Vote + Komen
- Happy reading -
-
Suzy menutup matanya lagi - lagi hanya memikirkan bagaimana caranya dia kaluar dari tempat terkutuk itu, Kai sedang memasak makanan kesukaan Suzy.
Kenapa kepalanya sangat sakit, memikirkan semuanya membuat kepalanya sakit. Semua ini terasa begitu menyakitkan, dan gila.
"Aha!!" Teriak Suzy dan pada saat berasamaan pintu kamarnya terbuka.
"Ada apa hem?" Ucap Kai sambil membawa makanan yang dimaksud Suzy, mie instan.
"Tidak, aku hanya teringat sesuatu " ucap Suzy dan dengan lagi - lagi dengan nada manja memuakkan.
"Apa?" Kai mendekati Suzy yang duduk di ayunan yang ada dibalkon kamarnya.
"Katamu kemarin kau ingin mengundang guru untuku, tapi mana ? Kau bohong terus " ucap Suzy dengan nada sok disedih - sedihkan tidak jelas.
"Iya besok akan ku undang untuk mu, sekarang kau harus makan ini dulu ya" ucap Kai membagi dua mie kedalam mangkuk terpisah.
"Janji ya!!" Teriak Suzy dengan semangat lalu menyodorkan jari kelingkingnya pada Kai, Sementara Kai tersenyum lalu menautkan jari kelingking mereka.
"Iya sayang" ucap Kai lembut, lalu menyuapi Suzy. Jika begini buat apa dia membagi mie dalam dua mangkuk_-?
Suzy menerima makanan itu dengan senang hati, sebenarnya dia merasa sedikit berasalah pada pria didepannya ini. Dia terlalu baik, dan terlalu mudah terobsesi dengan sesuatu membuatnya hancur sendiri.
"Setelah ini kau tidur" Ucap Kai sambil terus menyuapi Suzy mie terkadang dia menyuapi ke mulutnya sendiri.
"Baik boss!" Suzy mengangkat tangannya, hormat pada Kai.
"Nah jika begini kan lebih enak sayang, kau menjadi penurut dan aku suka itu " Suzy langsung memaki Kai habis - habisan didalam hatinya.
Kau senang, lah aku menderita apa kau pikir aku ini boneka!! Dasar tolol!
"Mmh..." Suzy hanya membalas dengan bergumam karena mulutnya penuh, Kai menyodorkan susu coklat pada Suzy.
"Aaakk...perutku buncit" ucap Suzy sambil mengelus - mengelus perutnya, lalu naik keatas tempat tidur.
"Tidur lah ya, aku ingin menelpon seseorang dulu " lalu Kai keluar membawa piring kotor tadi.
Tinggallah Suzy sendiri dengan kenangan - kenangan indahnya dulu, tapi hanya dulu. Sekarang semuanya terasa menyakitkan jika diingat lagi
"Masa itu tidak akan pernah aku lupakan..." Akhirnya Suzy menutup matanya, mimpi mengahampirinya sangat cepat.
10 tahun lalu...
Suzy menatap rumah barunya dengan tidak semangat, pasalnya tempat ini terlalu asing dan berpolusi berbeda dengan rumah lamanya yang sangat asri.
"Appa ayo pulang, aku tidak suka disini" Suzy menarik - narik jas appanya dengan geram.
"Sayang jangan ganggu appamu, dia sedang sibuk." Eomma Suzy langsung menariknya untuk duduk di ayunan yang dibawah pohon.
"Eomma ayo pulang, aku tidak suka disini. Terlalu sumpek " Suzy menutup hidungnya, dengan tangan kecil itu.
"Suzy diamlah, kita harus tinggal disini mulai sekarang dan jangan terus merengek " ucap Eommanya tegas, membuat Suzy diam dan menatap ke sekelilingnya.
Mata Suzy terfokus pada anak yang mungkin, sedikit, bisa jadi lebih tua darinya itu. Cowok itu bermain bola basket bersama ayahnya, baju basketnya terlihat kebesaran.
Tanpa sadar Suzy mendekati rumah yang ada disebrang rumahnya itu, menatap Cowok itu dari luar pagarnya. Appa cowok itu tiba - tiba menoleh dan tersenyum, menghampiri Suzy lalu membuka gerbang itu.
"Hei... orang baru ya?" Tanya appanya cowok itu sambil tersenyum, Suzy mendongakkan kepalanya untuk melihat om om itu.
"Iya om!!" Teriak Suzy tanpa sadar, anak cowok yang tadinya hanya fokus ke permainanya jadi menatap Suzy tapi dengan wajah datar dan dingin membuat Suzy takut.
"Ayo masuk, kau bisa bermain dengan Jongin " Appa cowok yang bernama Jongin itu langsung mengendong Suzy kecil.
"Nah Jongin, bermainlah dengannya appa lelah." Ucap appanya lalu meninggalkan mereka berdua.
Suzy mengalihkan pandangannya pada cowok itu, lalu tersenyum kikuk karena tatapan pria itu yang sangat tajam.
"H...hai.." Suzy gemetaran saat mengatakan itu, respon dari Kai hanya tatapan tajam.
Kai hanya menatap Suzy dalam diam dan melanjutkan permainanya, Suzy hanya duduk di lapangan sambil menatapi Kai.
Suzy yang merasa terabaikan mulai menangis sesegukan, dia merindukan teman - temannya yang ada di desa. Rasanya disini terlalu asing dan jahat, Suzy tidak suka!
"Hei kenapa kau menangis? Aku tidak melakukan apapun pada mu " Kai yang melihat itu langsung berjongkok, didepan Suzy.
"Kau jahat, kenapa kau menatapku seperti itu?! Kau tau aku hanya kesepian...hiks... apa kau membenci ku?!...hikss...huaaaa... aku rindu desaku... huaaa..." Suzy berjerit - jerit dilapangan basket Kai.
"Sstt... jangan menangis, aku tidak membenci mu, tapi aku menyukai mu" ucap Kai membuat Suzy diam, dan menatap Kai aneh.
"Ha..?" Suzy menatap Kai bingung.
"Aisss... tidak - tidak " Kai melambai - lambaikan tangannya, Suzy tersenyum karena Kai tidak lagi menatapnya seperti tadi tapi dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang.
Dimulai dari kejadian itu Kai mulai dekat dengan Suzy, setiap dia pulang sekolah dia pasti kerumah Suzy dulu baru kerumahnya.
Mereka juga sering menghabiskan waktu bersama, terkadang main basket, atau main boneka.
Hingga saat itu mereka mengadakan kemping kecil - kecilan, hanya mereka berdua didalam kamar Suzy.
"Suzy-a... apa kau menikah denganku jika aku sudah punya roti sobek?!" Tanya Kai yang saat itu berusia 10 tahun, Kai ingat saat Suzy mengatakan jika dia ingin menikahi pria yang perutnya kotak - kotak.
"Mmm... tentu saja" Suzy tersenyum, dan dari sinilah harapan - harapan gila mulai menghampiri otak Kai.
Back...
Sekarang Kai sudah punya perut kotak - kotak tapi masalahnya, ucapan yang dulu hanya sekedar ucapan tidak berguna dari anak berumur 9 tahun.
Semuanya telah berubah.
- T B C -
-
SORRY FOR TYPO :*
![](https://img.wattpad.com/cover/123599326-288-k807826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Obsession - End ✔
Fiksi PenggemarCinta dan Obsesi itu beda tipis, terkadang banyak orang yang menyalah artikan kedua kata itu. ----