BAB 24 - Sempat Kepergok Rendy

1.5K 72 3
                                    

KEJUTAN!!

Sowry tiba-tiba langsung up. Aku udah gak sabar cerita ini cepet end. Wkwkwk.

SELAMAT MEMBACA KISAH SI CEWEK FROZEN

***

Pukul 20:15 tepat siswa-siswi SMA Garuda Bangsa berkumpul di aula satu selepas selesai belajar pada jam malam. Tidak heran kalau sekolah ini mempunyai 3 aula sekaligus yang ruangannya mampu menampung kurang lebih sekitar lima ratusan orang.

Mereka semua disana sedang mendapat pembinaan dari kepala sekolah untuk acara besok pagi.

Masih sama seperti biasa jadwal kegiatan belajar pada pagi hari dilakukan. Hanya akan ada pemadatan materi yang memang belum begitu banyak siswa memahami materi tertentu. Dan setiap jam 6 pagi setiap kelas harus melaksanakan do'a bersama.

Suasana hikmat memenuhi aula, begitu hening. Secara tidak ada satu pun suara dari mulut siswa ataupun guru, tidak seperti biasa. Selain karena mereka  sudah bertobat. Mereka juga merasa sangat lelah tenaga dan pikiran. Nafsu berbicara mereka seakan langsung menghilang drastis.

Walaupun lebih banyak siswa yang diam tidak mendengarkan saking lelahnya, ya memang permasalahnya mereka diam bukan berarti mendengarkan.

Kebiasaan dari Yoga ketika mendengarkan pidato pasti tertidur. Tangannya bersusah menopang dagunya yang tidak disangga pasti akan ambruk. Sama halnya dengan Ibnu yang dengan entengnya bersandar di tembok dan memainkan jari-jarinya pada tembok tersebut. Memang kurang kerjaan.

Arya yang tidak tahu harus mendengarkan atau malah ikutan tidur lebih memilih bermain game, padahal matanya sudah tidak bisa diajak kompromi. Kenapa disaat mendengarkan pidato malah mengantuk, coba saja kalau sekarang mereka bermain skate atau basket atau bikin api unggun gitu, sudah jelas rasa kantuk akan lenyap.

Merasa matanya perih Arya menghentikan bermainnya. "Ren punya permen karet kagak?" Rendy menjulurkan lidahnya. "Gile jorok lo, gue dikasih bekas!"

Rendy terkekeh kemudian mengambil sesuatu didalam saku celananya. "Nih! Habisin gue punya stok banyak," Arya segera merebut permen karet masih utuh itu dengan mata berbinar.

"Asekk makasih ye, emangnya lo jualan permen karet Ren?"

"Kagak,"

"Terus?" Rendy menatap Arya serius, "jangan bilang siapa-siapa ya?" dengan bodohnya Arya malah mengangguk setuju.

Rendy mendekatkan bibirnya tepat di telinga Arya. "Sebenernya gue punya pabrik permen karet."

Arya yang baru saja mengunyah permen langsung tersedak, "serius Ren?" berusaha menahan tawa Rendy malah mengangguk keras.

"Masya Allah kenapa gak ngomong dari dulu?"

Ibnu merasa ada yang tidak beres dengan kedua temannya langsung nimbrung. "Ngomong apaan?"

"Rendy punya pabrik permen karet, Nu!"

Ibnu menyipitkan mata saat Rendy menoleh dan mengedipkan sebelah matanya. Dikibulin nih Arya. Sejak kapan otak Arya tertular penyakit rada gesrek Yoga.

Ibnu mengambil pulpen yang dia kaitkan di sakunya dan melemparkan ke kepala Arya. "Gesrek dipeliara!" Arya mendengus, "lo yang gesrek!"

"Lo percaya Rendy punya pabrik permen karet? Lama-lama otak lo terkontaminasi sama nih Yoyo," kata Ibnu sambil menonyor kepala Yoga, membuat Yoga hilang keseimbangan dan jatuh tersungkur kedepan, dahinya langung kepentok kursi depannya. Bukan sakit lagi tapi sudah muncul benjolan merah.

CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang