#29

230 5 0
                                    

Jangan lupa Vommentnya ya :)

Siapa karakter favorit kalian?


Leo menghembuskan nafasnya kasar saat Ibu Ningsih, guru matematikanya sedang menjelaskan beberapa soal di papan tulis. Ingatannya melayang saat semalam ia meminta penjelasan Mamanya. Leo sama sekali tidak menyangka jika Mamanya turut andil besar dalam hancurnya hubungannya dengan Sienna. Padahal selama mereka berpacaran, Mamanya selalu menunjukkan bahwa ia menyukai Sienna. Leo selalu berpikir jika Sienna memutuskannya karena Siska. Sienna dan Siska memang berteman, itu lah yang Leo tau.

Flashback

"Le..." Miranda menunggu Leo di ruang tamu, dan ketika anak lelaki satu-satunya itu pulang, Miranda langsung menghampirinya.

"Mama udah siapin makanan kesukaan kamu. Yuk, makan."

"Ga ada yang mau Mama jelasin ke Leo?" Tanya Leo, duduk di ruang tamu, tidak menanggapi ucapan Mamanya yang mengajaknya ke ruang makan.

"Le, ini semua demi kebaikan kamu. Mama gamau kamu patah hati lagi. Kamu sampai harus masuk rumah sakit tahun lalu."

"Apa yang terjadi satu tahun yang lalu, Ma?"

"Tidak ada yang terjadi, Le. Mama cuman gamau Sienna nyakitin kamu lagi seperti tahun lalu."

"Ma, tolong jujur sama Leo."

"Apa yang udah dikatakan Sienna sama kamu sampai kamu mencurigai Mama seperti ini, Le?" Miranda kali ini tampak gusar dan tidak senang. Miranda jarang sekali memperlihatkan emosi yang sebenarnya pada orang lain. Selama ini ia juga selalu berhasil menekan perasaan tidak sukanya pada Sienna di depan Leo.

"Sienna ga bilang apa-apa, Ma. Leo kenal Sienna, Ma."

"Kamu baru mengenal Sienna, Leonardo."

"Cukup untuk melihat semua kebaikan Sienna yang mungkin belum bisa Mama lihat."

"Ada apa ini?" Tiba-tiba seorang pria paruh baya datang, membuat Miranda dan Leo menoleh. Leo langsung menghampiri pria paruh baya itu dan memeluknya.

"Kapan sampe Indonesia, Pa?" Tanya Leo begitu memeluk Papanya.

"Barusan, Le. Papa tadi dengar sedikit pembicaraan kalian. Kamu ribut sama Mama kamu? Soal perempuan?"

"Richard, kamu bahkan jarang ada di rumah. Kamu tidak perlu ikut campur masalah ini." Sahut Miranda terlihat kesal.

"Tentu saja aku harus ikut campur masalah Leo. Leo anakku, Miranda. Leo, sekarang cerita sama Papa, siapa perempuan yang bisa membuat kamu bertengkar sama Mama kamu. Bukan Siska kan?" Richard Halim melepas jasnya, meletakkan tas dan jasnya di sofa, lalu merangkul Leo untuk makan bersama. Leo dengan senang hati mengajak Richard makan malam bersama.

"Jadi, berapa lama kali ini kamu di Indonesia? 2 hari?" Tanya Miranda sinis saat semua makanan sudah tertata rapi di meja makan. Hubungan Richard dan Miranda memang kurang baik karena kesibukan Richard. Richard lebih sering mengurus bisnisnya di luar Indonesia, dan hal ini membuat hubungan Richard dan Miranda renggang. Awalnya Leo memang marah dan benci jika Papanya jarang pulang ke rumah, tetapi semakin dewasa, Leo semakin menerima kesibukan Richard, dan akan menghabiskan waktu dengan Papanya begitu Richard pulang ke rumah.

"Papa sudah bisa menyerahkan cabang perusahaan kita di London pada orang kepercayaan Papa. Jadi Papa akan terus ada di Indonesia, sampai perusahaan membuka cabang baru, tapi sepertinya tidak dalam waktu dekat." Perusahaan Halim memang sedang berkembang dengan pesat beberapa tahun belakangan. Membuat Richard sangat sibuk karena pembukaan banyak cabang baru di luar Indonesia.

Elisa NataliaWhere stories live. Discover now