BAB 21 - Keakraban

1.9K 79 5
                                    

WELCOME BACK! TERLALU LAMA MENANTI YAA? AKU BENER-BENER MINTA MAAF SUDAH MENGHILANG CUKUP LAMAAA. SEMOGA KALIAN MASIH BETAH MEMBACA KISAH NAFA DAN RENDY. KARENA AKAN ADA BANYAK KEJADIAN TIDAK TERDUGA. ADA JUGA PERISTIWA SEDIKIT RUMIT. TUNGGU SAJA DAN SELALU SUPPORT AKU BIAR ADA INSPIRASI NULIS.

SELAMAT MEMBACA KISAH SI CEWEK FROZEN

JANGAN BERHARAP ADA QUOTES KARENA QUOTES BERHENTI SAMPAI PART 20. Wkwkwk. Maaf ya.

***

"Gak nyangka gue ketemu lo disini, Tha."

Lagi-lagi Bayu hanya menampilkan senyum canggung. Sudah jelas terpampang didepan mata kalau keduanya saling mengenal. Sekilas matanya melirik ke arah perempuan disebelah Dafa. Ada banyak kalimat yang ingin dia utarakan, tetapi ribuan kalimat itu terhenti di tenggorokan. Tidak terlihat tapi rasa sakit masih membekas.

Terlama melamun tepukan di pundak membuat Bayu tersadar. "Ngapain bengong? Liatin bidadari ya?" Bayu nampak gagu untuk menjawab hanya tersenyum kecil.

Berbeda dengan raut wajah saat Rendy melihat didepan mata fenomena itu. Siapa laki-laki disamping Nafa? Kemudian hubungannya dengan anak baru di sekolahannya ini apa? Kenapa Nafa dari tadi juga diam saja tanpa berucap satu kata pun? Ah, Rendy. Kalau Nafa memang sudah dari sononya kayak gitu. Cuek. Tidak suka banyak ngomong. Tapi kata bidadari tadi, apa ditujukan ke Nafa? Secara diantara kami yang perempuan hanya Nafa. Tidak ada satu pun disekelilingnya ada perempuan lain.

"Ren! Bengong lo? Keburu dingin tuh gak lo makan-makan dari tadi," Rendy sedikit tersentak dan mengalihkan ke sepiring siomay. "Sorry." tanpa memperdulikan orang-orang itu lagi segera Rendy memakan siomay, seakan kejadian tadi tidak pernah dilihatnya dan dia pura-pura tidak mendengar.

"Tha lo kesini sama siapa?"

"Sendiri kak."

Senyum mengejek tercetak di bibir Dafa. "Pantes." Selepas mengatakan itu keduannya malah tertawa seakan ada kejadian lucu. "Oh ya Tha, lo sekarang jarang ya ke rumah?" deg, hati Bayu mencelos. Kenapa kak Dafa mengatakan hal itu. Apakah dia tidak tahu kalau dirinya sudah pindah di London selama beberapa tahun? Bayu tidak mengerti.

"Kak Dafa gak tau?" Dafa menyipitkan mata. "Tau apa?" giliran dahi Bayu bergelombang seakan tidak puas dengan balasan Dafa.

Bayu sangat dibuat kebingungan saat ini, lantas yang membaca pesannya beberapa tahun silam siapa? Dia memang sengaja tidak memberi tahu lewat pesan melainkan dengan surat dan beberapa bingkisan untuk seseorang yang dia titipkan ke Dafa secara tidak langsung.

"Waktu lima tahun lalu ada kiriman buat lo kak?" tanya Bayu hanyak untuk memastikan sebuah kiriman darinya diterima Dafa atau tidak. "Kiriman??" Dafa mencoba kembali memutar otak pada lima tahun lalu, tapi nihil dia sama sekali tidak menemukan memori itu. "Gue rasa gak pernah nerima kiriman."

Bayu menghembuskan nafas berulang. "Oke kak, lain kali gue cerita." ucapnya lirih tapi masih terdengar oleh Dafa.

Pedagang siomay tiba-tiba datang membawa pesanan Dafa sehingga membuat Dafa mau tak mau beranjak dari duduk. Selepas membayarnya lebih dulu Dafa menyampaikan sesuatu ke Bayu. "Tha, gue sama Nafa habis ini pulang dulu. Mampir lah kerumah, sekarang gak kayak dulu lo." Dengan diakhiri kekehan keduannya. "Oke kak, kapan-kapan gue maen kerumah."

"Sip. Dek kamu gak ngomong apa-apa sama Atha?" Nafa menggeleng singkat dan memngatakan hal bukan jawaban dari pertanyaan Dafa. "Kak, Nafa pusing mau ke mobil duluan."

"Loh, dek?" Bayu menelan ludah kasar. "Tha gue duluan!" teriak Dafa dibalas senyum kecut Bayu.

Kepergian Nafa digantikan dengan kedatangan gerombolan anak skate, beberapa diantara mereka yang jelas dan pasti ada sahabat Rendy. Mereka terlihat cuek ketika ada sepasang cewek-cowok masih dari jarak agak jauh hendak berpapasan, tapi semakin mendekat mengetahui kalau cewek barusan dilewatinya adalah princess ice, mata mereka membulat sempurna.

CUEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang