SELAMAT MEMBACA KISAH SI CEWEK FROZEN
Satu kata untukmu yang hanya
bisa ku ucapkan walau dalam hati
"terimakasih"🍁「 Arzetta Nafa Raditya」🍁
***
Matahari sudah menyinarkan cahaya, siang ini Rendy masih betah duduk di sofa ruang dimana Nafa di rawat, dia rela menunggu Nafa sejak pagi. Meskipun dari tadi hanya suara siaran televisi yang lebih mengisi ruangan itu tidak mengurungkan niat Rendy untuk tidak menunggui Nafa sampai Ara datang. Ara dan mamanya sempat pulang untuk memberitahu orang rumah Nafa, karena saking paniknya Ara sampai lupa bilang kalau Nafa ada di rumah sakit.
Rendy merenggangkan otot yang terasa kaku, terlalu lama duduk dan tidak ada pergerakan. Dia menengok Nafa masih terlelap dalam tidur. Ketenangan itulah yang di gambarkan saat melihat wajah Nafa tertidur.
Bunyi seperti makan kerupuk lumayan mengganggu, suara ini berasal dari perut Rendy.
"Gile laper banget gue." keluh Rendy sambil mengelus perutnya
"Apa beli makanan dulu ya?? Mumpung Nafa masih tidur." Rendy berpikir. "Iyain aja lah biar cepet."
Rendy bergegas keluar dari ruangan, melangkah menyusuri lorong rumah sakit yang masih banyak orang. Ternyata rumah sakit tidak sehoror di film film. Rendy mencari letak di mana ada penjual makanan dalam rumah sakit tapi dia tidak menemukan.
Perawat wanita dengan balutan make up tipis terlihat cantik natural berjalan anggun. Tak lupa senyum manis ke setiap orang yang berpapasan dengannya tidak pernah luntur. Perawat itu hampir melewati Rendy kalau saja dia tidak mencegahnya.
"Suster, boleh nanya??"
"Boleh." jawab perawat itu ramah.
"Kalau mau ke kantor KUA di sebelah mana ya??"
Perawat tersebut sedikit terkejut, dahinya bergelombang tanda tidak mengerti.
"Hehe bercanda sus, maksud saya di sini yang jualan makanan di sebelah mana ya??" akhirnya Rendy bertanya yang masuk akal. Perawat juga menghela nafas lega tadi dia sempat berfikir kalau orang di depannya ini gila atau stress, mana ada kantor KUA didalam rumah sakit.
"Kamu dari sini lurus aja nanti itu ada simpang tiga kamu ambil kiri berdekatan dengan taman banyak yang jualan." Perawat itu menjelaskan sambil menggerakkan tangan sesuai arahan dengan ucapannya.
Rendy manggut manggut mengerti. "Makasih ya sus."
"Sama-sama."
Rendy meninggalkan perawat itu dengan langkah santai mengingat ingat ucapan perawat tadi agar tidak salah jalur. Untung masih ada yang jualan makanan di dalam kalau tidak dia akan repot keluar area rumah sakit hanya untuk mengasupi cacing perut yang semakin meronta .Ternyata perawat itu tidak salah. Memang di dekat taman, banyak stand yang menyediakan berbagai menu makanan. Mulai dari berbagai olahan daging, sayuran, mie, atau nasi sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUEK
Teen Fiction••• Jangan melihat orang baik selalu terlihat baik-baik saja. Karena apa yang kamu lihat tidak seperti apa yang terlihat. Hidupku rumit, aku seperti daun muda yang lambat laun warnanya akan memudar, warna itu berubah menjadi kuning kecoklatan. Merek...