Ke-3: Son of The Dragon

6.5K 224 96
                                    

PAGI itu juga, dia meninggalkan penginapan itu. Bisa dibilang, Layla itu adalah pengembara. Atau perantau. Yang mana saja sama. Misinya satu, untuk menghancurkan Malefic Energy. Energi tersebut akan membuat orang yang memilikinya sangat berbahaya, agresif, ganas, dan tidak sadarkan diri. Karena energi tersebut, kota tempat tinggalnya hancur berantakan. Untungnya ada ayah Layla yang menemukan cara untuk menyerap kekuatan energi tersebut ke dalam sebuah senjata. Senjata itu ditempa dari besi magis yang ada di perut bumi. Tapi sayang, terjadi kecelakaan pada ayahnya dan kemudian dia meninggal akibat kekuatan yang diserap ke senjata yang ditempanya. Pada akhirnya, Layla menemukan senjata itu dan dimulailah perjalanannya mengarungi dunia untuk menghancurkan energi tersebut bersama senjatanya. Senjatanya berukuran besar, mirip dengan meriam. Dan nama senjata itu adalah Malefic Gun.

"Terima kasih," kata Layla kepada resepsionis. Lalu dia berjalan keluar dari penginapan itu setelah dia memberi beberapa keping perak kepada resepsionis tersebut. "Jadi..," Layla melihat - lihat sekitar, ".. Land of Dawn ke arah mana ya?".

Selama ini dia selalu berkelana menuju barat. Entah kenapa, dia merasa harus menuju ke sana, meski dia tidak tahu apa yang akan menantinya. Dalam perjalanannya melaksanakan misi ayahnya, dia telah bertemu banyak orang berbahaya, yang memiliki kekuatan aneh. Semakin jauh perjalanannya ke barat, semakin banyak yang dihadapi. Dan tambah aneh pula musuhnya. Dia menghabisi mereka dengan senjatanya yang dapat menyerap energi jahat dan, mereka kembali sadar. Ya, meski agak cedera. Kali ini pun Layla merasa lebih baik terus mengikuti arah tersebut.

"Ya sudah, ke barat aja lagi deh".

Layla berjalan untuk melihat adakah peternakan yang menjual kuda. Dalam perjalanan menuju kota ini, kuda yang sudah dibelinya mati ketika dia diserang oleh segerombolan minions. Sejenis makhluk kecil aneh dengan telinga runcing yang rakus. Memakan apa saja. Dan hanya bisa berkata, "Uhh, uhh!". Serangan tersebut terjadi tiba - tiba. Kaget, Layla terjungkal dari kudanya yang meringik ketika sebuah panah menusuk kaki kuda malang tersebut. Tak berselang satu detik, tiga minions menyerbu kuda yang sulit untuk berlari itu. Meski kecil, tubuh mereka gempal. Jadi ya, lumayan. Tak lama kemudian kudanya sudah menjadi sate. "Uhh! Uhhhh!!" para minions merayakan buruannya. Layla marah, karena itu berarti dia harus berjalan kaki membawa senjata yang lumayan berat miliknya. Layla berdiri, dan membidikkan senjatanya ke arah minions yang berkumpul di kudanya yang telah ko'it.

"Hey, jelek!" ejek Layla kapada para minions, sementara senjatanya mulai menyerap energi berwarna kebiruan.

"Uh??" para minions melirik pada Layla yang geram. Dan,

Blarr!

Laser biru menerobos ke depan, tidak menyisakan apa pun di depannya, termasuk kudanya juga. Kepulan asap keluar dari moncong senjatanya. Layla menutup mata, lalu mengambil nafas dalam - dalam, dan berteriak, "MASA HARUS JALAN KAKI SIHH??!!!!".

"Mbak?"

"Eh?" Layla terbangun dari lamunannya. Dia melihat pemuda berpakaian zirah aneh berwarna hijau, dengan rambut panjang diikat ke belakang. Pemuda itu menuntun kuda di belakangnya, dan sebuah tombak terlihat dari balik punggung pemuda tersebut. "Ada apa, ya?".

Pemuda itu menarik nafas lega. "Akhirnya ada yang mau di ajak ngobrol". Pemuda itu tersenyum. Sedangkan Layla mengerutkan alisnya dan hendak berkata 'Hah?' sebelum pemuda itu mengulurkan tangannya, "Nama gue Zilong," katanya ramah, "salam kenal".

Layla tidak habis pikir, kenapa dia mau menemani pemuda itu untuk duduk di bawah pohon yang agak jauh dari keramaian. Zilong, namanya. Aneh banget, pikir Layla. Orang mana sih dia?

"Ehem," Layla memulai percakapan, ".. Jadi, apa maksud kamu pas bilang akhirnya ada yang bisa di ajak ngobrol?"

Zilong memerhatikan kudanya yang sedang memakan rumput dengan tenang , tidak menanggapi. Anjir, dikacang'in, pikir Layla.

Land of Dawn: Mobile LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang