Vote dan Komen- Happy reading -
-
Sehun melangkahkan kakinya di bandara, menjemput calon istrinya. Hufftt dia dijodohkan lagi, dan kali ini dia menerimanya. Karena ingin melihat Suzy cemburu saat nanti melihatnya dengan wanita lain.
Tapi hati memang tidak bisa dipungkiri, 8 bulan kebersamaannya dengan wanita lain tidak mengubah perasaannya pada Suzy. Bahkan hatinya tidak berdebar saat wanita lain dengan lancang mencium bibirnya.
Entah kenapa Bandara hari ini terasa sangat padat, spanduk dimana - mana, reporter dan kamera bertebaran. Bandara sekarang lebih terlihat seperti tempat pemptretan.
"Apa ada orang penting yang akan datang ?" Gumam Sehun sendiri.
"Chagiyaa..." tiba - tiba seseorang langsung memeluknya, dan mencium seluruh wajahnya.
Sehun hanya diam dan menatap calon istrinya dalam diam, nama wanita didepannya itu adalah Irene.
"Ugghh...kau selalu saja memasang wajah seperti itu " ucap Irene dengan wajah imut.
"Mmm" gumam Sehun dan membalikkan badannya.
Irene langsung mengapit tangan Sehun manja, Sehun membiarkan saja hingga matanya menatap spanduk didepannya.
' MODEL TERKENAL BERNAMA BAE SUZY, DATANG KE SEOUL!!"
Sehun menyirit, dan menatap sekelilingnya. Dia baru sadar jika di sekelilingnya banyak spanduk yang bertuliskan hal yang sama.
Tapi anehnya mereka tidak memberikan foto model di spanduk itu, sempat Sehun berfikir jika itu adalah Suzy-nya. Tapi dia langsung mengenyahkan pikiran itu, tidak mungkin Suzy menjadi model, Suzy itu sangat pemalu.
"Sayang, ayoo" Irene langsung menarik - narik tangan Sehun, dengan malas Sehun melangkahkan kakinya.
Wanita ini memang menyusahkan, tidak seperti Suzy ku batin Sehun.
***
Suzy menutup matanya, jantungnya berdegup kencang. Sebelum akhirnya kakinya turun dari pesawat pribadinya, dirinya langsung mendapatkan jepretan kamera disana - sini. Untung saja dia memakai kaca mata hitam, yang tidak memperlihatkan betapa takutnya dia terhadap kota ini.
"Nona Suzy bergaya sedikit "
"Nona Suzy, melambai ke kamera "
"Suzy, saranghae!!"
Mereka terus saja berteriak - teriak tidak jelas, membuat telinga Suzy sakit. Tapi dia melakukannya, memasang fake smile dan melambaikan tangannya anggun ke beberapa kamera.
"Nona, sebelah sini " ucap pria berjas hitam disebelahnya, membuat perlindungan untuk Suzy agar Suzy tetap aman.
"Mianhae nona kami tidak tau jika kabarnya akan sangat cepat tercium oleh publik seperti ini " ucap wanita disebelah Suzy.
Suzy masih memasang senyunnya karena dia tau, banyak kamera yang menyorotnya sekarang.
"Tidak papa, mereka bukan masalah " balas Suzy sambil tersenyum manis.
Semua orang tidak tau, apa yang terjadi dibalik kaca mata hitam itu. Mata Suzy berair menandakan air mata akan mengalir dipipinya, tapi Suzy berusaha sekuat tenaga untuk menahan air mata itu.
Dia sangat ingat bagaimana 2 tahun lalu, dia dan Kai berlarian di bandara ini. Tidak membawa barang apapun, kecuali sebuah kartu yang isinya tidak banyak milik Kai.
Sangat ingat bagaimana derasnya air mata yang turun dari pipinga dulu, dan bagimana usahanya hingga saat ini."Nona ayo " Lamunan Suzy buyar saat suara bodyguard itu menyapa telinganya.
Suzy hanya mengangguk, dan masuk kedalam mobil. Dia duduk dikursi penumpang sendirian, sementara yang lain naik mobil khusus.
Suzy melepaskan kaca matanya, menarik nafas dalam - dalam dan mengusap matanya yang berair. Dia tidak menangis, tapi dia lebih memilih melamun sambil menikmati wine miliknya.
Lalu Suzy melihat jadwalnya, banyak sekali. Bisa sikatakan full, Suzy menghela nafasnya. Kenapa dia bisa terjebak di negara ini lagi ?
"Pameran busana?" Tanya Suzy pada dirinya sendiri.
□□□
07.00 am
SeoulSuzy sudah siap dengan gaun putih keemasnnya.
Make up yang tidak terlalu tebal, semuanya tampak begitu naturan. Yah walaupun belahan dadanya terlihat, tapi Suzy suka saat melihat dirinya dipandangi dengan tatapan nakal dari pria.
Toh hanya tatapan kan.
"Nona saatnya anda" Suzy lagi - lagi menghembuskan nafasnya sebelum berbalik, dan tersenyum manis pada wanita yang tampak seperti pelayan itu.
"Baiklah " ucap Suzy lalu melangkah kakinya.
Baru beberapa jam dia di Seoul tapi langsung mengikuti pemeran busana, betapa buruknya nasibnya. Suzy berjalan dengan percaya diri dan tibalah dia di panggung berbentuk memanjang, dan membantuk huruf Y.
Sizy kembali melangkah, dan langsung mendapatkan jepretan kamera. Suzy bergaya disana - sini memperlihatkan gaun yang dia pakai dan sesekali tersenyum manis sangat manis, dia bahkan benci dirinya yang penuh dengan kepura - puraan seperti sekarang.
Suzy berjalan semakin kedepan, ke arah kanan dan matanya langsung bertemu dengan seseorang membuat Suzy terkejut, orang itu sama terkejutnya dengan Suzy . Seseorang yang sangat dia rindukan, orang itu menatapnya dengan tatapan yang sama. Rindu.
Suzy berhenti bergerak, tatapannya hanya auto fokus pada pria yang duduk di kursi merah paling depan tersebut. Tapi hati Suzy sakit melihat tangan wanita yang mengengam tangan pria itu.
Pria itu Oh Sehun.
Dengan sekuat tenaga Suzy menguatkan hatinya sendiri, melangkah kakinya lagi dan berjalan dengan alegan dan terkesan sombong. Padahal sekarang hatinya menjerit - jerit ingin segera menangis.
Kenapa, kenapa kau muncul di depanku lagi ?
°•○●□●○•°
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Obsession - End ✔
FanfictionCinta dan Obsesi itu beda tipis, terkadang banyak orang yang menyalah artikan kedua kata itu. ----