Hara menampilkan senyum, mengangkat tangan kanannya menunjukkan sesuatu yang dia bawa.
"Hara."
"Aku membawakan buah kesukaan kamu," Hara mendekat, mengecup puncak kepala Radit sebelum menarik kursi untuk didudukinya. Membuka kantong yang dibawanya. "Mau Apel, anggur atau jeruk?"
"Hara, aku..."
"Apel, anggur atau jeruk!" sela Hara.
Radit menghela napas pendek, "jeruk."
Hara mengambil jeruk, mengupasnya dalam diam. Mengambil satu sisir, "Aaa...," perintah Hara.
"Aku bukan anak kecil, Hara," mengambil jeruk yang ada ditangan Hara, kemudian memakannya.
"Aku tidak tahu jika Raja sekuat itu," tangan kanannya terangkat untuk menyentuh ujung bibir Radit yang membiru.
Radit terdiam, ini adalah pertama kalinya dia melihat wajah Hara sedekat ini semenjak putus seminggu lalu. Walaupun Hara selalu datang ke kantornya, Radit hanya melihat wajah Hara sekilas.
Radit tidak ingin memberikan perhatian lebih padanya, takut Hara akan salah sangka dan membuatnya lebih terluka.
Rasa bersalah menggerogotinya, "Pulanglah," ujarnya pelan.
Tangannya terhenti, menatap mata Radit, "apakah kehadiranku sangat menganggumu?"
"Bukan, ini tidak baik untuk kita," menatap wajah Hara yang pias, mata yang sembab menandakan dia baru saja menangis.
"Untuk kita?" decak Hara tak percaya, "apakah ini pembalasan yang pernah aku lakukan dahulu? Aku memang pernah berhubungan dengan Ricky ketika kita masih diawal hubungan, aku melakukannya karena diawal pacaran kamu selalu bersikap dingin padaku! Aku sangat mencintaimu Radit. Aku tidak terima kamu memutuskanku hanya masalah ini."
"Ini bukan masalah Ricky, Hara. Aku telah membuat kesalahan yang sangat besar dan tidak bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja!" Radit mencoba menjelaskan secara halus, dia tidak ingin akan ada kesalahpahaman diantara Hana dan Hara.
"Dan tanggung jawab itu dengan menikahi Hana?" tanya Hara, Radit tersenyum lemah kemudian menganggukkan kepala. "Bagaimana dengan perasaanku! Aku mencintaimu, kau mencintaiku. Kita saling mencintai, mungkin aku bisa berbicara dengan Hana, kita bisa mendiskusikan ini lagi," ide itu melayang dikepala Hara. Dia akan berusaha sekuat tenaga membujuk Hana untuk menolak pernikahan ini.
Radit menggeleng, "tidak Hara, pernikahan ini adalah keputusanku. Apapun yang terjadi aku akan menikahi Hana."
"Tidak, aku tidak akan menerima keputusanmu ini!" Hara bangkit berdiri, "aku akan merebutmu kembali, akan aku pastikan jika keputusanmu ini adalah suatu kesalahan yang besar!"
"Hara," teriak Radit, tidak percaya akan apa yang diucapkan oleh Hara. Merebut kembali? Bukan ini yang dia harapkan. Dia melepaskan Hara karena yakin Hara akan bahagia walaupun tidak bersamanya. Hara berhak mendapatkan pria yang lebih baik darinya.
"Tidak, Radit! Aku tidak akan mendengar omong kosong dirimu! Tiga bulan, aku akan pastikan dalam tiga bulan kamu akan menjadi milikku lagi," Hara dengan keyakinannya.
Radit menggeleng kuat, tidak menyangka masalah ini akan menjadi serumit ini, "dengarkan aku Hara, ini salah, kita harus berhenti sampai disini. Aku tidak ingin kamu lebih sakit daripada ini."
"Apa kau mencintainya?"
Cinta? Kenapa semua orang menanyakan pertanyaan yang sama? Apakah dengan rasa sayang tak cukup untuk membina sebuah keluarga. Radit memang menyayangi Hana, entah sayang sebagai pria atau sebagai kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanara
Romance"Hanara, will you marry me?" Sebuah kalimat yang akan menjungkir balikkan kehidupan seorang Hanara. Raditya, sahabat yang dicintainya selama bertahun-tahun akhirnya mengatakan kalimat yang pernah dia mimpikan *longlist wattys 2018*