Part 24 : 'Asinine'

923 172 65
                                    

Storyline is mine, don't copas it..

All casts belogs to God, their parents, their agency and fans

😍😉😉😍

***

Woohyun memandang dirinya lekat-lekat di cermin. Ia berulang kali menghela napas saat melihat seragamnya yang penuh dengan makanan. Tangannya bergerak menyalakan air di wastafel dan mulai membersihkan bagian yang berlumuran saus dan kuah. Namun nampaknya percuma, ia sepertinya takkan bisa kembali ke kelas siang ini.

"Dasar orang-orang menyebalkan," gerutunya sambil mencuci noda di vestnya. "Kotoran ini sulit dihilangkan jika tidak di sikat." Ia menghembuskan napas frustasi dan kembali mematikan air.

Sebetulnya ia tak begitu memikirkan ucapan mereka tadi, karena toh itu semua—yang mereka ocehkan—tidak benar. Ia lebih bingung bagaimana harus membersihkan seragamnya ini, sementara setelah ini masih ada dua mata pelajaran lagi sebelum pulang.

"Woohyun-ah," ia langsung menoleh dan melihat Myungsoo melangkah kearahnya dengan wajah cemas.

Woohyun tersenyum tipis pada temannya itu, "Oh, hai, Myungsoo." Ia kembali menatap cermin. "Jangan dekat-dekat, nanti seragammu bisa terkena kotoran."

Tapi Myungsoo tak mendengarkannya, ia berjalan lebih dekat hingga tepat disamping Woohyun. "Woohyun-ah, pakai ini." Ucapnya seraya menyodorkan setelan olahraga. "Jika nanti Jung-ssaem menanyakannya, aku yang akan menjelaskan."

Woohyun menatap Myungsoo lalu ke pakaian di tangannya itu sejenak. "Kau yakin, Myung?"

Myungsoo tersenyum. "Iya. Kenapa? Menurutmu ini bau keringat? Ini sudah kucuci, tahu!" Ia lega karena Woohyun nampak baik-baik saja, suaranya terdengar sama seperti biasanya, ceria dan kuat. Kemungkinan jika orang lain ada di posisi Woohyun tadi, mereka takkan mungkin setegar ini.

Woohyun tertawa mendengar perkataan Myungsoo. Ia mengulurkan tangannya dan menerima baju itu. "Gomawo, Myungie."

"I-iya..." Myungsoo mengalihkan wajahnya saat melihat Woohyun tersenyum, terutama, ia tersenyum sambil memanggilnya dengan panggilan itu. Hal ini membuat Myungsoo jadi sangat ingin memeluk Woohyun sangking menggemaskannya ia. "Cepatlah ganti, aku akan menunggumu. Setelah itu kita ke kelas bersama, oke?"

"Oke!" kata Woohyun semangat sebelum memasuki sebuah biling toilet.

Myungsoo langsung menghembuskan napas yang ia sendiri tak tahu sejak kapan ia tahan. Ia bersandar di wastafel sambil memikirkan rencana.

Rencana untuk membalas kakaknya.

***

"Kenapa kau bisa mendapat luka ini?" tanya Taeyeon sambil mengobati rahang Hoya dengan antiseptik dan es batu.

Hoya mendengus, antara kesal dan menahan sakit. "Myungsoo—AW! Noona! tak bisakah kau lembut sedikit?"

Dongwoo yang menemaninya ke ruang kesehatan ini hanya menggeleng. "Jangan manja, Hoya. Itu kan hanya luka kecil. Kau bahkan tak berdarah sama sekali."

"Tapi rasa sakitnya seperti neraka." Keluh Hoya sambil menunjuk rahangnya. "Lihat hyung! Bagaimana bisa dia membuat wajahku membiru hanya dalam satu pukulan? Ugh!"

"Myungsoo memukulmu?" Taeyeon menyerahkan bungkusan es tadi ke tangan Hoya agar ia mengompresnya sendiri. "Maksud kalian, Myungsoo adiknya Sunggyu?"

"Yeah, noona. Myungsoo mana lagi yang kau kenal?" sahut Dongwoo sambil menuangkan teh dari teapot kecil yang disuguhkan Taeyeon bagi murid-murid yang istirahat di ruangannya ini. "Dan dia memukul Hoya sangat telak. Kemungkinan ia juga akan melakukannya pada Sunggyu jika tidak kutahan." Ucapnya sebelum menyeruput teh orale itu.

R̤E̤D̤ C̤A̤R̤D̤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang