Ke-10: Karatan

2.9K 130 101
                                    

DIA sering berpikir bahwa kehidupan kadang tidak adil. Atau mungkin terlalu tidak adil.

Ada orang yang bisa menyelesaikan masalahnya dengan sangat mudah, ada yang sangat kesulitan dengan masalahnya. Perbedaan dalam kasta kehidupan memang wajar. Si miskin dan si kaya saling membutuhkan. Begitupun dengan si kuat dan si lemah. Hanya saja, dia merasa bahwa peran yang dimilikinya benar-benar tidak adil. Mengapa dia yang terpilih diantara sekian banyak manusia lainnya? Kenapa harus? Mengapa?

Pikiran itu selalu merasukinya. Membuatnya ingin menjadi sesuatu yang bukan dirinya. Meskipun begitu, dia mencoba untuk menikmatinya. Dia bisa merasakan angin berdengung di telinganya. Melintasi awan. Dan dianggap sebagai pahlawan.

Dia sedang berjalan di dalam hutan, sambil memperhatikan sekitarnya. Pepohonan yang tinggi dan lebat membuat cahaya matahari tidak bisa menghangatkan tanah yang lembab.

Setelah lama berjalan, dia lalu tiba di sebuah tempat yang tersembunyi di dalam hutan. Bangunannya terlihat tradisional, namun luas. Dindingnya berupa kayu, begitupun lantainya.

Begitu lelaki kekar itu masuk, dia disambut oleh beberapa orang. Mereka membungkuk hormat, begitupun lelaki itu. Dan, mereka lalu berbincang-bincang santai. Sambil tertawa sekali-kali.

Mereka berjalan melalui lorong-lorong hingga tiba di sebuah tanah lapang di bagian belakang gedung tersebut. Lelaki itu lalu ditinggal oleh orang yang tadi menyambutnya.

Lelaki kekar itu melepas hiasan kepalanya yang berupa gelung rambut. Padahal itu bukan gelung, melainkan makutha yang dibuat dengan bentuk gelung. Rambutnya pendek rapih, dan dengan janggutnya dia terlihat dewasa.

(Ket: Gelung dan makutha adalah jenis hiasan kepala dalam perwayangan. Cek Google)

Lelaki itu mulai merenggangkan tubuhnya, memutar tubuhnya ke kanan dan kiri. Melemaskan kepala, menggerak-gerakkan tangan dan kakinya. Dia lalu menekan tombol sebuah radio di sampingnya. Radio itu menyala, sedangkan lelaki itu bersiap-siap. Sepertinya hendak berlatih diiringi lagu. Biar semangat.

Lalu, terdengar alunan musik yang menggetarkan jiwa, meluluhkan raga, menggelorakan semesta sampai ke luar angkasa. Lelaki itu tidak kuasa menahan tubuhnya untuk mengikuti alunannya.

Dia pun ikut bernyanyi...

Baby shark doo doo doo doo doo doo
Baby shark doo doo doo doo doo doo
Baby shark doo doo doo doo doo doo
Baby shark!

Eh??

Lelaki itu menyadari bahwa dia telah salah memutar lagu. Dia menepak jidatnya lalu memencet radionya lagi.

Dan, lelaki itu berlatih diiringi lagu anime kesukaannya, Fairy Tail. Dia memukulkan tinjunya secara teratur. Menendang. Dan push up menggunakan satu tangan dengan badannya yang terangkat ke atas. Dia meloncat, mengelak, berguling di tanah, menabrak sebuah pohon, lalu melihat sekitarnya.

Mencoba menjadi ninja.

Lagu itu berakhir, dan dia menghembuskan nafasnya pelan disertai kedua tangannya yang melakukan gerakan di depan dadanya.

Detik berikutnya, dia melihat seorang lelaki tua di belakangnya. Sedang memperhatikannya.

"Gatotkaca..," kata lelaki tua itu, ".. You terlihat very stupid," jelasnya sambil mengelus janggut putihnya yang panjang.

Land of Dawn: Mobile LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang