Sah IV

17.1K 1.2K 16
                                    

"Kita sudah terlambat." ujar mama.

Hana mengikuti mama yang menariknya kedalam kamar, ia disuruh duduk didepan meja rias.

"Anak Mama ini kenapa menghilang begitu saja? Seandainya saja Mama tidak menyewa bodyguard, mungkin Mama sudah masuk rumah sakit karena mencemaskanmu." membelai pipi Hana.

"Maafin aku, Ma." Hana merasa bersalah, ia memang tahu mamanya menyewa seorang bodyguard untuk mengawasinya namun ia sama sekali belum pernah bertemu dengannya. Lagipula, ia selalu lupa jika ada bodyguard karena Hana sama sekali tidak tahu dimana bodyguard itu mengawasinya.

"Sekarang bukan saatnya mendrama, Mama harus merubah wajah cantik anak Mama menjadi lebih cantik dalam setengah jam." Ia mengeluh kesal, "Seharusnya Radit membawamu lebih cepat, kita mungkin mempunyai waktu lebih lama untuk berdandan."

Sudah lama Hana tidak mendengar keluh kesah mamanya mengenai Radit. Baginya mama Radit sudah seperti mamanya sendiri, ia sering bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapinya. Ia juga meminta pendapat kepada mama tentang sebuah agensi DJ Cinta yang menawarinya menjadi model. Mama terpekik girang dan mengatakan jika itu adalah salah satu agensi model yang paling bergengsi. Jika Hana menyutujuinya maka Mama akan menjadi fans nomor satu.

Hana melihat sekeliling kamarnya yang sudah direnovasi menjadi kamar pengantin. Disetiap ujung tempat tidurnya terpasang kelambu berwarna putih, seprei bergambar Doraemon diganti dengan seprei polos berwarna putih dan diatas tempat tidur terdapat kelopak bunga mawar. Dipojok kamarnya terdapat koper berwarna navy dan disampingnya tergntung gaun pengantin.

Pandangannya kembali pada kelopak bunga mawar yang dibentuk menjadi tanda hati pada tempat tidurnya. Ia berjanji, hal pertama yang akan dilakukukannya setelah acara ijab qabul adalah membuang seluruh kelopak bunga itu.

"Apakah aku memang akan menikah hari ini?" tanya Hana setelah mengamati tempat tidurnya.

"Tentu saja, memangnya Radit tidak memberitahumu?" Mama sibuk memoleskan entah apa pada wajah Hana dan membuatnya memejamkan mata.

"Aku kira dia bercanda." Mencoba tertawa.

Mama menghentikan kegiatannya, "Hana," panggilnya Ragu.

Hana membuka mata, mengangkat wajah untuk melihat mamanya yang terlihat cemas.

"Jika ragu, kamu boleh membatalkan pernikahan ini. Mama bisa menjelaskan semuanya pada Radit secara perlahan, Mama yakin Radit akan menerima keputusanmu."

Hana tersenyum, ia memegang lengan mama, "Aku ingin mencobanya, Mama," diam sejenak. "Mungkin ini terdengar gila karena mempermainkan sebuah pernikahan suci. Namun selama kak Radit masih berada disampingku, aku akan mencoba bertahan. Dan jika suatu saat nanti kak Radit memilih wanita lain, disaat itu juga aku akan melepas kak Radit."

"Apa kamu yakin dengan keputusanmu ini?"

Hana mengangguk yakin, "bukankah Mama tahu betapa aku menyayangi kak Radit. Aku sudah bahagia berada disamping kak Radit. Apalagi sekarang dia akan menjadi suamiku. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan."

Mama tersenyum haru, "dasar Radit bodoh! Kenapa dia tidak mau menurunkan egonya sedikit saja dan mengakui mencintaimu. Mama akan mendukungmu seratus persen, Hana."

"Terima kasih, Mama."

♡♡♡♡♡♡


Hana bangkit dari tempat duduknya, pandangannya tidak sengaja melihat cermin. Ia tersenyum bangga karena mamanya sangat pintar memilihkan sebuah gaun karena sangat pas ditubuh Hana.

HanaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang