Berujung Petaka

13K 1K 35
                                    

"Aku benar-benar minta maaf." Tante Eci menempelkan kedua telapak tangannya didepan muka seraya digosok-gosokkan.

Hana bersedekap, memandang tante Eci yang merasa bersalah. Ia menghembuskan napas lelah, membantu tante Eci yang berlutut didepannya. Hana yang merasa bersalah sekarang.

"Bangunlah Tante, aku tidak marah." Mendudukkan tante Eci dikursi yang ia tempati. Hana berdiri, pandangannya kearah pada dua orang yang saling duduk berdekatan.

"Ini benar-benar mendadak Hana, sebenarnya yang menjadi partner kamu adalah kak Jasmine. Entah mengapa bos membatalkan kontrak dan digantikan oleh Hara."

Hana tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku sudah mendatangani kontrak. Yang aku harapkan adalah Hara bisa bersikap profesional." Memandang kearah orang yang sedang dibicarakannya.

Hana baru tahu, jika Hara baru saja mendatangani kontrak kerja dengan DJ Cinta. Dia tidak tahu motif dibalik pendatangan kontrak dengan DJ Cinta dan tak peduli. Dan ini adalah pekerjaan pertama Hara setelah mendatangani kontrak. Hana juga baru mendapat pesan dari sang bos untuk saling menjaga.

Hana mengalihkan pandangan ketika sepasang mata juga sedang menatapnya. Bukan pandangan menusuk, namun permintaan maaf.

Ya, Radit dan Hara sedang duduk berdua dengan Hara yang mencoba menggamit lengan Radit. Sebaliknya Radit terlihat risih namun mencoba menepis Hara dengan sopan seperti tak ingin menyakiti wanita itu.

Hana menghela napas panjang, ia duduk disebelah tante Eci. Seandainya saja mood hari ini tidak baik, mungkin dia sudah uring-uringan.

Sutradara sudah memanggil mereka untuk proses syuting. Hana menghela napas dalam sebelum pamit pada tante Eci.

"Good luck."

Hana berjengit saat suara seorang pria tepat dibelakang telinganya. Hana menoleh, menatap pria yang mengagetkannya. "Sejak kapan disini, bukannya..." Hana menoleh kearah  Radit duduk tadi kemudian mengedarkan pandangannya mencari Hara namun tidak ada.

"Hara ke toilet sebentar. Akhirnya aku bebas."

Hana dapat melihat senyum lebar Radit, ia seperti seseorang yang baru saja keluar dari kegelapan.

Radit mengusap rambut Hana pelan, "Maaf ya, aku akan mencoba lebih tegas lagi dengan Hara."

Hana sudah bisa menebak ini yang akan terjadi jika Radit dan Hara bersama. Istri pun terlupa jika melihat mantan yang aduhai.

Hana menatap Radit, kedua tangannya terkepal seakan mencari sebuah kekuatan, "Aku tak menyukainya. Jika kak Radit lebih menyukai dia, lebih baik lepaskan saja diriku!! Aku lelah harus menahan cemburu setiap kak Radit berdekatan dengannya." Lantang Hana.

Sekarang bukan hanya Radit yang akan diperjuangkan namun juga bagian Radit yang sekarang sedang tumbuh. Ah, mengingatnya saja sudah membuat Hana senang.

Tadi, Hana sempat membeli test pack dan mencobanya, dua garis merah terpampang jelas. Rencananya esok, ia akan menemui dokter untuk memastikan. Dia sudah tak sabar untuk memberitahukan ini kepada Radit.

"Kenapa malah senyum?" Hana jengkel, Radit seperti tidak serius menanggapi perasaannya.

"Tidak, apa istriku ini sedang cemburu?"

"Tentu saja aku cemburu. Aku kan...."

"Come on, kita mulai syutingnya." Sutradara menginterupsi perkataan mereka.

"Pergilah, aku akan mendukungmu dari sini. My belove wife."

Hana terperangah, pipinya bersemu, ia menunduk karena malu. Hanya dengan kalimat sederhana itu sudah membuat kemarahan Hana menghilang entah kemana.

HanaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang