Ke-22: Jantung

1.5K 103 78
                                    

BLAST!

Saat kedua senjata mereka beradu, angin berhembus hebat. Mereka bertarung dengan cepat. Tidak tahu  siapa yang menyerang dan siapa yang bertahan. Mereka berpindah-pindah lokasi dengan cepat. Terlihat seperti dua cahaya merah yang berlalu dengan cepat.

Sekalinya mereka terpental atau jatuh, pepohonan tumbang dan tanah tergerus. Mereka langsung bangkit begitu jatuh. Seakan rasa sakit mereka dihilangkan.

"Apa-apaan ini?!" CS terdengar riang. "Seharusnya dari dulu aku tidak harus menggunakan sistem level agar kekuatan kalian tidak terkekang!" kali ini terdengar lebih histeris.

Alucard dengan tangan kanannya yang mengeluarkan energi merah darah, dan sabit Ruby yang juga demikian. Pertarungan mereka disimbolkan dengan darah.

Ruby berlari diiringi angin dengan sabitnya yang terangkat, hendak memotong Alucard menjadi dua.

Namun Alucard meloncat dan berputar di udara saat sabit itu melesat menuju pinggangnya, dan berhasil menggoresnya. Saat di udara Alucard memutar pedangnya dan berhasil mengenai punggung Ruby.

Mereka terjatuh di tanah berbarengan, dan berdiri lagi.

Nafas mereka tidak beraturan. Penampilan mereka berantakan. Darah berjatuhan. Tapi pemenangnya belum ditentukan.

"Heahh!"

Alucard melempar pedangnya yang dilapisi energi merah sekuat tenaga ke arah Ruby, berhasil dihindari namun menyebabkan pepohonan bertumbangan. Lelaki itu melesat ke Ruby dan saat tangan besinya mengenai wajah Ruby, angin berhembus kencang seakan keluar dari punggung Ruby.

Namun Alucard ikut terpental  bersama Ruby ke pepohonan, karena Ruby menggenggam tinju Alucard.

Mereka menabrak pohon dan berguling di ranah berbarengan. Hingga Ruby menghujam tanah dengan kakinya dan memperlambat laju mereka. Lalu dengan kedua tangannya, dia membanting Alucard ke tanah, membuat tanah tersebut remuk ke bawah.

Ruby menduduki dada Alucard, dan memukul wajah lelaki itu berkali-kali. Membuat remukan tanah itu semakin dalam dan dalam.

Detik berikutnya, dari remukan tanah yang hampir seperti lubang itu mengeluarkan ledakan energi merah yang membuat Ruby melayang dan jatuh dengan kasar.

"Uhh.." desah Ruby.

Alucard berdiri dari lubang tersebut secara susah payah. Dia berjalan ke arah Ruby dengan hidung berdarahnya. Jalannya tertatih-tatih. Dan energi merah kelam dari tangan kanannya berangsur-angsur menghilang.

Ruby berusaha melawan rasa sakit dan berdiri. Penampilannya tidak jauh berbeda dengan Alucard; hancur berantakan. Sedangkan sabitnya entah ada dimana.

Mereka berdua berjalan sambil mendekat, tampak seperti mayat yang kembali hidup. Nafas mereka sama-sama kesulitan.

Ketika jarak mereka dekat, Ruby mengangkat tinjunya dan memukul dada Alucard sebisanya. Alucard goyah dan hampir terjatuh, namun berhasil menyeimbangkan kembali tubuhnya.

Ruby mendorong Alucard dengan kedua tangannya, namun punggung Alucard menabrak pohon dan Ruby juga menabrak dadanya.

Di ambang batas, mereka berdua terjatuh duduk. Alucard seperti bersandar di pohon besar tersebut dengan Ruby di dekapannya. Dengan bulan penuh yang bersinar di langit malam.

Tidak ada yang mereka ucapkan. Yang keluar dari mulut mereka hanya nafas yang memburu.

CS pun tidak berkata-kata.

"Kenapa..," Alucard mencoba berkata dengan susah payah, ".. lo pengen banget menang, hah?"

Ruby tidak mendengar suara Alucard. Yang dia dengar dengan jelas adalah detak jantung Alucard. Terdengar perlahan dan teratur. Menenangkan.

Land of Dawn: Mobile LegendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang