Hana sedang memasukkan pakaian kedalam koper ketika Radit masuk, ia duduk didepan Hana, kedua kakinya disilangkan. Ia tidak membantu, hanya menatap Hana dalam diam.
"Kalau tidak mau membantu lebih baik keluar saja." Keheningan terpecah namun kedua tangannya masih terampil melipat baju dan memasukkannya dalam koper.
Bukannya membantu Hana memasukkan baju kedalam koper, Radit justru mengeluarkan baju yang berada didalam koper.
Hana berdecak, ia menepuk punggung tangan Radit, "Jangan usil!"
Radit terkekeh namun kembali melanjutkan kegiatanya.
"Astaga, keluar saja! Main dengan kak Raja." Hana bangkit berdiri, menarik lengan Radit namun tenaganya tidak kuat karena yang terjadi sekarang ia justru duduk dipangkuan Radit.
"Kak Radit!" Kaget, ia mencoba meronta namun Radit menahannya.
"Kita harus bicara, Hana." suaranya pelan dan tegas.
"Baiklah, biarkan aku duduk normal!" Hana berniat duduk disamping Radit.
Radit menggelengkan kepala, "Tidak! Aku yakin kamu akan melarikan diri jika tidak seperti ini." Ia meletakkan tangannya pada perut Hana, memainkan kancing baju.
"Apa yang kak Radit inginkan?" Hana menunduk menatap Radit yang justru sibuk dengan permainan barunya.
"Apa yang kamu katakan pagi tadi serius? Apa kamu yakin?" Radit mendongak menatap wajah Hana yang menganggukkan kepala mantap. "Berikan aku alasan untuk bisa menyetujui ide gilamu itu!"
Setelah mengatakan jika Hana ingin pernikahan mereka disembunyikan Radit belum sempat memarahinya karena Hana menarik lengannya ke sebuah stand pakaian. Radit tidak membahas lagi karena Hana terlihat bahagia, mungkin apa yang dikatakannya hanya lelucon belaka. Namun ia tidak bisa mengenyahkan permintaan itu sebelum benar-benar mengetahui jika itu sebuah lelucon atau tidak.
Hana mengalihkan pandangannya. Ia juga tidak tahu mengapa mengucapkan permintaan itu. Kontraknya dengan DJ Cinta pun tidak melarangnya untuk menikah. Ia memang mengajukan diawal kontrak karena ia berkeinginan menikah diawal usia dua puluh tahun.
Mungkin karena ia takut. Takut jika suatu saat nanti dia tidak bisa melepaskan Radit dan menggunakan menikah sebagai alasan. Takut jika pernikahan ini hanya sebagai sandungan Radit untuk mendapatkan kebahagiaannya.
"Kita belum mendaftarkan pernikahan dan ..."
"Keluarga sudah sepakat akan mendaftarkan pernikahan kita jika sudah pulang kerumah." Sela Radit, karena pernikahan mereka mendadak Radit belum bisa mengurus seluruh dokumen yang harus diperlukan. Apalagi Hana yang kabur, sedikit menyulitkannya.
"Untuk itu sebelum kita mendaftarkannya, aku ingin kak Radit merahasiakan pernikahan ini." Sedikit takut Hana mencoba menatap Radit.
"Alasan ditolak," katanya tegas. "Ini bukan alasan yang tepat untuk merahasiakan pernikahan ini Hana. Kita sah dimata agama walaupun hukum belum. Aku akan mengurus semuanya setelah kita sampai dirumah. Sebenarnya apa yang kamu takutkan akan pernikahan ini? Hubungan intim atau kamu takut aku tidak bisa membahagiakanmu?"
"Karena aku tidak mau terlalu nyaman!" Seru Hana keras. "Aku takut jika aku sudah terlalu nyaman, aku akan menjadi wanita yang selalu mengandalkan kak Radit dan akan sangat sulit untuk dilepaskan.
"Aku tidak ingin pernikahan ini sebagai alasan untuk kak Radit membahagiaanku dan tidak mengejar apa yang kak Radit inginkan dan justru menekan perasaan kak Radit.
"Dan masalah hubungan intim. Ya, aku takut ketika akan melakukannya, my heart hurt when i remembered that night. You called her name countless time when you hold me." Hana menepuk hati Radit dengan jari telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanara
Romance"Hanara, will you marry me?" Sebuah kalimat yang akan menjungkir balikkan kehidupan seorang Hanara. Raditya, sahabat yang dicintainya selama bertahun-tahun akhirnya mengatakan kalimat yang pernah dia mimpikan *longlist wattys 2018*