#30

226 9 0
                                    

Hai, jangan lupa vomment ya!

Enjoy and happy reading!!

Bukan hanya Leo yang melamun saat pelajaran Ibu Ningsih, Davin juga tidak biasa-biasanya melamun saat pelajaran. Biasanya Davin bisa mengesampingkan hal-hal yang bisa mengganggu pikirannya saat pelajaran, tapi sekarang Davin memikirkan Elisa dan Tantenya. Davin tidak bisa percaya begitu saja pada Adik dari Mama kandung Elisa itu. Davin tidak tau apa yang direncanakan oleh wanita itu, tapi Davin khawatir pada Elisa. Elisa masih seputih kertas, akan sangat mudah bagi wanita itu untuk memberikan warna hitam pada kertas itu, dan Davin tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Elisa... Sejak kecil Davin sudah terbiasa memanjakan Elisa. Davin selalu tertarik untuk berada di dekat Elisa, berusaha mendiamkannya jika ia menangis, memberikan mainan miliknya yang disukai Elisa, mengalah jika sedang bermain dengan Elisa, apapun yang membuat Elisa tersenyum, Davin akan melakukannya. Bahkan saat Clara hadir, Davin tidak juga membagi rasa sayangnya pada Clara.

Sampai Elisa pergi...

Saat itu Davin belum mengerti mengapa seorang wanita yang tidak dikenalnya membawa pergi Elisa. Davin selalu bertanya kepada Riana, kapan Elisa akan pulang, dan akan mengamuk saat Riana tidak juga memberikan jawaban yang pasti. Sampai Jeremy mengatakan pada Davin, "Elisa tidak akan lagi tinggal bersama kita."

Davin yang saat itu masih terlampau kecil, menangis dan jatuh sakit setelah Jeremy mengatakan hal itu. Kasih sayang Riana dan Jeremy, juga kehadiran Clara membuat Davin perlahan bisa menerima ucapan Jeremy. Davin menerima bahwa Elisa tidak akan tinggal lagi bersamanya, tapi Davin tidak pernah melupakan Elisa.

Lalu Bianca hadir...

Saat berumur 8 tahun, Davin sudah mempelajari dasar-dasar bisnis di kediaman keluarga Westlie. Sebenarnya Riana menentang keinginan mantan mertuanya itu, karena Riana ingin Davin seperti anak normal lainnya. Belajar dan bermain, bukannya belajar bisnis pada usia yang masih sangat kecil. Tapi Riana sangat sulit menentang mantan mertuanya itu, yang sangat menginginkan Davin, karena Davin adalah satu-satunya penerus Westlie. Riana hanya bisa merelakan Davin pada hari Jumat dan Sabtu untuk menginap di kediaman Westlie.

Saat itulah Davin mengenal Bianca. Bianca tinggal tidak jauh dari kediaman Westlie, dan Bianca adalah cucu dari sahabat Opa dan Oma Davin. Bianca juga mengikuti pelajaran bisnis yang sama dengan Davin.

Bianca jelas berbeda dengan Elisa. Elisa cengeng, sedangkan Bianca anak yang kuat. Elisa cuek, sedangkan Bianca cerewet. Tapi ada satu kesamaan antara Bianca dan Elisa yang bisa Davin lihat saat baru mengenal Bianca. Bianca dan Elisa sama-sama akan menangis jika kalah bermain petak umpet.

Davin ingat saat pertama kalinya bermain petak umpet dengan Elisa, dengan mudah Davin dapat menemukan Elisa, dan Elisa langsung menangis keras saat ia ditemukan. Sejak saat itu Davin akan sengaja mengalah saat bermain petak umpet dengan Elisa. Davin akan berpura-pura mencari Elisa, dan akhirnya berteriak menyerah. Karena itulah sepanjang yang Elisa ingat, ia selalu menang jika bermain petak umpet dengan Davin.

Dan saat Davin bermain petak umpet dengan Bianca di kediaman Westlie, Bianca menangis saat dirinya ditemukan oleh Davin. Sejak itu kehadiran Bianca mengisi kekosongan di hati Davin setelah Elisa pergi, walau Davin tidak pernah lupa pada gadis kesayangannya.

Pertemuan pertama mereka...

Davin mengingat pertemuan pertamanya dengan Elisa setelah sekian tahun. Davin tidak mengenali gadis yang sedang berbaring di rumput itu sebagai Elisa, tapi ada sesuatu pada diri gadis itu yang membuat Davin tertarik.

Davin bukan tipe orang yang akan menyapa, menegur, atau mencampuri urusan orang lain. Biasanya Davin tidak akan peduli jika seorang gadis berbaring di rumput. Sejak kapan Davin menjadi laki-laki pecinta rumput dan bunga? Tidak, Davin sama sekali tidak tertarik dengan rumput dan bunga. Ia hanya tertarik dengan gadis yang sedang berbaring di rumput itu, sehingga ia mencari-cari alasan untuk berbicara dengan gadis itu.

Alasan yang akhirnya sangat disesalinya. Apa ada cara yang lebih aneh untuk menyapa seorang gadis? Davin seperti kehilangan akal sehatnya, karena tidak biasa-biasanya ia bertindak konyol. Karena merasa sangat konyol, Davin malah berbicara dengan ketus, dan akhirnya perkenalan pertama mereka tidak berjalan dengan mulus.

Saat Davin mendengar jika Jeremy sudah menemukan Elisa, ia merasa senang. Davin bahkan tidak sabar menunggu Jeremy menjemput gadisnya. Dan saat Davin melihat gadis itu di rumahnya, ia akhirnya bisa mengerti mengapa ia merasakan sesuatu saat bertemu dengannya waktu itu. Tetapi Davin langsung menyadari sesuatu, menyadari bahwa gadis di hadapannya itu berbeda dengan gadisnya yang dulu. Sesuatu atau seseorang sudah mengubah gadisnya menjadi sosok yang sama sekali tidak ia kenal. Gadisnya bahkan menolak Riana dan mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati Riana.

Gadisnya sudah berubah, dan Davin tidak bisa bersikap seperti dulu lagi. Davin harus menahan kerinduan pada gadisnya, dan membuat gadis di hadapannya menjadi gadisnya yang dulu.

Tidak ada yang bisa Davin lakukan selain mengawasi dan membuat Elisa merasa nyaman di rumah. Davin ingin membuat Elisa merasa nyaman dan diterima di rumah Jeremy. Davin juga ingin memberikan semua yang tidak bisa ia berikan kepada Elisa selama ini. Tapi Davin tau, Elisa menjaga jarak dari semua orang, dan terkadang Davin bisa melihat sorot mata kebencian di mata indah gadisnya. Mata polos gadisnya kini berubah menjadi mata penuh kebencian.

Davin benci dengan situasi ini. Jeremy jelas mengatakan bahwa Elisa tidak mengingat saat-saat ia tinggal di rumah Jeremy. Elisa memang masih terlalu kecil saat itu, tapi apa benar Elisa sama sekali tidak mengingat saat-saat itu? Jeremy melarang Davin untuk menjelaskan semuanya pada Elisa, karena Jeremy merasa waktunya belum tepat. Elisa baru saja mengalami banyak perubahan dalam hidupnya, dan Jeremy khawatir jika Elisa tidak bisa menerima penjelasan dari mereka. Biar bagaimana pun Elisa telah tinggal dengan Alena cukup lama, dan tidak akan mudah merubah pandangan Elisa tentang Jeremy dan Riana.

Davin hanya bisa bersabar dan menunggu Elisa. Menunggu sampai Elisa mempercayainya. Memang tidak mudah, tapi Davin merasa bahwa sedikit demi sedikit Elisa mulai membuka diri padanya. Davin tidak tau mimpi-mimpi seperti apa yang selama ini menghantui Elisa, tapi Davin berjanji, berjanji bahwa Elisa tidak akan pernah sendirian.

Kecelakaan Elisa membuat Davin membuka mata, bahwa Elisa hanya menggunakan Alan untuk menghancurkan Clara. Bagaimana mungkin gadisnya bisa menghancurkan Clara sampai seperti ini? Tapi Davin tau, jauh di lubuk hati Elisa, masih tersimpan gadisnya yang dulu, dan hal itu terbukti ketika Elisa menyelamatkan Clara, mengorbankan dirinya.

Davin memutuskan untuk menceritakan semuanya. Ia tidak bisa melihat Elisa menderita karena dendam. Elisa harus tau semuanya. Davin harus membuat Elisa mengerti. Cerita itu mengalir begitu saja, dan akhirnya Elisa tau semuanya. Davin pun tau mimpi-mimpi buruk yang selalu menemani malam-malam gadisnya. Davin membenci Alena, karena membuat Elisa menjadi alat balas dendamnya. Diam-diam Davin berjanji, kalau ia akan menghapus setiap mimpi-mimpi buruk gadis kesayangannya.

Dan kini Aleta datang...

Satu hal yang pasti, Davin tidak akan membiarkan Aleta menghancurkan Elisa, seperti Alena menghancurkan Elisa.

Elisa NataliaWhere stories live. Discover now