Happy Reading.. Jangan lupa vomment ya..
Sorry part ini pendek..
Di dalam bus, Sienna memejamkan matanya. Ia tidak tertidur, tapi menahan rasa mual yang melanda perutnya. Mungkin karena Sienna minum kopi Papanya sebelum berangkat tadi. Sienna bangun terlambat dan ia sangat haus sampai-sampai ia meminum kopi milik Papanya dan langsung berlari menunggu angkot di dekat rumahnya. Sienna bahkan belum menyadari teman duduknya sudah berganti.
"Na, perut kamu sakit? Mau aku ambilin obat mual?" Sienna langsung membuka mata dan menemukan Leonardo Nicholas Halim sedang berada di sampingnya, di tempat seharusnya Elisa berada.
"Lo?"
"Elisa sama Bianca." Senyum Leo bahkan membuat Sienna terdiam sesaat, dan kembali membuat Sienna memejamkan matanya, menghindari pesona Leo yang bisa membuat jantungnya melompat-lompat.
"Sakit lagi, Na?"
"Engga. Gw cuman butuh air mineral aja." Leo pun memberikan sebotol air mineral yang belum diminumnya kepada Sienna. Sienna mengambil air mineral itu dan meminumnya dengan perlahan. Sesekali mata Sienna melirik Leo, yang sedang menatapnya dengan khawatir. Ini bukan pertama kalinya Sienna melihat Leo dengan pakaian santai, tapi entah kenapa pemandangan itu masih bisa membuat jantung Sienna berdebar kencang. Andai umur manusia ditentukan dari banyaknya detak jantung, mungkin Sienna akan mati lebih cepat dari yang seharusnya.
"Na, bokap aku titip salam."
"Jangan salamin balik." Sienna dapat merasakan beberapa pasang mata mulai mencuri pandang pada Leo. Sienna menghembuskan nafas perlahan, berharap Siska tidak akan menghampirinya dan mengajaknya ribut, walau sepertinya tidak mungkin jika Leo ada di sampingnya seperti ini.
"Kenapa lo duduk di sini?" Tanya Sienna, kali ini agak ketus.
"Aku mau duduk sama kamu. Ga boleh?"
"Gw gamau dikulitin sama penggemar lo, Leo."
"Ga bakal. Kan ada aku di sini." Sienna mendengus dan mengeluarkan headset dari tas ranselnya. Sienna lalu memasangkan headset di telinganya, menyambungkan kabel headset itu pada ponselnya, dan mulai memutar lagu-lagu kesukaannya. Baru sejenak Sienna mendengarkan lagu-lagu di ponselnya, Leo menarik headset dari telinga kirinya dan memasangkan di telinganya.
"Aku juga mau denger lagu yang kamu denger." Sienna hanya terdiam, membiarkan Leo memejamkan matanya sambil mendengarkan lagu-lagunya. Bahkan ketika Leo mulai tertidur dan bersandar di bahunya, Sienna hanya terdiam, sedikit menikmati kebersamaannya dengan Leo. Hanya sebentar.
***
Sampai di tempat camping, para murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Bianca membacakan nama-nama kelompok dengan pengeras suara, meminta para murid duduk sesuai dengan kelompoknya.
Leonardo Nicholas Halim
Elisa Natalia Wijaya
Alando Alvian Pratama
Siska Putri Permana
Evi Mariana
Ester Muljono
Nathanis Evelyn Winata
Jessica Cecilia
---
Davin Filbert Westlie
Sienna Princessa Sanjaya
Kenny Pratama
Simon Harris
Fido Wiranata
Farah Cynthia
Clarissa Wibowo
Pricillia Santi
---
Setelah kelompok dibacakan, Kenny menarik lengan Sienna menjauh dari Leo yang sejak tadi berada di dekat Sienna. Sienna awalnya kaget, tapi sama sekali tidak menolak saat Kenny menarik lengannya, karena mereka memang satu kelompok. Kenny membawa Sienna menghampiri Davin yang sudah membawa bendera kelompok nomor 5. Sienna melihat sudah ada Simon dan Fido di dekat Davin.
"Eh, Nana! Asik banget ya kita satu kelompok!" Seru Simon saat melihat Sienna.
"Wah seru nih ada si Nana. Sayang kita ga satu kelompok sama Leo." Sahut Fido lagi. Simon dan Fido memang benar-benar berisik.
"Tolong Kak, jangan ganggu calon pacar saya." Sienna terkejut melihat Kenny yang sudah ada di depan Sienna, menghalangi Simon dan Fido yang ingin mendekati Sienna.
"Eh bocah! Lo gatau Sienna udah ada yang punya?" Seru Simon sedikit menaikkan nada suaranya.
"Setau saya Sienna bukan punya siapa-siapa." Jawab Kenny dengan tenang.
"Wah, ini anak cari masalah. Dia belom tau Leo kalo udah ngamuk kayak apa." Fido terlihat tidak senang dengan jawaban Kenny yang tampak tenang.
"Leo milik Siska." Itu adalah pernyataan, bukan pertanyaan. Ada nada menakutkan saat Kenny mengatakan hal itu. Hati Sienna juga sakit mendengar pernyataan itu dari Kenny.
"Tolong kesampingkan urusan pribadi. Kita harus bangun tenda sama cari kayu bakar." Kali ini Davin menengahi mereka. Semuanya jadi terdiam setelah mendengar perintah dari Davin. Akhirnya Sienna dan Kenny mendapat bagian mencari kayu bakar. Keduanya mulai menjalankan tugas mereka. Sienna mengambil karung kosong untuk kayu-kayu yang nantinya akan mereka ambil.
"Sori buat yang tadi." Kenny memulai pembicaraan, dan Sienna hanya berguman sambil tersenyum tipis. Kenny lalu menggenggam tangan Sienna saat mereka mulai masuk hutan untuk mencari kayu bakar.
"Gw tau ada yang mau lo tanyain ke gw kan?" Kenny berhenti berjalan sejenak dan menatap Sienna dengan serius.
"Lo kenal Leo?" Tanya Sienna hati-hati
"Leo dan Siska. Gw kenal mereka."
"Sejak kapan?"
"Gw tau yang lo rasain. Karena gw juga pernah mengalami hal yang bahkan lebih parah dari yang lo alamin."
"Maksud lo?"
"Nyonya Miranda akan melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya."
"..." Sienna begitu terkejut sampai tidak bisa mengatakan apa pun. Nyonya Miranda? Mengapa saat Kenny menyebutkan nama itu ia terlihat begitu marah? Apa yang sudah dilakukan Miranda pada Kenny?
"Gw gamau lo mengalami hal yang gw alamin, jadi jauhin Leo. Sikap lo ngejauhin Leo udah bagus, tapi ga cukup bagus. Lo masih membiarkan dia ada di deket lo. Gw tau semua ini sulit, tapi gw bisa bantu lo. Lo bisa manfaatin gw buat jauhin Leo."
"Kenapa? Kenapa lo mau bantu gw, Kenny?"
"Karena gw tau lo udah lelah berlari. Jadi biarin gw bantu lo." Setelah mengucapkan hal itu, Kenny kembali membawa Sienna mengumpulkan kayu bakar. Sienna sempat terdiam memikirkan perkataan Kenny. Terlintas di benak Sienna saat Miranda mengatakan hal-hal yang menyakitkan. Apa benar Miranda bisa melakukan apapun untuk memisahkannya dengan Leo?
YOU ARE READING
Elisa Natalia
Teen FictionBeberapa part di private acak! "When I'm with you, I feel safe from the things that hurt me inside." ~ Elisa Natalia "I think no matter how much time passes by, I will always have a weak spot for you. And that terrifies the hell out of me." ~ Davin...