#20

236 8 1
                                    

1 tahun yang lalu...

"Thanks udah nerima gw ya, Na." Setelah Leo mencium Sienna, Leo mengajak Sienna makan di rumahnya lalu mengantarkan Sienna pulang. Sienna masih mengenakan baju dan celana Leo, sedangkan seragamnya Sienna tinggalkan di rumah Leo.

"Emangnya gw udah nerima lo? Lo yang maen nyosor aja." Ucap Sienna ketus, walau tidak seketus biasanya. Sienna hanya menyembunyikan kegugupannya di depan Leo.

"Kalo lo ga nerima gw, mungkin gw udah babak belur sama lo tadi."

"Emang harusnya gw tabokin lo sampe babak belur, Le!"

"Sienna..."

"Hmm?"

"Hari ini, delapan Agustus dua ribu enam belas, lo resmi jadi pacar gw."

"Kalo anak-anak tau gimana, Le? Gimana dengan Siska dan yang lain?"

"Gw akan kasi tau Siska malam ini juga."

"Jangan."

"Kenapa?"

"Gw belom siap. Nanti aja bisa kasi tau Siskanya?"

"Nanti itu kapan?"

"Satu bulan lagi?"

"Engga."

"Le..."

"One week. No more discussion." Akhirnya Sienna mengangguk, walau dengan keragu-raguan. Tidak bisa dipungkiri, Sienna memiliki perasaan lebih pada Leo. Tapi Sienna masih takut, karena Leo dan Sienna berbeda, setidaknya itulah yang Sienna pikirkan. Leo punya segalanya, sedangkan Sienna hanya seorang gadis sederhana.

Reputasi Leo di sekolah memang cukup buruk, karena Leo sering gonta ganti pacar, tapi mantan-mantan Leo yang selalu bertindak duluan, mendekati, dan meminta Leo menjadi pacar mereka. Entah Leo bodoh atau tidak bisa menolak permintaan mantan-mantannya, Leo selalu menerima mereka, walau hubungan mereka tidak akan bertahan lama. Kebanyakan dari mereka mundur karena Leo terlalu dekat dan mementingkan Siska lebih daripada mereka dan karena Leo selalu bersikap baik dengan semua cewek. Mereka sama sekali tidak merasa spesial saat menjadi pacar Leo, karena itu mereka mundur teratur.

Tapi yang namanya pantang mundur, selalu saja ada cewek yang dengan percaya diri berpikir bahwa mereka berbeda. Mereka yakin bisa membuat Leo memperlakukan mereka dengan istimewa, walaupun kenyataannya belum pernah ada cewek seperti itu. Para cewek-cewek yang awalnya punya rasa percaya diri yang tinggi mulai menyerah setelah bulan ketiga mereka berpacaran, karena itu Leo tidak pernah awet berpacaran lebih dari tiga bulan.

Leo tidak berubah, sampai Sienna datang. Leo yang biasanya selalu diberi perhatian oleh para cewek kali ini memberikan perhatiannya pada seorang anak baru. Perhatian kecil pada awalnya, dan perhatian kecil itu berubah menjadi rasa yang tidak bisa Leo kendalikan. Sienna berbeda dengan cewek-cewek lainnya. Pertemuan pertama mereka begitu membekas di hati Leo.

"Yaudah, gw masuk dulu ya." Ucap Sienna sambil membuka pintu mobil Leo. Setelah Sienna masuk ke dalam rumah, Leo menjalankan mobilnya, dan beberapa saat kemudian ponselnya berbunyi. Leo memasang headset di telinganya dan menjawab panggilan dari Siska.

"Kenapa?" Tanya Leo tanpa berbasa-basi, karena mereka memang sudah sangat dekat.

"Besok jemput gw ya, Le. Kita berangkat bareng."

"Mobil lo kenapa?"

"Gw lagi males bawa mobil, Le. Gw tunggu kayak biasa ya, Le."

"Sori, Sisi. Besok gw gabisa kayaknya. Besok gw mo jemput Alan."

Elisa NataliaWhere stories live. Discover now