Part 42 : 'Overnight'

775 139 155
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

P.s : Not edited, I'm sorry in advance for any typo(s).

***


"Aku mengerti sekarang."

"Apa?"

"Kurasa aku mengerti mengapa aku menyukaimu."

Woohyun diam sejenak. "Hah? M-maksudmu, Seonbae?"

"Bukan apa-apa." Sunggyu langsung mengalihkan wajahnya. Ia segera berbaring membelakangi Woohyun sambil menarik selimut. "Aku hanya ada disini sekitar 4 sampai 5 hari lagi, jadi sebelum aku pulang kau sudah harus melunasinya. Atau..."

"Atau?"

"Kau ingin aku mengulangnya lagi?" meski Woohyun tak dapat melihat wajahnya,tapi ia yakin sekali jika seniornya itu pasti tengah memutar mata. "Jika kau tak bisa bayar, kau bisa melunasinya dengan opsiku tadi, yaitu putuskan Myungsoo."

Woohyun mendengus mendengar itu. "Aku pasti akan melunasinya, tapi tidak dengan memutuskan Myungie. Apa kau sekejam ini hingga sangat benci saat aku bahagia dengannya?" setelah mengucapkan itu, ia berbalik dan beranjak dari ruangan. "Selamat malam, Seonbae."

Sunggyu akhirnya berbalik dan menengok ke pintu tepat saat benda itu ditutup dari luar. Ia memejamkan mata dan menghela napas panjang.

Kau... bahagia dengannya?

***

Myungsoo memandang lurus kearah TV yang menyala dengan pandangan kosong, sementara kedua tangannya sibuk memainkan ponsel.

Setelah beberapa saat, ia mengalihkan tatapannya dari layar untuk menengok ke jam dinding. Saat ini sudah hampir tengah malam, dan tak ada orang di rumahnya.

Sunggyu masih di Rumah Sakit. Tn.Kim sedang berada diluar kota untuk mengurus cabang bisnisnya. Dan para maid yang biasanya berkeliaran disekitar rumah ini sudah pulang ke rumah mereka masing-masing, karena besok weekend.

Hanya ada Myungsoo sendiri. Mungkin ia tak pernah mengatakan atau menunjukkannya, tapi sebenarnya ia benci sendirian. Itulah sebabnya sekarang ia menyalakan TV dengan volume lumayan nyaring agar rumah besar ini tak terasa begitu sepi.

Sesekali pikirannya mendarat ke Woohyun yang beberapa hari ini sulit untuk ia hubungi. Saat Myungsoo berhasil meneleponnya, Woohyun hanya menjawab jika ia sedang ada urusan. Dia tak bilang urusan apa, hingga membuat Myungsoo selalu merasa cemas. Namun di akhir sambungan telepon, Woohyun selalu menenangkannya dan berkata kalau ia benar-benar menyanyangi Myungsoo.

Myungsoo benar-benar bingung apa yang terjadi pada Woohyun. Kekasihnya itu mendadak menjadi sangat sibuk dan sulit dijangkau selama tiga hari ini.

Jadi, ketika ponselnya yang sejak tadi ia mainkan tiba-tiba bergetar dan menunjukkan ID caller seseorang yang barusan ia pikirkan tersebut, Myungsoo tak membuang waktu sedikitpun dan langsung menggeser opsi hijau, sedangkan tangan yang bebas ia gunakan untuk meraih remot dan mengecilkan suara TV.

R̤E̤D̤ C̤A̤R̤D̤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang