Part 5 : 'You Shouldn't Believe Me'

839 168 12
                                    

Storyline is mine, don't copas it..
All casts belogs to God, their parents, their agency and fans

😍😉😉😍

Sungjongie on mulmed

***

"Woohyun-ah."

Woohyun menoleh ke belakang bangkunya dan mendapati Naeun dan Hoseok berdiri tak jauh darinya. "Oh, kalian sudah mau pulang?" ia menatap mereka dengan senyum menggoda. "Pulang bersama lagi? Arraseo, arraseo, hati-hati di jalan, guys!"

"Hm..." Naeun bertukar pandang dengan Hoseok sebelum kembali menatap Woohyun yang masih sibuk menyimpuni buku-buku dan peralatan tulis ke tasnya. "Bagaimana denganmu? Mau pulang bersama?"

Setelah memasukkan buku tulis terakhir, Woohyun mengancing tasnya dan menyampirkannya di bahu kanan. Ia tersenyum ke kedua temannya itu, "Mianhae, tadi siang aku sudah janji akan pulang bersama orang lain. Aku baru tahu kalau rumah kami searah."

Hoseok menatapnya heran, "Dengan siapa?"

Jangan bilang...

"Jungkookie."

... si kartu merah. Ah, ternyata benar.

Mendengar nama itu disebut membuat siswa-siswi lain di kelas itu yang tadinya sibuk siap-siap pulang sambil mengobrol dengan orang terdekat mereka mendadak berhenti dan menatap ke arah Woohyun serempak. Kelas yang seramai festival itu seketika menjadi hening layaknya tak berpenghuni.

Hoya, yang sejak pelajaran akhir tadi pura-pura tidur dengan menelungkupkan kepalanya di atas meja, kini membuka matanya, duduk tegap dan menatap tajam orang disampingnya. Woohyun tak menyadari semua mata yang tertuju padanya karena ia masih menoleh ke Naeun dan Hoseok.

Menyadari kesunyian kelas, Sungyeol yang sedang membersihkan papan tulis ikut mempehatikan scene tersebut dalam diam.

Walaupun ragu, Hoseok melangkah lebih dekat dan berbisik di telinga kanan Woohyun, "Hei teman, kusarankan, kau jangan terlalu dekat dengan si kartu merah itu." ucapnya sepelan mungkin, takut jika Hoya atau Sungyeol bisa mendengarnya.

***

Namja berambut hitam itu bersenandung di sepanjang koridor yang ia lalui. Ia berniat menunggu, tapi memutuskan untuk ke kelasnya Jungkook duluan.

Lagu random yang ia nyanyikan pelan seketika berhenti saat dirasa ponselnya yang ia kantongi memperdengarkan ringtone lagu favoritnya. Ia merogoh saku celananya dan melihat ID-callernya.

Jiminie

Ia tersenyum, dengan segera menekan tombol hijau di layar ponsel dan mendekatkan benda minimalis itu ke samping telinganya. "Bogoshipo, Jimin-ah!"

Terdengar suara kekehan renyah dari seberang sana, "Aigoo, aku bahkan belum mengucapkan Yeoboseyo."

"Kenapa? Kau tak suka aku merindukanmu?"

Meskipun Jimin tak melihatnya, ia sangat yakin kalau sahabatnya itu sedang mempoutkan bibirnya. "Oke-oke, nado bogoshipoyo, Woohyun." Sahutnya. "Jadi, bagaimana minggu pertamamu di Infinity?"

Senyum lebar Woohyun seketika lenyap, digantikan helaan napas panjang. "Sekolah disini tak semenyenangkan yang kubayangkan." Ucapnya sambil menyingkir agar tak menutupi jalan. Ia bersender di salah satu tembok sambil memejamkan mata.

"Wae?" tanya Jimin dengan nada khawatir. "Seseorang menyulitkanmu? Sudah kuduga! Sekolah elit seperti itu pasti diisi oleh orang-orang sombong yang menyebalkan."

R̤E̤D̤ C̤A̤R̤D̤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang