BAB 19 - Jealous (?)

2K 94 9
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH SI CEWEK FROZEN

Biarkan perasaanku terhadap kamu
berputar bersama bianglala itu.
Biarkan saja.

「🍁 Arendy Nero Bagaskara 🍁」

***

Nafa tidak bisa mengutarakan perasaannya kali ini. Dia sungguh bahagia. Bukan hal biasa lagi, hanya secara langsung bertemu dengan Dafa membuat hatinya terasa menghangat.

Setelah saling bertatap muka langsung dengan Dafa di kolam dan mengajak makan bersama Nafa memasuki kamar untuk persiapan pergi bersama Dafa nanti.

Nampak sekali kalau Nafa sudah bersiap-siap. Dia sudah mandi dan sekarang pakaian yang dikenakan adalah pakaian pemberian Dafa lima tahun silam, walau termasuk kaos simpel, Nafa nyaman menggunakan nya. Nafa juga tidak mau ribet. Toh, dia nanti akan pergi ke taman bermain yang pastinya bakalan banyak permainan disana.

Pantulan didepan cermin membuat Nafa tidak kunjung beranjak dari tempat meja rias. Bukan karena belum selesai berdandan. Sudah dikatakan kalau Nafa bukanlah tipe yang ribet. Termasuk berdandan. Cukup memoles sedikit bedak bayi dan mengoles bibir menggunakan lip tint agar wajahnya tidak terlihat pucat.

"Retta."

Nafa tersentak kaget mendengar panggilan yang sangat dekat dengan telinganya.

"Kak!!"

Dafa tertawa tanpa suara "ngelamun sih. Udah lah adik kakak yang satu ini sudah sangat cantik. Gak usah dandan terus." Nafa menghela nafas. Ternyata sikap Dafa masih sama. Selalu jahil "terserah kakak aja." Nafa mulai mengambil tas lalu memeriksa isinya lagi takut jika ada barang pribadi yang tertinggal.

Dafa tersenyum kecil. Tanpa Nafa tau Dafa memaksakan duduk disamping kursi yang sama dengan Nafa. Kursi itu memang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Untuk di tempati dua orang sangat cukup.

Dafa ikut melihat pantulan diri didepan cermin "gimana dek kabar daun hijau dan daun emas." tangan Nafa berhenti memasukkan ponsel kedalam tas.

Saat itu pula wajah Nafa terlihat muram. Ucapan itu tidak seratus persen kesalahan Dafa, dia hanya ingin kembali melindungi Nafa. Walaupun beberapa tahun terpisah jarak diantara keduanya tidak membuat Dafa lupa apa yang membuat Nafa seperti sekarang. Dafa ingin mencoba mengembalikan semua kebahagian Nafa, jika hanya sebatas senyuman atau tertawa lepas. Ya, cukup itu saja yang ingin Dafa lihat.

Entah sampai kapan kisah ini selesai. Dafa masih menunggu waktu itu. Jika untuk saat ini untuk menjawab segala problematika dalam kehidupannya atau Nafa sendiri, Dafa belum sanggup. Apalagi disaat harus mengatakan kepada Nafa mengenai kebenaran sesungguhnya terjadi, yang masih Dafa pendam sendiri. Berbagai rahasia Dafa simpan rapat. Detik ini pun mulutnya masih terbungkam belum mau membongkar seluk beluk akar dari kejadian masalah dahulu sampai sekarang.

Mendapati wajah sedih Nafa tak pernah larut dalam artian masih seperti biasa, datar. Yang bisa menggambarkan ekspresi Nafa memang hanya Dafa, padahal ekspresi yang menonjol sulit diartikan dalam diri cewek bergelar frozen itu.

Dafa mengangkat tangannya menyentuh dahi Nafa kemudian memijit perlahan secara lembut. Kebiasaan dari dulu ini sering dilakukan Dafa ketika Nafa bersedih.

CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang