erat balik untuk menenangkan.

***

"Gue sebelumnya gak tau kenapa jadi seperti itu. Karena jujur, setelah tau rasa sakit yang lo rasain waktu itu juga membekas sampai ke gue hingga sekarang. Jelas sakit antara kita sama, berasal dari orang terdekat. Hanya saja inti masalahnya berbeda."

Seisi ruangan terdiam sangat lama, mencerna segala penjelasan dari satu orang karena kebanyakan dari mereka hanya sebatas pendengar.

Tidak paham dengan situasi masa lalu Nafa.

CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang