BAB 3 - Mulai Penasaran

4.8K 180 11
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH SI CEWEK FROZEN

Kau membuatku ingin masuk kedalam duniamu. Kedalam kehidupan mu yang sebenarnya. Dalam realita duniamu bukan dunia ilusimu -

🍁「Arendy Nero Bagaskara」 🍁

Berhentilah mencari tau tentang ku, karena semuanya akan terasa sia sia dan tak berguna. Layaknya barang yang telah rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi -

🍁「Arzetta Nafa Raditya」🍁

***

"Sial, lo ngagetin gue tau!" jawab orang yang di panggil Ren barusan.

"Hahahaha, duh lutcunya bos gue ini." ledek laki-laki itu sambil tertawa terbahak-bahak.

Petugas perpustakaan melirik kedua cowok itu dengan tatapan tajam seraya mendesis dan mengangkat jari telunjuknya menempel di bibir.
Membuat cowok yang tertawa sambil memegang perutnya itu kicep. Cowok di sebelahnya hanya tersenyum miring.

"Rasain lo Yog di marahin kan sama bu Sinta, ini perpus. Berisik dikit bisa diterkam sama singa betina."

"Singa betina = SinTa?? Hahaha julukan yang lo kasih bagus juga bos."

Siswa yang sedang membaca di dalam satu kursi merasa terganggu, dia tolehkan kepalanya ke sumber suara.

"Woy lo berdua bisa diem gak? Ini perpus buat tempat baca bukan ngobrol." ketus cowok berkacamata tersebut.

"Serah gue!" kompak mereka berdua acuh tak memperdulikan ucapan cowok tadi.

Sedangkan cowok berkacamata itu hanya mendegus sebal. Malas berurusan dengan dua manusia gila.

"Lo ngapain sih bos ke perpus gue cari in juga."

Yoga sahabat dekat Rendy terkenal dengan keteguhan nya, terkadang sifat sok polosnya membuat dia jadi bahan bully bersama ketiga sahabatnya, salah satu dari ketiga cowok itu, ya cowok yang sedang dia ajak bicara. Rendy, sahabat yang selalu dianggap ketua oleh Yoga.

"Gue kira lo tadi Pak Arto, cuma mengantisipasi kena hukuman tambahan." Rendy mengelak.

"Ngomong aja bos takut kena hukuman lagi." cibir Yoga.

"Siapa bilang gue takut? Gue lagi males urusan sama si botak."

"Doorrr!!!" seru cowok mengagetkan Rendy dan Yoga.

Tatapan tajam Rendy menusuk kedalam mata cowok itu, "apa?!"

"Yaelah gak kaget, santai bro ntar mata lo keluar baru tau rasa." kata cowok berkulit sawo matang, dia Ibnu.

Yoga memandang sinis Ibnu. "Gak mutu banget lo!"

"Arya mana Nu?" tanya Rendy.
Yang ditanya hanya mengangkat bahu acuh, "tau."

"Cabut, nyari si kunyuk Arya!" ajak Rendy berjalan meninggalkan perpustakaan yang diikuti oleh kedua temannya itu.

Di tempat lain..

CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang