Tempat ini begitu putih, semuanya putih. Tidak ada kehidupan disini.
"Apa ini surga ?"Aku sendirian disini, tidak ada orang lain.
Hingga aku melihat seseorang berlari kearahku, berpakaian putih dan memakai topi. Semakin dekat, makhluk itu semakin dan aku tidak bisa bergerak, tubuhku terasa kaku. Dengan jarak yang cukup dekat aku bisa melihat kalau dia tersenyum, tersenyum sangat manis.
"Sehun, kemari " dia bergumam kecil, tapi aku maaih bisa mendengar suara lembutnya. Dia Suzy-ku.
Aku berusaha sekuat tenaga menggerakan seluruh tubuhku, dan berlari sekuat tenaga mengejar cintaku. Tiba - tiba seseorang memeluknya dari belakang, dan seorang bayi di tangan pria itu.
"Perkenalkan, mereka keluargaku " ucap Suzy, mataku membulat saat melihat siapa pria itu. Dia jongin!
"Tidak!! Tidak!!"
"Tidakkkk!!"
Aku membuka mataku dan menatap kesekeliling, aku berada dikamarku seorang diri.
"Mimpi itu lagi! 2 tahun sudah lamanya mimpi itu terus datang ! " Ini tahun kedua setelah Suzy meninggalkanku dan tidak terlihat lagi.
Dan selama itulah aku dihantui dengan perasaan takut yang mendalam, takut jika Suzy dan Jongin menikah, memiliki anak dan bahagia. Itu tidak boleh terjadi! Suzy hanya boleh bahagia denganku, apapun caranya.
"Aku akan menemukanmu " Aku berdiri dari kasurku dan bersiap - siap untuk bekerja.
Aku tinggal sendirian didalam mansion megah milikku, memilih pergi dari rumah orang tuaku. Dan memulai kehidupan baru sendirian, membangun perusahaan ku sendiri dengan susah payah.
30 menit bersiap aku telah memakai setelan jas yang menambah kesan bosku, tentu saja aku memang adalah bos.
Aku melajukan mobilku meninggalkan mansionku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( Author note : biasanya mansion itu lebih besar, tapi karena Auth merasa cocok ya sudah auth pilih yang ini saja kwkwkwkw )
Aku memilih mansion yang jauh dari kota, alasannya sederhana hanya ingin menghindari dari orang - orang munafik.
Sekitar 45 menit aku sudah berada di dalam kantorku, beberapa karyawan menyapaku tapi aku tidak menghiraukan mereka. Aku lebih memilih memasang wajah dingin, atau datar dihadapan mereka.
Setelah Suzy meninggalkan hidupku, aku menjadi kaku, membuat aku tersenyum saja mustahil. Beda dengan diriku yang dulu. Sekarang aku menjadi orang yang tidak berperasaan, bagiku mereka yang terlalu banyak tersenyum adalah orang yang lemah.
Aku duduk di atas kursi kebanggaanku, menatap beberapa file dengan wajah tanpa minat. Seseorang masuk kedalam ruanganku, dia adalah office girl.
Tangannya bergetar saat meletakkan kopi yang dia bawa, hingga setetes mengenai file yang tidak penting bagiku.
"M-maaf tuan " ucapnya.
aku hanya menatapnya dengan wajah datar dan berbicara pelan. "Dipecat " ucapku singkat.
"Tu-tuan maafkan saya, hanya ini perkerjaan saya. Keluarga saya membutuhkan saya tuan " ucapnya mulai menangis, merepotkan.
"Mereka keluargamu, bukan keluargaku" ucapku dingin, dia keluar dari ruanganku dengan bahu yang bergetar. Ck siapa yang perduli.