Part 13 : 'The New Red Card'

739 153 9
                                    

Storyline is mine, don't copas it..

All casts belogs to God, their parents, their agency and fans

😍😉😉😍

***

"Kau yakin kau baik-baik saja, Hyun?" Jimin menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan Woohyun yang sedang duduk diatas kasurnya. "Aku bisa menemanimu kalau kau mau."

Woohyun tertawa kecil—yang terdengar dipaksakan bagi Jimin—dan menepuk pelan pundak sahabatnya itu, "Gwenchana, Jimin-ah. Aku tak ingin Kang-ssaem memarahimu lagi karena bolos pelajarannya. Kau harus kembali ke sekolah sekarang."

Jimin menggeleng, "Aku sudah terlanjur keluar dari area sekolah." Ia mengangkat tas selempangnya. "Aku bahkan membawa tasku keluar."

"Astaga." Woohyun geleng-geleng. "Jadi kau benar-benar berencana bolos seharian?"

Senyum tipis muncul di wajah Jimin. "Jangan larang aku, Woohyun." Dilempar tasnya ke sembarang arah dan beralih mendorong Woohyun pelan ke kasur. "Sekarang berbaringlah dan biarkan sahabatmu ini merawatmu, hm?"

"Arraseo~" senyum Woohyun mengembang. Jimin benar-benar teman yang baik. Ia tahu jika Woohyun sedang tidak dalam kondisi untuk menjelaskan sesuatu, jadi ia hanya diam dan tak memaksa sahabatnya untuk menceritakan apa yang terjadi atau bagaimana ia bisa berakhir di villa misterius tadi. Mungkin ia akan menanyakannya nanti, saat Woohyun sudah lebih tenang.

"Gomawo, Jiminie. Aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku jika kau tak datang dengan motormu yang berisik itu tapi anehnya sangat aku syukuri karena, wow, kau datang dalam 10 menit setelah aku sent location padamu. Kau memang yang terbaik!"

"Aku tak tahu kau memujiku atau mengejek motor kesayanganku." Jimin memutar mata, "Hentikan cheesy-peasymu dan istirahatlah, Woohyun."

Namun ia tersenyum juga akhirnya sambil menyelimuti Woohyun. "Aku akan membuatkanmu sup. Kau belum sarapan kan?"

Mendengar itu membuat lawan bicaranya mengangguk dengan excited. Jimin tertawa lagi dan mengacak pelan surai hitam Woohyun sebelum beranjak ke dapur yang mana sudah sangat ia hapal dimana letaknya, sangking seringnya dia main ke apartemen sederhana yang ditempati sahabatnya ini.

***

"Oh, Woohyun-ah," Suara bass pria di telepon menyambutnya dengan ramah. "Tumben kau menelepon? Dan kenapa kau belum datang?"

"Em... mianhaeyo, Tn.Song, sebenarnya aku ingin meminta izin cuti hari ini." Woohyun menggigit bibir bawahnya merasa bersalah.

Mau bagaimana lagi? Ia bahkan tak bisa untuk sekedar berjalan dengan lurus sebab sakit di kepalanya belum juga reda.

Jadi, bekerja hari ini bukanlah pilihan yang baik, apalagi setelah Jimin—yang ngomong-ngomong baru pulang setengah jam lalu karena ditelepon Eommanya yang menyuruhnya segera pulang dan mengomel karena ia diberitahu salah satu guru jika anaknya tidak terlihat di sekolah—memaksanya untuk istirahat penuh seharian ini.

"Neo gwenchana?" tanya Tn.Song, atasannya di toko musik tempat ia bekerja part-time. "Suaramu terdengar berbeda."

"Ne, aku hanya sedang tak enak badan, Tn.Song, tapi baik-baik saja." Sahut Woohyun.

"Geuraeyo? Arraseo, aku akan meminta pegawai lain bekerja lebih lama hari ini dan kau dapat membalas dengan mengerjakan tugas mereka nanti." Kata Tn.Song dengan solusinya.

R̤E̤D̤ C̤A̤R̤D̤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang