Part 40 : 'The Answer'

683 139 55
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

P.s : Rated M 18+ for inappropriate words.

Seharusnya aku masih hiatus, jadi anggaplah ini lagi khilaf ;)

***


"Lee Howon."

Hoya mendongak dengan malas. Ia menahan diri untuk tak memutar mata saat melihat pandangan gusar gurunya itu.

Bell pelajaran ketiga baru saja berbunyi. Yoon-ssaem, sang guru Matematika yang saat itu harus mengajar di kelas 2-2 sudah tak terkejut lagi saat melihat murid-murid kelas itu yang ributnya melebihi supermarket sedang asyik dengan lingkaran pertemanan mereka--bergerombol maupun sendiri-sendiri, untuk sejenak tak menyaari bahwa jam pelajaran sudah dimulai kembali.

Seperti biasa, wanita paruh baya itu akan menghentakkan sepatu wedges-nya sambil menghentak mimbar guru senyaring mungkin menggunakan penggaris kayu besar.

Menyadari kehadirannya, anak-anak langsung berhamburan, sibuk untuk sesegera mungkin duduk di tempat masing-masing.

Tentu saja Hoya yang tadinya sedang tidur siang dengan cara menopang wajah dengan kedua lengannya yang terlipat di meja, langsung membuka mata dengan kesal, jelas sekali ia merasa terganggu dengan keributan teman-temannya yang berlarian barusan.

Belum sempat ia meneriaki mereka, guru Matematika itu sudah lebih dulu menyebut namanya, membuat Hoya mengerang.

Ugh, yang ribut mereka, bukan aku! Tapi kenapa wanita tua ini hanya memanggilku?

Ia menghela napas, "Waeyo, Yoon seonsaengnim?" biar bagaimanapun, ia tetaplah satu dari enam anggota Dewan Murid yang terhormat. Untuk itu, citranya harus selalu nampak bagus di mata orang lain, termasuk para guru-guru yang menurutnya kolot itu.

Yoon-ssaem menatapnya curiga. Menatap ke arah luka-luka dan lebam di wajahnya lebih tepatnya. Murid lain langsung menoleh ke arah bangkunya, diam-diam ingin tahu juga apa yang terjadi padanya.

R̤E̤D̤ C̤A̤R̤D̤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang