"ANEH," gumam Gatotkaca. "Daku tidak bisa terbang lebih dari sepuluh detik di tempat ini," Gatotkaca mengelus janggutnya pelan.
"Ya, ya, aku juga hanya bisa mengeluarkan dua tiruanku, aneh," sahut Sun yang berdiri di sebelah Gatotkaca.
Gatotkaca berdehem pelan. "Daku merasa kekuatanku menghilang saat memasuki tempat ini."
Sun mengangguk. "Ya, salah satu teman mansionku juga berkata, kalau orang seperti kita akan dikurangi kekuatannya hingga setara dengan yang lain," jelas Sun. "Dia juga mengetahui tentang khayangan, seorang perempuan yang bernama Freya."
Seperti kita? Gumam Gatotkaca.
"Sepertinya daku mengerti kenapa kita berdua disebut metahuman oleh CS," ujar Gatotkaca. "Menurutku, itu adalah sebutan lain bagi orang dengan kekuatan berlebih, dan tempat ini membatasi kekuatan mereka agar mereka sama kuatnya dengan orang dengan kemampuan yang lebih rendah," Gatotkaca menyilangkan kedua tangannya di dada, membuat otot tangannya semakin terlihat jelas dibalik kaus putih polos yang dia gunakan.
"Sama rata, ya?" sahut Sun.
"Sepertinya begitu."
"Lalu, apa kau akan menghubungi Ashura soal ini?"
Gatotkaca memejamkan matanya. "Tentu."
"Bagaimana caranya?" tanya Sun lagi, seakan menginterogasi.
Gatotkaca terdiam sejenak, memikirkan apa-apa yang sudah didengarnya. "Aku mungkin bisa terbang seperti biasanya jika keluar dari tempat ini."
Sun menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa."
"Kenapa?"
"Karena salah satu orang dari peran fighter pernah mencoba untuk kabur, dan, orang tersebut terlihat kembali tadi di ruang makan," jelas Sun. "Sepertinya CS tidak akan membiarkan kita pergi dari tempat ini."
"Hahh.." Gatotkaca menghembuskan nafas lewat mulutnya. "Tapi setidaknya kita telah menemukan dalangnya, si lelaki bertopeng itu, CS," ujar Gatotkaca pelan.
"Jadi sekarang..?" tanya Sun pelan.
"Kita ikuti permainan dia," jawab Gatotkaca.
Sun mendengus. "Yah, mau bagaimana lagi 'kan?"
Gatotkaca melihat hutan tempat dia datang tadi pagi. Bertanya-tanya, apakah dia memang tidak bisa pergi dari tempat ini?
Lalu, Gatotkaca membuka gerbang utama Land of Dawn dan masuk kembali bersama Sun.
Mereka berdua berjalan menuju gedung aula yang juga sekaligus ruang makan di lantai dua. Yah, meski mereka berdua belum tahu apa yang ada di lantai ketiga.Mereka berjalan ke sisi gedung tersebut dan begitu melewatinya, terlihat tujuh gedung lain. Enam mansion sesuai jumlah peran yang ada, dan juga satu gedung tinggi yang disebut sebagai markas.
"Aku kembali ke kamarku dulu," Sun berjalan ke arah mansion pertama dengan lambang pedang.
Gatotkaca mengangguk, lalu berjalan perlahan sambil menunduk ke mansion dengan lambang tameng. Mansion peran tank. Mansionnya.
"Hai Grock, membaur dengan alam lagi?" tanya Gatotkaca ke batu yang memiliki tubuh layaknya manusia, dengan punggung berlumut yang lebih tinggi dari kepalanya. Batu itu sedang duduk bersila disebelah sebuah batu yang sama besarnya.
"Grock nyaman di luar," jawab batu itu dengan suara berat. Cara dia mengucapkan setiap katanya membuat dia terdengar seperti anak kecil.
Yang Gatotkaca dengar dari batu berjalan itu adalah, bahwa dia mengecil dari ukuran yang sebenarnya. Grock, si batu berjalan itu mengaku bahwa ukurannya sebesar sebuah kastil kecil karena dia berasal dari kaum Titan. Tapi begitu dia memasuki Land of Dawn, ukurannya tidak berbeda jauh dengan Gatotkaca dan seorang lelaki gemuk dengan janggut lebat berwarna merah. Gatotkaca tahu karena kamarnya dan kamar Grock bersebelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Land of Dawn: Mobile Legends
Fantasy[Buku Ke-1] Tentang keinginan, dan cara mendapatkannya di Land of Dawn.. *Mobile Legends by Moonton Game Developer