Part 4 : 'Explanation'

839 163 7
                                    

Storyline is mine, don't copas it..
All casts belogs to God, their parents, their agency and fans

😍😉😉😍

Sungyeol on mulmed, he's so asdfghjkl

***

Pukul tujuh malam. Akhirnya Woohyun sampai juga di rumahnya setelah pulang dari kerja part-time sore hari yang ia jalani di sebuah toko musik sederhana bernama Melonies. Letak toko itu tak terlalu jauh dari rumahnya, jadi Woohyun memilih untuk selalu jalan kaki saat pulang. Lumayan lelah sih, tapi lumayan juga untuk menghemat pengeluaran daripada harus naik kendaraan umum.

Woohyun merebahkan tubuhnya di kasur. Seketika, pikirannya melayang ke kejadian tadi siang, saat Sungyeol dan adiknya menceritakan beberapa hal yang ia ingin tahu dari Infinity High, termasuk kartu merah.

~Flashback~

"Astaga, Hyun! Kau serius tak tahu apapun tentang sekolah ini ya?"

Woohyun menggeleng. Memang benar, ia tak tahu apa-apa tentang Infinity selain dari apa yang dia dengar dari orang-orang. Yang ia tahu, tempat ini adalah sekolah elit yang difavoritkan di Seoul. Dan juga, Infinity bisa membuatnya mudah masuk ke Seoul University nantinya.

"Kau punya banyak hal untuk diceritakan, hyung!" tawa Sungjong sambil menepuk-nepuk bahu kakaknya.

"Yaampun, aku jadi tak tahu harus mulai menceritakannya dari mana." Sungyeol menggaruk tengkuknya. "Baiklah, singkat saja. Begini, di sekolah ini, kami punya tiga organisasi, yaitu OSIS, MPK, dan yang berada diatas kedua organisasi itu, Dewan Murid."

"Hah? Ada organisasi siswa yang lebih tinggi dari OSIS dan MPK?" tanya Woohyun heran.

"Begitulah, Dewan Murid yang mengatur jalannya semua hal yang terjadi dengan murid-murid sekolah." Jelas Sungyeol. "Meskipun dianggap organisasi murid teratas, tapi anggotanya tak banyak. Hanya ada enam orang, termasuk aku dan Sungjong, dan sisanya, ya, yang bersama dengan kami tadi, dan satu orang lagi yang sedang bolos entah kemana. Oh ya, dan Sunggyu hyung itu ketuanya."

"Okay..." Woohyun mengangguk berusaha mencerna informasi dari teman barunya itu. "Lalu yang disebut-sebut kartu merah ini apa?"

"Anggota Dewan Murid berhak berdiskusi untuk menentukan siapa murid yang pantas mendapatkan kartu merah—hukuman terberat untuk murid di Infinity." Lanjut Sungyeol. "Tak sembarang orang bisa mendapatkan hukuman itu. Biasanya sih yang punya kesalahan atau pelanggaran besar. Meskipun menentukannya harus meeting lebih dulu, tapi tetap saja, yang dapat memutuskan dan mengeluarkan kartu merah itu hanya ketua."

Sungjong melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Woohyun, "Dan, mendapat kartu merah, itu sama saja seperti perintah perang, bisa melawan dan bertahan, atau segera menyerah dan keluar sebelum menyesal." Ucapnya dengan mimik misterius.

"Aku tidak mengerti." Simpul Woohyun sambil memiringkan kepalanya.

"Tenang saja hyung," Sungjong merangkul bahu Woohyun dengan akrab, ekspresi seriusnya barusan seketika lenyak entah kemana. "lama-lama kau juga akan mengerti."

~Flashback off~

***

Keesokan harinya...

"Namanya Nam Woohyun. Kelas 2-2. Murid pindahan dari Sinhan High School, dan mendapat beasiswa sampai lulus di Infinity. Rumahnya di sekitar jalan Apgyeong. Tinggal sendirian. Bekerja part-time di sebuah toko musik." Hoya membaca sesuatu di ponselnya. "Aku sudah memberitahu apa yang kutahu, hyung. Apa masih ada yang kurang?"

R̤E̤D̤ C̤A̤R̤D̤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang